ONE : SUCKS

265 24 2
                                    

Sucks

Hanya gadis yang berjiwa besar seperti Dara yang mampu menahan diri dari godaan menyebalkan seorang sahabat✍

❣❣

Author

"Yaampun Ra, apa susahnya sih buat jujur? Alfa itu spesies yang hampir punah! Ganteng, tinggi, dada bidang, kulit putih, aaaah pokoknya debest lah! Dan satu lagi nih ya," Mika mendekatkan dirinya ke gadis itu, ia seperti benar-benar tak ingin siapapun mendengar perkataannya kecuali Dara, sampai-sampai ia mengangkat bokongnya agar bisa lebih dekat. Membisikkan sesuatu ditelinga Dara. "Dia-belum-pernah-pa-ca-ran."

Mata gadis itu membulat sempurna. Menunjukkan perasaan kaget yang sebenarnya tak ingin ia tampakkan. Sebisa mungkin Dara menutupi wajahnya dengan wajah datar dan mencoba bersikap biasa-biasa saja.

"M-Masa sih?" Katanya yang sebenarnya tak ingin melontarkan pertanyaan kepo apapun mengenai laki-laki itu.

Mika mengangguk mantap.

"Iya. Percaya sama gue, Alfa yang selama ini Lo liat bukanlah Alfa yang sebenarnya. Dia itu baik, Ra."

"Ya tapi dia-"

"Kenapa? Nakal?" Mika memotong cepat kalimat Dara. Gadis itu menarik nafas panjang. "Ra? Bisa ngga sih ngga nge-judge orang segampang balikin telapak tangan? Ra, Lo ingetkan pepatah yang bilang 'don't judge book by its cover?' Nah-"

"Mik? Udah! Gue ngga mau denger apapun lagi tentang dia. Apapun!" Ujar gadis itu seraya meninggalkan Mika dengan wajah kesal yang menyelimutinya.

Mika berdecak sebal.

"Ra! Dara! Dengerin gue dulu!!"

Percuma. Dara sudah pergi jauh. Sekeras apapun suara Mika takkan lagi terdengar oleh gadis itu.

Mika dalam ambigu. Sebagian hati menyuruhnya untuk mengejar sahabatnya itu, sementara sebagiannya lagi menahannya untuk tetap diam bersama mangkuk bakso yang masih tersisa kuah yang tak tertahankan lagi aromanya. Mika memang penggemar berat kuah bakso di kantin Buk Sus. Sulit baginya untuk menyisakan setetes pun kuah bakso. Setelah menimbang-nimbang cukup lama, Mika memutuskan untuk menyuapkan lagi sesendok kuah, cadangan supaya tidak mimpi-mimpi nanti malam. Ia kemudian melangkahkan kaki setengah berlari mengejar Dara.

"Raa, tunggu Ra!!"

Dengan nafas terengah-engah, Mika berhasil mensejajarkan posisinya dengan Dara. Sangking sulitnya gadis itu mengatur nafas, ia menarik tangan Dara, menghentikan langkah gadis itu bersamanya.

"Ck! apaaan sih, Mik?" Ucap Dara kesal.

Mika menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. "Ra, jangan marah doong, ntar tambah tua lohh,"

Seketika Dara menatap Mika dengan sorot mata tajam.

"Ehh iyaiya ampun boss! Ampun!! Aduh Ra-bentar dulu ya, cape gue." Ujarnya kembali mengatur nafas.

Dara mendengus. Ia menghempaskan tangannya lalu berjalan dengan langkah cepat menuju kelas.

Seperti biasa. Karena kelas Dara berada dilantai tiga, ia wajib menaiki anak tangga. Anak tangga menuju lantai dua berhasil ia lewati. Dengan nafas yang sudah mulai lelah, Dara meneruskan langkahnya lagi menuju lantai tiga.

Tap.

Shock!

Dara menarik nafasnya sekilas. Langkahnya terhenti ketika mendapati gerombolan siswa nakal yang didalamnya ada sosok Alfa.

Mendung Jangan Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang