TWENTY THREE : THIS FEELINGS

91 6 0
                                    

This Feelings

Tentang cinta yang diungkapkan dengan cara yang berbeda atau perasaan yang mulai dikenali hingga aku mulai merasakannya - Adara✍

❣❣

Author

"aduh.." Ringis Dara sambil memegangi perutnya yang mengumandangkan bunyi seperti gemuruh yang begitu mengganggu.

Dara memutuskan untuk mampir ke warung depan sekolah dengan menyeberang.

"Buk, rotinya satu ya." Ucap Dara langsung mengambil sebungkus roti cokelat dan memakannya.

Urusan bayar mah ntar aja. Perut gue bener-bener harus diselametin -batinnya.

"Minumnya engga neng?" Tanya si ibu pedagang, sebut saja Bu Mawar.

Dara manggut-manggut setuju. "Boleh-boleh, Bu. Minuman ion ya, Bu." Ucap Dara dengan mulut yang setengah penuh dengan roti.

"Ini, neng." Bu Mawar pun dengan senang hati memberikan minuman itu, pasalnya semenjak ada warung baru disampingnya dengan dagangan yang lebih lengkap, warung Bu Mawar kini menjadi lebih sepi. Dan ini yang membuat Dara memilih warung Bu Mawar, daripada harus keringat dingin berada di warung sebelah yang tampaknya banyak laki-laki nakal, lebih baik disini kan?

Setelah selesai mengisi perut dan bernafas lega, Dara segera merogoh saku seragamnya untuk mengambil uang. Namun sepertinya ada yang mengganjal.

Cuma dua ribu?

Dara kembali mengecek dengan mata kepalanya dan benar saja, hanya ada selembar uang dua ribu di saku seragam. Itupun sudah lecek dan kusam. Dara kembali mengecek di saku rok abu-abunya. Dan hasilnya nihil. Hanya ada bungkus permen yang lupa ia buang. Dara pun memutuskan untuk mengambil uang di dompet. Dara membuka resleting ranselnya dan mencari dompetnya disana. Namun sudah sampai jauh kedalam, dompet bergambar hello kitty itu tak tampak sama sekali.

Dara menggigit bibirnya yang mulai pucat.

"Kenapa neng?" Tanya Bu Mawar yang sepertinya mulai mengerti gerak-gerik Dara.

"Ehh, gapapa, Bu." Dara mencoba tersenyum.

Dara o'on pliss inget dimana Lo tarok uang Lo.. dompet kitty gue..

Dara mencoba mengingat-ingat kembali.

Astaga!

Dara menepuk kuat jidatnya.

Dompet gue kan sama si Farin?!! Kucel bet nasib gue!

"Mak? Kita jadi tutup sekarang pan? Katanya mau liat nenek dirumah sakit." Rengek seorang bocah 8 tahun yang sepertinya anak Bu Mawar.

"Iya jadi. Lu beresin dah nih barang dagangan kite." Balas Bu Mawar membuat anak kecil itu segera melakukan interupsi dari sang Ibu.

"Beres, Mak!"

Bu Mawar tersenyum lalu kembali menolehkan pandangan ke arah Dara. "Neng? Uangnya bisa sekarang nggak? Soalnya udah mau tutup nih."

Dara mengulum bibirnya. "Ehh iya, Bu, bentar ya. Ibu beresin aja dulu dagangannya, saya ngga bakal lari kok." Ucap Dara menutupi rasa gugupnya.

"Oh gitu. Yaudah duduk dulu deh, neng."

Dara menarik nafas lega. "Iya makasih, Bu." Dara perlahan mulai menduduki bangku panjang didepan warung Bu Mawar.

Sementara Bu Mawar memberesi warung dagangannya, Dara memanfaatkan momen ini untuk menghubungi Aldi agar segera datang menolongnya. Dara bisa bernafas lega kala Aldi merespons sms Dara dan mengatakan bahwa ia akan datang sebentar lagi.

Mendung Jangan Pergi Donde viven las historias. Descúbrelo ahora