FOUR : FIRST DAZED

186 16 1
                                    

First Dazed

Kau mungkin pernah merasakannya, jantung yang berdegup tak terkendali dihadapan seseorang yang bahkan sangat tak kau suka, dan kini aku merasakan hal yang sama sepertimu - Adara✍

❣❣

Author

Alfa. Laki-laki itu kini berada dalam barisan paling depan siswa-siswa yang sedang terkena hukuman. Sebagai salah satu siswa yang tak mengenal aturan ini menjadi hal biasa baginya. Panas terik matahari mungkin membuat wajah datar Alfa biasanya menjadi sedikit lebih berekspresi. Ega-Sahabat Alfa yang juga ikut dihukum bersamanya menghitung jelas berapa kali sudah Pak Denis mondar-mandir dengan tangan terlipat dibelakang sambil memandang sangar mereka.

Ega memang kurang kerjaan.

Pak Denis merupakan satu dari sekian guru-guru yang di cap sebagai guru paling disiplin soal berpakaian. Tak sengaja pada jam istirahat tadi, Pak Denis mendapati spesies-spesies seperti Alfa di kantin. Dengan emosi yang seketika hampir mencapai ubun-ubun Pak Denis menghampiri Alfa dan teman-temannya. Menggebrak meja, memarahi mereka kemudian segera menyuruh mereka bergegas ke lapangan. Alfa sempat melawan dengan ucapan yang sedikit tak sopan namun tetap tenang, hal itu berhasil membuat laki-laki ini mendapat hukuman yang lebih besar dari yang lainnya.

Setelah hukuman pertama selesai, Alfa disuruh melanjutkan hukuman selanjutnya sendirian, membersihkan toilet sekolah.

Salah seorang Petugas Patroli Sekolah, Doni, ditugaskan Pak Denis untuk menjaga Alfa agar tidak lari dari hukuman. Sebenarnya Alfa tak suka diawasi seperti ini. Seperti anak kecil saja. Beberapa menit, tidak ada hasil. Alfa membersihkannya asal-asalan. Tak berniat sama sekali. Apalagi Doni terus saja memperhatikannya, membuat laki-laki itu begitu risih.

"Don? Lo pergi aja deh. Gue ngga bakal lari, Lo tenang aja!"

"Sorry nih, Fa. Ini udah tugas gue dan gue ngga bisa ngelanggar."

Alfa mengumpat dalam hati.

Alfa melirik laki-laki itu sekilas. "Eh Don, emang Lo ngga belajar apa? Sayang kalo Lo sia-siain waktu Lo cuma buat jagain gue disini,"

Doni tersenyum sinis. "Nggausah sok ceramah, Lo sendiri udah bener belum?" Katanya dengan nada menyindir.

Alfa terpancing emosi. Alfa menghempaskan kain pel yang digenggamnya sekuat tenaga. Mendekat kearah laki-laki itu dan menarik kerah bajunya. "MAKSUD LO APA?!!"

"Apaan sih Lo Fa!" Ujar Doni berusaha melepaskan cengkeraman Alfa.

"ELO YANG APAAN, ANJIR!!"

"Don- ehh-"

Suara Dery membuat keduanya menoleh bersamaan. Dengan terpaksa Alfa melepaskan cengkeramannya dari Doni.

Doni sedikit merapikan bajunya kasar menatap Alfa kemudian Dery. "Ada apa, Der?"

"L-lo dipanggil Pak Joni, sekarang."

Doni memandang Alfa sinis. "Oke."

Doni pun pergi meninggalkan Alfa diikuti Dery yang masih sedikit kebingungan melihat kejadian itu.

Alfa yang semula tak berniat membersihkan toilet menjadi tambah enggan untuk mengerjakannya. Tanpa pikir panjang, Alfa pergi meninggalkan toilet itu. Namun, langkahnya terhenti kala mendengar suara tangisan seorang perempuan di kamar mandi cewek yang berjarak hanya beberapa langkah dari toilet cowok.

Sepertinya Alfa mengenal suara yang beberapa kali melontarkan kalimat-kalimat yang terdengar samar.

"Hiks.. gue bingung kenapa gue bisa sebegininya! Gue ngga tau lagi mau ngomong sama siapaa, gue ngga tauu, hiks.. hiks.."

Mendung Jangan Pergi Where stories live. Discover now