TWENTY TWO : ABOUT HEART

Magsimula sa umpisa
                                    

"Lo udah nyiapin program kerjanya kan, Ra?" Tanya Amy.

Dara mengangguk. "Udah. Ada sekitar 10 program kerja yang bakal gue presentasiin nanti."

Amy manggut-manggut mengerti. "Bagus deh. Itu udah Lo bagi dua kan? Jadi program kerja jangka panjang sama program kerja jangka pendek."

Dahi Dara menyatu. "Emang harus dibagi-bagi gitu? Lo kemaren ngga ada bilang." Ucap Dara dengan nada sedikit sebal.

Amy nyengir sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. "Gue lupa."

"Yaaah, terus gimana dong?"

Amy berdecak. "Ribet amat mbak, tinggal Lo tandain aja yang mana program jangka panjang, yang mana program kerja jangka pendek. Terus tinggal Lo bacain deh, gampang kan?" Ucap Amy menaikkan alisnya.

Amy menghela nafas dan memutar bola matanya kesembarang arah. "Masalahnya-"

"Udah gampang, ntar gue bantuin deh." Ucap Amy merangkul Dara sambil menepuk pelan pundaknya.

Dara menghela nafas pasrah.

Tak terasa, selama berbincang-bincang, kaki mereka sudah menapaki ruangan dengan ukuran yang cukup luas itu. Sesuai janjinya, sebelum Amy menempati bangku khusus untuk pengurus inti, ia terlebih dahulu menyelesaikan urusannya dengan Dara. Setelah itu barulah ia menduduki tempat duduknya.

"Selamat siang teman-teman." Sapa Alvin pada mereka.

"Siang!!!" Balas mereka serempak.

"Sebelumnya saya mengucapkan puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kita bisa berkumpul di ruangan ini untuk mengadakan rapat program kerja osis tahun ajaran dua ribu-"

"Halah lama Lo, Vin. Langsung ke intinya aj-"

"Sssttttt!!!" Tegur mereka serempak pada Doni. Membuat pipi lelaki itu sedikit merah padam.

"Nggak tau bersyukur ya Lo?" Ucap Via membuat Doni menggertakkan gigi menahan emosi yang menaik.

"Emm.. baik. Terimakasih juga buat partisipasi dari teman-teman sekalian yang sudah mau datang mengikuti rapat. Karena sudah ada yang protes..." Alvin melirik Doni sekilas sambil menekankan kata 'protes'. "...kita akan memulainya."

"Sorry gue telat." Seru seorang laki-laki bertubuh tegap dengan nafas yang sedikit terengah-engah di ambang pintu namun tetap bersikap cool.

Alvin memutar bola matanya dan mengangguk. "Masuk." Ucap Alvin tak mau memperpanjang masalah. Apalagi dengan sahabatnya itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Alfa?

Lelaki itu kemudian segera berjalan dengan santainya dan duduk di bangku.

"Dasar, nggak tau aturan. Untung cakep." Ucap pelan seorang perempuan lantas membuatnya mendapat toyoran keras dari teman yang duduk tepat disampingnya. Perempuan itu pun meringis sambil mengusap-usap kepala.

"Baiklah, kita akan mulai dari bidang sosial. Eka, silahkan bacakan program kerja kalian." Ucap Alvin pada koordinator bidang sosial itu. Eka pun maju dengan membawa sebuah buku ditangannya. Setelah Eka, maka Nicky maju sebagai perwakilan dari bidang prestasi akademik untuk membacakan program kerja mereka, begitu seterusnya sampai yang terakhir, bidang kesenian. Mendapat bagian terakhir adalah kesialan bagi Dara karena selama hampir 2 jam rapat berlangsung, Dara tak henti-hentinya mengusap tangan yang basah karena sangking deg-degan.

Semua berjalan sangat lancar. Mulai dari rapat program kerja dan pemilihan badge OSIS terlaksana dengan baik.

"Selamat sore semua!!!" Ucap Alvin mengakhiri rapat tersebut.

"Sore!!!" Balas mereka semangat.

Semua bergegas keluar dikarenakan perut yang mulai bergejolak minta makan. Dara segera menghampiri Amy dengan tangan yang memegang kedua tali ransel bagian depan.

"Yuk, kak." Ajak Dara pada perempuan itu.

"Yuk." Balas Amy sambil tersenyum.

"Eh eh eh, enak aja mau pulang duluan, ngga bisa!" Ucap Alvin membuat Amy memasang wajah tak terima. Ia ingin angkat suara namun Alvin segera memotongnya. "Kita ada rapat pribadi. Sekarang!"

"Ciee.. pak ketu sama bukbend mau rapat tentang hati ya, dihh so sweet ya, baru aja-"

"Enak aja kalo ngomong. Lo juga ikut!" Ucap Alvin memotong pembicaraan Monika, sekretaris OSIS itu, membuatnya mengekspresikan raut wajah yang sama seperti Amy sebelumnya.

"Udah nggak usah banyak protes Lo semua. Nurut sama pak ketu."

"Dih!" Monika menaikkan ujung atas bibirnya. "Nyesel gue milih Lo." Cetus Monika sambil memutar bola matanya.

"Ooh! Mau gue bilangin Pak-"

"Eh iya-iya, ampun Pak ketu, ampun!!!" Ucap Monika dengan nada mengejek.

"Yaudah buruan, banyak job lagi nih gue." Alvin menaikkan tangannya dan melihat jam yang melingkar disana.

"Iya-iya."

"Yaaah... gue sendirian dong, kak." Ucap Dara memanyunkan bibirnya.

"Duh sorry ya, Ra. Kalo gue bisa juga udah gue tinggalin nih kerjaan." Ucap Amy menatap Dara iba.

Dara menghela nafas. "Yaudah deh. Gue duluan ya."

Amy tersenyum dan mengangguk. "Hati-hati ya adikku.."

"Sip!!" Ucap Dara mengacungkan jempolnya.

Dara pun berjalan keluar aula dan menelusuri koridor yang sudah sangat sepi itu.



















Akhirnya update juga gengs🙋 btw happy 5K ya readers👏 huuuh, jadi terharu nih😢

Plis, aku butuh banget voment kalian, so don't forget yaa

Love youu😘😘😘

Mendung Jangan Pergi Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon