BAB 29 : Menurunkan Ego

475 49 9
                                    

Keano berdiri di dekat brankar Alvaro dengan tangan yang berkeringat. Orang yang sebelumnya tergeletak tak berdaya, membuat Anna menangis, sekarang telah kembali. Orang yang nantinya akan mengisi hari-hari Anna dengan kebahagiaan.

"Ada apa?"

"Terlambat nggak kalau gue mau minta maaf." Kalimat yang keluar dari mulut Keano seperti bukan pertanyaan yang patut untuk dijawab. "Maksud gue.." Keano jadi canggung sendiri karena melihat reaksi Alvaro yang hanya diam saja.

"Kasih tanggapan woy!" sentak Keano yang membuat Alvaro seketika tertawa keras.

"Nggak ada kata terlambat buat minta maaf."

"Ha?" Keano melongo ketika mendengar Alvaro berucap. 

"Gue udah maafin lo," katanya sambil menepuk pundak Keano dengan santai. "Bukan salah lo juga."

"Beneran?" Alvaro kembali tertawa melihat reaksi Keano. Dia menganggukkan kepalanya.

Ada rasa senang di hatinya ketika mendengar bahwa ia telah dimaafkan. Keano tidak pernah eperti ini sebelumnya. Jika ia membuat masalah. Pasti ia akan melupakannya dengan segera. Tanpa takut tidak dimaafkan oleh korbannya. 

Tetapi sekarang berbeda. Dia merasa bersalah dan tidak tenang dengan sendirinya. Sulit dipercaya. Tetapi benar adanya. 

"Ada yang lain? Gue yakin, lo ke sini bukan cuma mau minta maaf."

Ucapan Alvaro sontak membuat Keano menatapnya penuh. Bagaimana laki-laki itu...

"Lo mau gue buat jaga Anna, kan? Buat nggak bikin Anna sedih, kan? Selalu bikin dia senang, kan?"

Keano masih diam dengan menatap Alvaro.

"Gue bakal jaga dia, bakal bikin dia bahagia semampu dan sebisa gue."

****

Beberapa hari setelah sadar, Alvaro sudah dibolehkan untuk pulang dan beraktifitas seperti biasanya. Hanya saja, ada sedikit larangan dan batasan untuk Alvaro. Karena masih dalam masa pemulihan. 

Kesembuhan Alvaro juga tidak jauh-jauh dari orang terdekatnya. Apalagi orang yang dicintainya. Seorang Fellicia Anna Syakira yang setia menemani dan merawatnya. 

"Udah makan?"

Alvaro yang tengah bermain PS hanya menatap Anna sekilas. Lalu berlalu pada game kembali. "Sarapan udah."

"Gue nanya makan siang, kok."

"Belum," jawab Alvaro. Tangannya masih sibuk mengoperasikan stik PS. "Kan, gue nungguin lo pulang sekolah."

"Ye..." Anna sedikit mendorong Alvaro ke samping dengan menahan malu. "Itu, sih, mau lo."

Alvaro hanya terkekeh pelan. "Tapi asli, gue daritadi nahan lapar."

"Suruh siapa pake nungguin gue pulang segala." Anna mulai membuka halaman pertama novelnya.

"Kan biar disuapin."

Seketika Anna memukul Alvaro menggunakan novelnya. Menahan kesal sedari tadi ternyata tidak enak. Alvaro yang dipukul hanya mencoba untuk menghindar sambil terus memainkan stik PSnya. 

"Gue doain lo kalah."

Baru saja Anna berhenti bicara, tiba-tiba ada suara yang bersumber dari televisi. 

"You Lose!"

Anna yang melihat sontak tertawa keras. Membuat Alvaro mengumpat kesal. 

"Sukurin," ucapnya yang masih saja tertawa. 

About Time ✔Where stories live. Discover now