chapter 1

22.7K 870 186
                                    


Selamat membaca...
Semoga kalian suka...
Ini karya ku yang pertama...jadi harap maklum kalo nggak bagus😁
Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk ngebuat cerita supaya nggak ngebosenin...

Satu lagi...
Aku harap kalian bukan hanya sekedar menjadi pembaca...
Semoga kalian berkenan meluangkan waktu untuk nge- votement cerita ku ini....yah walaupun ceritanya nggak seberapa...tapi aku harap kalian mau yaa...aku butuh banget dukungan dari kalian...karna apa? Karna itulah yang jadi semangat aku buat nulis ke chapter selanjutnya.... Kalo cuma dibaca aja, tapi gak ada yang vote atau komen...aku jadi kurang semangat... Tapi kalo kalian vote dan komen cerita ini...aku jadi punya penyemangat buat nulisnya...aku jadi punya tanggung jawab yang harus aku penuhin....demi kalian. Iya kalian❤.

Ditunggu vote dan komen dari kalian... Akan selalu terbuka kok buat kalian.....
Semoga kalian nggak bosen sama ceritanya...😊😊

SALAMSAYANG,
OCHI🐮🐮🐮

***


KRING...!!!
Bel baru saja berbunyi. Seperti biasa, Aura, Safa, dan Riri menunggu jemputan di pos satpam.

Mereka berjalan menyusuri koridor. Keheningan yang terjadi di antara mereka , tiba tiba dipecahkan dengan kata-kata Riri.

"Jangan lupa ya guys, ntar malam datang ke acara party gue!" Riri kembali mengingatkan. Sekedar informasi -hari ini Riri dan Duta merayakan anniversary ke 1 tahun mereka. Untuk itu, nanti malam mereka akan mengadakan party. Bukan party sih, Lebih tepatnya acara makan-makan. Mereka mengundang teman-teman terdekat, termasuk Aura dan Safa.

Aura dan Safa saling memandang satu sama lain sebelum akhirnya menatap Riri  dengan tatapan malas. Entah sudah berapa kali hari ini Riri mengingatkan mereka, seakan mereka akan lupa jika ia tidak terus menerus mengingatkan nya.

"Iya-iya... Perasaan lo udah berapa kali deh ngomong itu. Dari tadi itu terus yang lo omongin. Nggak ada yang lain apa?! Bosen gue dengernya. Tenang aja, gue nggak akan lupa kok. Jadi, nggak usah diingetin terus! ." protes Safa kesal.

Mendengar jawaban Safa, Riri tersenyum samar. Lalu, mengarahkan pandangannya ke arah lain. Aura. Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Riri yang pertama kali menyadari hal itu, segera  memberi kode kearah Safa dengan cara menyenggol lengannya.

Safa yang memahami maksud Riri, segera mengarahkan pandangannya ke Aura yang kemudian diikuti oleh Riri.

"Daarrr..." Safa menepuk bahu Aura. Yang berhasil  membangunkan  Aura dari lamunannya.

Aura menoleh, menatap Safa dengan tatapan sinis.

"Bisa nggak sih nggak buat orang jantungan?!!" Katanya dengan nada tinggi.

"Iya-iya sory, abisnya lo ngelamun aja sih dari tadi. Kenapa?" Komentar Safa yang memberikan seulas senyuman diakhir kalimatnya.

" Mikirin apa sih Raa? Sampek segitu nya" Riri dibuat penasaran.

"Iyaa, kepo gue." Safa tak mau kalah.

Tak ada jawaban. Yang ada hanyalah keheningan.

Riri dan Safa terus mamandangi Aura. Berharap mereka mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan itu. Dan Aura mau menceritakan masalah yang sebenarnya.

Aura menatap kedua sahabatnya itu dengan penuh keraguan. Disatu sisi dia ingin sekali menceritakan apa yang menjadi pikirannya selama ini, tapi di sisi lain ia meragukannya.

Niatnya itu kembali diurungkan, mengingat kedua sahabatnya itu tidak bisa menjaga rahasia. Alias ember. Jangankan memberi solusi atas masalahnya itu, menjaga rahasianya agar tidak menyebar saja tidak bisa. Ishh..dasar.

"Kepoo.." Jawabnya singkat.

" O..gitu. Nggak mau cerita- cerita lagi sama kita?? Oke gapapa." Kesal Riri karna Aura memilih untuk tidak menceritakan masalahnya kepada mereka.

"Ohh...gue tau apa yang Aura lamunin." Kata Safa, sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya. "Hari ini kan Aura sama Roy anniv. Pasti dia flashback deh. Ya kan?"Tebak Safa,seperti mengetahui pikiran Aura.

Kata-kata Safa berhasil membuat wajah Aura memerah - yang secara tidak langsung sudah membenarkan kata-kata Safa barusan.

Di sisi lain, Riri berusaha memahami kata-kata Safa yang sejak tadi tidak bisa dimengertinya.

Hingga keheningan yang terjadi diantara mereka lagi-lagi berhasil  dipecahkan oleh teriakan Riri yang sontak membuat mereka terkejut.

" Oiyaa.. Gue baru ingettt...kalo nggak putus, hari ini Aura sama Roy juga anniv kan??"  Kata Riri semeringah yang baru saja memahami kata-kata Safa.

Aura dan Safa menatap Riri kesal. Lagi-lagi teriakannya berhasil membuat  telinga mereka berdengung. Namun hanya beberapa detik di rasakan Aura, karena detik berikutnya telinganya tidak merasakan dengungan itu lagi, melainkan berganti dengan raut wajah yang terlihat  semakin kesal.

"Ya kan Raa?" Tanya Riri meminta kepastian.

Aura hanya diam. Tak menjawab sepatah katapun dari pertanyaan yang diajukan Riri barusan. Hatinya terasa panas. Rasanya ia ingin sekali menampar mereka berdua, tapi tidak bisa.

Sosok Roy kembali teringat dipikirannya karna mereka berdua. Bukannya membantunya untuk melupakan Roy, mereka justru membuatnya semakin teringat akan Roy.

Riri yang menyadari kemarahan Aura, dengan cepat ia mengambil tindakan yang memang seharusnya dilakukan yaitu meminta maaf.

"Iya-iya maaf, gue udah ngingetin lo tentang Roy. Sory yaa...gue nggk bermaksud kok. Maafin gue ya Raa," Katanya menyesali perkataannya.

" Apaan sih..!!"Kata Aura sewot. Kemudian berjalan mendahului.

" Raa..tunggu.Gitu aja ngambek." Kata Riri seraya mengejarnya, kemudian diikuti oleh Safa.

***

Makasih buat yang udah baca, maaf kalo ngebosenin :)
Ditunggu yaa vote dan komennya.
See you in the next chapter :)

SALAMSAYANG,
OCHI🐮🐮🐮

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang