TWENTY THREE : THIS FEELINGS

Mulai dari awal
                                    

Beberapa menit berlalu, Bu Mawar telah menutup rapat warung miliknya. Namun Aldi belum juga tiba membuat Dara kembali dirundung rasa cemas.

"Neng, ibu udah selesai, mau pulang, neng." Ucap Bu Mawar pada Dara.

"O-oh m-mau pulang ya, Bu?" Dara perlahan bangkit dari duduknya dengan perasaan cemas yang semakin menjadi.

Bu Mawar mengangguk.

"Emm, anu--Bu, s-saya-saya lagi nunggu kakak saya. B-bentar lagi datang kok, Bu, tenang aja." Ucap Dara memastikan.

Dahi Bu Mawar menyatu. "Maksudnya? Eneng ngga bawa duit gitu?" Simpul Bu Mawar.

"Hah? Eng--anu, Bu, emm--itu-"

"Aduh, Neng, kalau nggak punya uang mah jangan jajan, enak aja makan-makan disini tapi ngga bayar. Ayo cepetan bayar! Saya ngga mau tau ya!" Bentak Bu Mawar dengan nada yang jauh berbeda dari sebelumnya, membuat beberapa orang memusatkan perhatiannya ke arah mereka.

Dara gelagapan. "B-bu, saya kan tadi bilang kalau saya lagi nunggu kakak saya.. saya pasti bayar kok, Bu. Tunggu sebentar lagi ya, Bu." Pinta Dara memohon.

"Heh! Lu pikir waktu cuma milik Lu doang? Gua juga punya banyak urusan." Ucap Bu Mawar sewot.

Dara hanya bisa menunduk merasakan semakin banyaknya pasang mata yang menyaksikan mereka dari tempatnya masing-masing.

"Nih, saya bayar." Ujar seseorang menyerahkan 3 lembar uang berwarna biru.

Dara mendongakkan kepalanya dan tercengang.

Alfa?!!

"Cukup?" Tanyanya pada Bu Mawar yang sudah menampakkan wajah secerah sinar fajar.

"I-ini ke-keleb-"

"Ambil aja kembaliannya."

Bu Mawar tersenyum lebar dengan tatapan tak percaya. "Be-bener, dek?"

Alfa hanya mengangguk lalu ingin beranjak pergi, namun urung kala melihat Aldi yang baru tiba didekat mereka dengan mengendarai motor sport. Aldi segera membuka helm dan turun dari motornya kemudian menghampiri mereka.

"Lo perlu berapa?" Tanyanya tanpa basa-basi pada Dara dan tanpa sedikitpun menyadari keadaan sekitar yang masih menyorot mereka.

"Telat." Ucap Dara sinis.

Aldi mengernyit bingung. "Ck, Gimana sih?" Aldi menghela nafas dan memutar bola matanya dan ia mulai menyadari bahwa ada beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka. "K-kok pada ngeliatin gitu? Ada yang salah apa? Atau gue keliatan lebih cakep hari ini?" Tanya Aldi super pede.

Dara menggeleng-gelengkan kepala sambil menghela nafas sementara Alfa terkekeh pelan. "Eh iya, Lo kok bisa disini? Bareng adek gue lagi." Tanya Aldi pada Alfa.

"Oh, iya, tadi ngga sengaja ketemu." Jawabnya.

Aldi manggut-manggut mengerti.

"B-besok gue ganti uangnya. Kak, ayo pulang." Ajak Dara pada Aldi.

"Uang? Lo minjem duit sama Alfa, Ra?"

"Gu-"

"Bukan, tadi si mas ganteng ini yang ngasih, mas. Ini uangnya." Ucap Bu Mawar yang masih berada disana sambil menunjukkan uang yang diberikan Alfa tadi.

"Busett! Banyak bener, Ra? Lo makan apa aja?"

Dara berdecak. "Cuma makan roti doang sama ini." Dara menunjukkan botol minuman ion ditangannya. "Dia aja yang kelebihan ngasih."

Aldi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Terus Lo bilang mau gantiin besok? Cih! Tiket buat nonton aja masih minta sana sini. Belaga banget."

Dara menggeram karena Aldi membongkar terang-terangan aibnya didepan Alfa.

Mendung Jangan Pergi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang