BAB 24 : Berita

507 64 6
                                    

Mereka telah selesai menonton film dan keluar dari gedung bioskop. Selepas menonton, mereka memutuskan untuk makan malam. Begitu senangnya Adele saat makan yang dinanti tiba. Sepanjang menuju restoran, mereka terus membahas film yang baru saja di tonton.

"Gila, ganteng banget tadi pacar gue," ujar Vivi sembari memandang foto salah satu tokoh film.

"Idih, pacar dari Hongkong. Mimpi lo ketinggian, Neng," ucap Adele sembari menoyor kepala Vivi yang membuat Vivi berdecak kesal.

"Eh, tapi tumben. Tadi, dia kelihatan ganteng banget," puji Vivi dan Caramel secara bersamaan.

Nana berdecak sambil menatap Vivi. "Paling juga tipuan kamera."

"Enak aja tipuan kamera. Dia udah ganteng dari sononya kali," sahut Vivi dengan cekatan.

"Tahu darimana kalau udah ganteng dari sononya?"

"Lihat aja juga di film," kata Adele dengan santainya.

Anna dan Levie hanya menggelengkan kepala melihat mereka yang sudah mulai gila karena film. Tapi lebih baik ini ketimbang jika mereka sedang nonton DraKor. Wah, gilanya ngalangin orang gila beneran. Dan diantara mereka, hanya Anna dan Levie saja yang masih dalam batas wajar mengagumi seseorang atau menonton film-film seperti tadi.

Sebelum memutuskan untuk makan di sebuah restoran seafood andalan, mereka sempat melewati perdebatan sengit terlebih dahulu. Yah, biasalah. Perempuan selalu seperti itu. Mereka masuk dan memilih tempat duduk. Tak lama, Waiters datang untuk menanyakan makanan yang akan mereka pesan. Mereka pun membaca buku menu sambil menyebutkan beberapa makanan dan minuman. Sembari menunggu, mereka saling bercanda dan berbincang-bincang.

Tak lama, pesanan mereka datang dan mereka saling menyantap hidangan masing-masing. Setelah dirasa cukup, mereka membayar dan keluar dari restoran. Di sepanjang perjalan ke luar mall, mereka sempat berhenti di salah satu butik. Hanya untuk masuk, lalu keluar kembali.

Pelayan butik pun sempat dibuat bingung dengan tingkah mereka. Bahkan, beberapa orang saling memandang mereka dengan tatapan bermacam-macam. Ada juga yang saling berbisik. Tetapi mereka tidak peduli dan tetap melangkahkan kaki dengan tingkat percaya diri yang tinggi.

Saat mereka akan memasuki toko aksesoris, tiba-tiba saja Anna bertabrakan dengan seseorang. Untungnya, Anna tidak jatuh karena lengannya di tahan oleh seseorang.

Anna segera berdiri dan membenarkan diri. Dia berniat ingin mengucapkan terima kasih karena telah menolongnya. Tetapi, dia terkejut kala tahu siapa yang berada di hadapannya.

"Anna?" panggil seseorang.

Anna sedikit mencondongkan badannya ke depan dan memincingkan matanya untuk melihat apakah benar yang dia lihat adalah seniornya. Setelah memastikan bahwa dia tidak salah orang, dia kembali berdiri tegap. "Kak Elang?" tanyanya.

"Sama siapa ke sini?"

"Oh, tadi sama teman-teman."

"Mana?"Elang melongok-longok untuk mencari keberadaan teman-teman Anna. Dia hanya memastikan bahwa Anna tidak sedang pergi seorang diri.

"Itu," ucap Anna sembari menunjuk ke arah mereka—Adele, Vivi, Levie, Caramel, dan Nana—yang sudah berada jauh dari Anna. Elang pun mengikuti arah pandang Anna seraya menganggukkan pela.

Teman-teman Anna yang melihat Elang seketika melambaikan tangan dan tersenyum. Sedangkan Elang hanya menjawab dengan anggukan kepala. "Yaudah, kalau gitu. Gue duluan."

Anna pun mengangguk dan menghampiri teman-temannya yang masih berdiri di depan toko aksesoris tersebut.

"Abang gue sama siapa datangnya?" tanya Adele sembari senyum-senyum dan mengedipkan mata.

About Time ✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant