TWENTY NINE : THE HEART

Start from the beginning
                                    

"Dia apa kamu yang seneng?" Ledek Alfa sambil terkekeh.

"Yeee, ge-er banget sih. Gue tuh mau beli pake duit gue buat dia."

"Ooh, jadi ceritanya Lo mau beliin buat adek gue? Ya pasti seneng lah, orang yang beliin kakak iparnya juga."

Plak!

"Ngomong apa barusan?!"

"Ssshh.. sakit, Ra." Alfa mengusap-usap lengannya sambil meringis kecil.

"Sukurin!" Dara membuang pandangannya dari Alfa dan saat itu juga ia mendapati Mega dengan bibir yang melengkung keatas, Mega tersenyum.

"Fa Fa Fa! Liat deh, Mega senyum!" Ucap Dara histeris seraya menepuk-nepuk bahu Alfa.

"Kenapa sih? Biasa aja kali. Kaya liat apa aja Lo."

Dara berdecak sebal sebelum kembali tersenyum dan mengubah posisinya menghadap Mega dengan sedikit berlutut.

"Itu tandanya Mega udah mulai ngerespons." Dara beralih menatap Alfa, dengan sorot mata sinis. "Lo tuh seharusnya seneng! Gue aja yang bukan siapa-siapa seneng." Kemudian ia kembali menatap Mega. "Ga.. Kakak seneng deh kamu bisa senyum juga, kakak beliin eskrim mau ya? Soalnya Kak Alfa lagi ngga punya duit, eh bukan deng, lagi pelit! Iya lagi pelit. Kita beli eskrimnya berdua aja ya, Kak Alfa biarin aja sendiri."

Alfa menaikkan satu alisnya.

Dara beranjak dari posisinya kemudian menggeser Alfa hingga lelaki itu tak lagi memegang kursi roda.

"Minggir minggir!" Ucap Dara lalu mendorong kursi roda itu kearah taman.

Bukannya kesal, Alfa justru mengukir senyum dibibirnya. Matanya tak henti memancarkan makna cinta yang teramat dalam. Gadis itu, memang benar seperti parasnya, cantik dan menawan, hatinya pun demikian serupa. Untuk pertama kalinya, Alfa tak bermain-main soal perasaan, belasan wanita sudah ia taklukkan dan hanya satu yang dapat menaklukkannya, ialah perempuan diluar belasan perempuan itu.

Disaat wanita lain cukup satu kedipan mata, bahkan seribu rayuan pun nggak bisa buat Lo jatuh ke hati gue, Ra.

Lo beda.

Gue akan jadi orang pertama yang bakal milikin Lo.

Dan Lo akan jadi orang terakhir yang milikin cinta gue.

Selamanya.

***

"Asik banget kayanya, sampe lupa sama yang disini." Ucap Alfa kala baru tiba didekat kedua perempuan yang tengah asik menikmati eskrim.

Alfa melihat jelas, Dara tak merasa jijik sedikitpun untuk membantu membersihkan mulut Mega yang belepotan. Dan lagi, Alfa kembali berdecak kagum.

"Kalo ngomong tuh dijawab kali mbak."

"Ga? Kamu denger ada suara orang ngomong nggak? Tapi nggak ada orangnya. Kok taman ini nyeremin ya." Dara berakting ala-ala syuting film horor.

Dara celingak-celinguk seolah mencari-cari sumber suara yang sebenarnya sudah diketahui asalnya.

"Dih, Beneran nyeremin." Ucap Dara lalu mendekatkan eskrim ke mulutnya, berniat memakannya. Namun dengan pikiran jahilnya, Alfa langsung memakan eskrim itu sebelum sampai di mulut Dara yang hanya berjarak sekitar 1 cm lagi.

Dara tersentak. Ia membelalakkan matanya, jantungnya seketika seolah berirama ratusan kali lebih cepat. Hanya sedetik, bisa membuat Dara diam membeku.

Alfa menyeka mulutnya.

"Enak." Ucapnya sambil manggut-manggut santai.

Sementara Dara masih dalam posisinya. Diam mematung.

"Woi!" Teriak Alfa tepat ditelinga Dara lantas membuat gadis itu tersadar. "Tuh kan, kamu tuh jangan kaku banget dong."

Kamu?

Ya Tuhan.. nih orang beneran pengen gue bacok apa ya! Pliss, jantung guee, astaga.

Dara menggigit bibirnya menahan gemetar yang semakin tak karuan.

Alfa beralih duduk di dekat Dara dengan merangkul bahu perempuan itu, membuat pandangan keduanya bertemu.

"Gue seneng Lo bisa baik gini sama Mega. Makasih ya." Alfa mengacak-acak gemas puncak kepala Dara, membuat pipi gadis itu bersemu merah.

Alfa kemudian beralih mendekati Mega dan mengelus lembut kepala Mega kemudian melangkah ke belakang kursi roda dan memegang handle.

"Jalan lagi yuk?" Alfa menoleh kearah Dara dan dibalas anggukan kecil oleh gadis itu.










Give your voment guys!!!

Mendung Jangan Pergi Where stories live. Discover now