"Iya aku tahu, maka dari itu kau butuh menenangkan diri. Kau sekarang sudah tenang kan, dan sekarang menyesal karena belum mendengarkan penjelasan Jimin. Maka dari itu tarik kembali ucapanmu yang tidak ingin bertemu dengan Jimin lagi. Itu membuat bulu kudukku berdiri.." Hae ra terjengkat.

"Hei..maksudku bukan tidak ingin bertemu yang seperti itu. Ah..kau ini!" Yerin memukul pelan lengan Hae ra.

"Kata-katamu ambigu sih..hmm yasudah, intinya sekarang kau tidak boleh egois. Dengarkan apa saja yang ingin dijelaskan Jimin."

"Tapi...sampai sekarang dia tidak mengejarku," Yerin kembali menekuk wajahnya.

"Ohh...jadi diam-diam kau mengharapkannya mengejarmu?? Kau terlalu banyak menonton drama ternyata,"

"Tapi itu contoh kekasih yang baik! Ah..kenapa kau menjadi menyebalkan begini sih? aku rasa karena terlalu banyak bergaul dengan Taehyung kau jadi seperti ini!" Setelah mengatakan itu, Yerin pergi ke luar.

"Ya! Mau kemana? tunggu aku..."

Ketika Yerin sudah membuka pintu, dia diam. Tidak bergerak sama sekali. Matanya membulat. Dia seperti melihat sesuatu yang menyeramkan.

"Kau melihat apa?" Hae ra segera menyusul Yerin. Dia melihat siapa sebenarnya yang membuat Yerin diam tak berkutik. Ternyata......

"Ekhm. Sebaiknya aku pergi ke kelas dulu, Yerin-ah, jangan lama-lama ya...sebentar lagi bel masuk." Hae ra beranjak meninggalkan dua orang yang sedang saling pandang.

"SEMOGA MASALAH KALIAN CEPAT SELESAI.." teriak Hae ra yang sekarang tengah berlari.

Ya, seseorang yang membuat Yerin diam tak berkutik adalah Jimin, kekasihnya sendiri. Semoga saja permasalahan mereka cepat selesai.

^^

Di sisi lain..

Yerim sedang asik memakan makanannya di kantin dengan EunJi dan Ara. Apa mereka tahu jika salah satu temannya sedang melakukan perkelahian? Jawabananya adalah iya. Mereka tahu jika Min Ah sedang melabrak Yerin, tapi mereka membiarkan, bahkan mereka tidak ingin ikut campur.

"Eonnie...apa tidak apa-apa jika kita membiarkan Min Ah eonnie sendirian?"

EunJi yang sedang mengunyah makanannya dengan santai itu tidak memberikan ekspresi apapun. Flat.
"Biarkan saja, dia bisa mengurus masalahnya sendiri. Aku ingin dia belajar dengan hal-hal seperti itu, kau tau? Dulu dia sangat pendiam. Dan aku bangga karena sekarang dia mengalami kemajuan."

Yerim mengerutkan dahinya. Dia tampaknya tidak mengerti asal-usul pertemanan mereka. Tapi dia tidak akan bertanya lebih, toh untuk apa bertanya. Urusannya dengan EunJi saja hanya sebatas karena Taehyung. Alhasil dia hanya mengangguk-angguk saja.

"Ara eonnie, apa kau memiliki kekasih?" Entah dapat ide darimana dia bertanya seperti itu, yang jelas itu mengalir saja di pikirannya.

Yang ditanya bukannya langsung menjawab, tapi diam, dia meletakkan sendok dan garpunya dengan kasar.

"Tidak" dia menjawab dengan sinis. Kemudian memakan makanannya lagi dengan agak malas. EunJi yang melihat itu hanya menahan senyum.

Setelah itu terjadilah keheningan. Yang ada hanya suara bertabrakannya sendok, garpu, dan piring.

"Aku akan mengambil minum, apa kalian ingin menitip sesuatu?" Tawar Yerim.

"Aniyo, setelah kau mengambil minum, cepatlah kembali. Aku ingin mengajakmu ke kelasku," jawab EunJi. Yerim mengangguk, lalu melihat Ara, tapi Ara tidak melihatnya sama sekali. Berarti itu tandanya dia tidak ingin menitip apapun.

White Wishes [Taehyung BTS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang