Chapter 60 - Rencana Pembunuhan

Start from the beginning
                                    

"Aku mau pulang!"

Sepasang mata musang sang kaisar sontak terbuka lebar dengan rahang mengeras saat sosok menawan yang tadi masih berbaring membelakanginya, sekarang tiba-tiba saja sudah duduk dan menatapnya tajam dengan mata yang terlihat sembab dan juga membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak ingin sang kaisar dengar sampai kapan pun.

"TIDAK! Rumahmu adalah tempat aku berada! Kau tidak akan pernah pergi selangkah pun dari Istana Apollo!"tolak sang kaisar telak dengan tangan yang langsung mencengkram erat kedua bahu ramping yang terasa begitu tegang itu.

Kepala berambut hitam panjang itu menggeleng kuat, wajah menawan yang sudah membuat sang kaisar jatuh cinta hingga melupakan semua akal sehatnya itu terlihat begitu pucat. "Anda salah, Yang Mulia Jung. Ini bukan rumahku! Apollo tidak akan pernah menjadi rumahku karena aku hanyalah tamu di tempat ini!" Jaejoong membantah ucapan tegas sang kaisar dengan sama tegasnya. "Biarkan aku pulang ke Arthemis. Ke tempat dimana aku tidak akan dipertanyakan dan akan selalu dihormati karena statusku yang jelas!"tuntut Jaejoong dengan sorot mata penuh tekad.

Amarah berkobar dalam hati sang kaisar saat mendengar setiap kalimat tajam yang keluar dari bibir merah namja cantik yang keras kepala dan tidak mungkin akan memaafkannya begitu saja. Dia tahu Jaejoongie-nya yang keras kepala ini sedang menuntut janji dan sumpah darinya. "Apollo bukan rumahmu? Baik! Jika begitu aku akan menjadikan Apollo sebagai rumahmu! Kau akan mendapatkan gelar permaisuri itu begitu aku menyingkirkan Lee Saera dan juga semua pengikut Menteri Lee secepatnya!"janji sang kaisar tegas tanpa menyadari jika sepasang mata pangeran nakal yang digilainya itu sudah mengerjap senang.

"Aku tidak mau janjimu itu, Yang Mulia."tolak Jaejoong langsung, sama seperti yang dilakukan Yunho tadi pada tuntutannya. "Kumohon izinkan aku pulang ke Arthemis secepatnya!"pintanya lagi dengan nada memaksa.

Dengan gerakan kasar yang berselimut ketakutan dalam hatinya, Yunho menarik kuat tubuh Jaejoong hingga terduduk dipangkuannya. Tanpa peduli pada pekik kecil pangeran nakal yang mungkin terkejut dengan gerakan tiba-tiba itu, Yunho langsung melabuhkan bibirnya diatas bibir merah yang baru saja akan kembali berdebat dengannya. Diciumnya bibir atas dan bawah Jaejoong bergantian dengan gerakan lembut yang disertai gigitan-gigitan kecil yang biasanya selalu bisa membuat pangeran nakal itu mengerang dan mendesah pelan.

"Ughh...Ahmm..." Jaejoong mengerang pelan sambil merapatkan tubuhnya dengan tubuh besar sang kaisar yang terasa panas dan menguarkan aura berkuasa yang selalu disukainya.

"Milikku! Hanya milikku..."geram sang kaisar dengan nada rendah sambil kembali mencium lembut bibir merah pangeran nakal yang sepertinya mulai terlena.

Selama beberapa saat Yunho tidak melepaskan pangutan bibir mereka yang menyatu meski Jaejoong tidak membalas ciumannya tapi Yunho tahu namja cantik itu mulai terangsang karena jemari lentik itu tanpa sadar sudah melingkar disekelilingi lehernya. Sengaja lidah sang kaisar menggoda bibir yang terus terkatup rapat itu hingga pangeran nakalnya mendesah pelan dan akhirnya membuka mulutnya, membiarkan kaisar muda yang penuh gairah itu menikmati rongga hangat dan juga lidah kecil yang selalu sanggup membuatnya terbuai.

Dengan enggan Yunho menghentikan ciumannya karena bagian selatan tubuhnya mulai mengeras dan dia tidak mau melakukan apapun dengan Jaejoong sebelum semua masalah diantara mereka selesai. Kedua tangannya menangkup lembut wajah sang pangeran Arthemis yang sedang menatap sayu padanya dengan bibir yang berkilat karena ciuman mereka tadi.

"Kau tidak akan pernah pergi kemana pun, Kim Jaejoong! Akan kukejar dan kucari kau dimana pun itu jika kau berani pergi selangkah pun dariku, nae sarang. Kau itu hanya milikku! Kalau perlu akan kusingkirkan semua orang yang mencoba untuk menyakitimu! Percayalah, apa yang terjadi hari ini tidak akan terulang! Aku bersumpah demi Apollo dan semua rakyatku, kau akan menjadi Permaisuri Jung sebelum tahun ini berlalu!" suara sang kaisar terdengar parau walaupun sepasang matanya tampak memancar kesungguhan.

APOLLO AND ARTHEMISWhere stories live. Discover now