TWENTY FIVE : PROCESS

Start from the beginning
                                    

"Kamu tuh ya! Mau sampe kapan sih gini terus?! Ibu cape ngadepin kamu.. mau jadi apa kamu kalau terus-terusan begini?!!" Omel Bu Nani sambil menggeret seorang siswa. Semua lantas menoleh dikarenakan suara Bu Nani yang hampir terdengar di seantero sekolah.

"Astaga, Ra! Itu kan Alfa!" Seru Mika dengan mata yang terbelalak.

"Iya bener, itu Alfa, Ra." Ucap Amy.

Semua menoleh kearah Dara. Tampak perempuan itu sudah disertai raut wajah kaget plus kecewa.

"Sabar, Ra.." Farin mengelus-elus pundak Dara.

"Padahal dia udah janji sama gue kalau dia mau berubah." Ucap Dara dengan nada kecewa.

Keempat gadis itu sedikit terkejut mendengar pernyataan Dara. Sama seperti Dara waktu pertama kali mendengar kalimat itu, sama sekali tak mengerti entah apa maksud dari janji yang diberikan Alfa padanya.

"Semua butuh proses, Ra. Lo yang sabar ya." Ucap Sindy menenangkan.

***

"Jadi tinggal nambahin lukisan buat di tempel di dinding kan, Ra? Tapi sorry nih, soal begituan mah Lo tau sendiri gue ngga bisa, paling gue bantu nempelin aja ntar. Gapapa kan?" Ucap Alvin pada Dara.

Dara mengangguk dan tersenyum. "Iya gapapa."

"Yaudah, Vin, kita-kita mau pulang nih, Lo mau bareng nggak?" Tanya Raka-salah seorang tim futsal yang ikut bertanggung jawab atas kejadian kemarin.

"Kalian duluan aja, kak." Balas Alvin.

"Yaudah kalo gitu, ayo guys." Ajak Raka pada teman-temannya dan dibalas anggukan oleh mereka.

"Emh.. kak? Makasih ya udah mau bantuin." Ucap Dara sebelum mereka pergi.

"Iya, sekali lagi sorry ya atas kejadian kemaren." Ucap Raka mewakili.

Dara mengangguk dan tersenyum. Mereka pun melenggang pergi dan tinggallah Alvin dan Dara di ruangan itu.

"Lo pulang naik apa, Ra?" Tanya Alvin.

"Naik angkot kayanya."

"Ooh, yaudah kalo gitu gue duluan ya mau ada urusan lagi nih."

Gue kira mau ngasih tebengan, apes banget.

"Yaudah, biar gue yang ngunci ruangannya." Ucap Dara sambil tersenyum.

Alvin mengangguk. "Hati-hati, Ra."

"Sip."

Alvin pun keluar dari ruangan itu. Tinggallah Dara seorang diri. Sekolah yang sudah sangat sepi membuat Dara ingin cepat-cepat keluar dari sana.

Kok jadi serem gini ya?

Dara memperhatikan sekeliling lalu segera beranjak keluar. Hawa horor yang mulai terasa membuat tangan Dara sedikit gemetar ketika ingin mengunci ruangan itu.

"Huaaa!" Teriak Dara histeris ketika merasakan sebuah tangan menepuk pundaknya. Dara menutup wajahnya ketakutan dengan menggunakan kedua tangan. "Pliss jangan gangguin gue, Gue udah mau pulang kok.."

Seseorang itu tersenyum jahil. "Ini gue kali." Bisiknya tepat ditelinga Dara.

Suara khas itu membuat Dara memberanikan diri membuka matanya dan menoleh.

"Alfa?!" Dara menjauhkan dirinya dari lelaki itu.

"Penakut banget sih." Ledeknya membuat pipi Dara bersemu merah.

"Gue cuma kaget." Bantahnya tanpa memandang lelaki itu.

"Kaget masa segitunya sih? Pake bilang jangan ganggu gue jangan ganggu gue." Ucap Alfa dengan nada dan ekspresi meledek.

Dara berdecak kesal. "Apaan sih Lo?!" Ucapnya lalu melangkahkan kaki meninggalkan Alfa, namun Alfa segera menarik tangan Dara hingga perempuan itu kembali ke posisi semula.

"Eh, Lo kenapa sih?" Tanya Alfa dengan dahi tertaut.

Dara menghempaskan tangannya. "Apaan sih, jangan pegang-pegang." Ucap Dara sewot.

Alfa hanya diam. Ia malah menatap Dara lekat-lekat dan maju beberapa langkah hingga membuat Dara mundur.

"L-Lo mau ngapain?" Tanya Dara tanpa berani menatap balik mata Alfa.

Alfa tak menggubris, ia terus maju hingga membuat Dara menghantam tembok.

"Ihh!!! Apaan sih Lo?" Dara mendorong Alfa agar menjauh lalu segera melenggang pergi. Lelaki itu tertawa melihat tingkah Dara dan raut wajahnya yang sudah gugup setengah mati.

"Tungguin woi!" Alfa segera berlari kecil mengejar Dara. "Heh, main tinggal-tinggal aja." Ucap Alfa setelah berhasil mensejajarkan posisinya dengan Dara.

"Ngapain sih Lo?!" Ucap Dara semakin mempercepat langkahnya.

"Ya mau nganterin lo lah." Jawab Alfa tanpa beban.

Dara mendecih. "Udah berubah jadi tukang ojek online sekarang? Tapi sorry ya, gue nggak ada mesen."

"Lo ngatain gue ojek online?" Ucap Alfa tak terima.

Dara hanya menghela nafas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan terus saja melangkah cepat.

"Ra." Alfa menarik tangan Dara hingga membuat perempuan itu berhenti melangkah. "Lo kenapa sih?"

"Udah ya, Fa! Stop gangguin gue! Bisa nggak sih nggak ngurusin hidup orang?!"

Dahi Alfa tertaut. "Lo ngomong apa sih? Perasaan kemarin kita udah baik-baik aja, kok sekarang Lo jadi balik sewot gini?"

Dara berdecak. "Lo masih nanya kenapa?"

Alfa mengangguk.

Dara menarik nafas panjang. "Lo kemaren janji sama gue buat berubah, Fa. Tapi nyatanya? Tadi Lo dihukum lagi kan sama guru?"

Alfa terdiam.

"Emang orang kaya Lo itu ngga akan pernah bisa beruba-"

"Raa.. Semua nggak segampang itu, semua butuh proses, Ra. Plis, kasih gue waktu." Alfa menarik tangan Dara. "Gue butuh Lo, Ra, jangan pernah jauhin gue lagi." Ucap Alfa tulus.

Lagi-lagi, dua bola mata itu yang meluluhkan Dara. Dua bola mata itu yang mencairkan hatinya. Untuk kesekian kalinya.














Happy 7K guys!!!

Seneng banget😊😊😊

Makasih ya udah mau baca novel gaje ini 😂

Jangan lupa voment yaa

Love youu❤❤❤

Mendung Jangan Pergi Where stories live. Discover now