BAB 5 : Pasien Anna

1.5K 554 200
                                    

Ayam berkokok dan sinar mentari yang perlahan menelusup lewat tirai jendela menandakan bahwa malam telah berganti menjadi pagi membuat Anna segera bangun dari alam mimpinya dan duduk terlebih dahulu sembari mengembalikan nyawanya. Beberapa saat kemudian, dia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah berada di dalam kamar mandi selama setengah jam, akhirnya dia keluar dengan keadaan rambut yang basah sehabis keramas serta piyama kebesarannya yang telah berganti menjadi baju santai.

Biasanya, sebelum keluar dari kamarnya, Anna memilih untuk membersihkan kamar terlebih dahulu. Seperti sekarang, dia mulai sibuk menata tempat tidur serta membersihkan setiap sudut kamar. Kebetulan juga, Anna tipe orang suka dengan kebersihan dan kerapian. Maka tak heran jika kamarnya selalu rapi dan bersih.

Saat tengah sibuk membersihkan kamar, ponsel yang ia letakkan di atas nakas tiba-tiba berbunyi. Anna berhenti membersihkan meja belajarnya dan berjalan ke arah dimana ponselnya diletakkan. Ketika melihat nama yang tertera di ponselnya, Anna segera menekan tombol hijau dan mendekatkan ponselnya ke telinga kiri.

"Halo Bunda."

"Halo sayang," sapa seorang perempuan dari seberang sana. "Gimana liburannya?"

Seketika pikirannya terlintas oleh Vino. Dia mendesah pelan sambil menjawab. "Gitu-gitu aja."

"Gitu gimana?"

Kemudian Anna menceritakan bagaimana awal mula Vino datang dengan sikap menjengkelkan, mengajak jalan-jalan tanpa ada persetujuan, ikut jogging yang berujung dengan dia mengobati lukanya, memasak untuk makan malam, dan masih banyak kegiatan kecil lainnya.

Andin serta Mario yang mendengar putrinya bercerita hanya menanggapi dengan kekehan. "Vino udah nggak kayak dulu lagi loh, Anna."

"Tapi sifatnya masih sama Bunda..."

"Sifat yang mana dulu, nih?" goda Bundanya sambil terkekeh pelan.

"Banyak," sahut Anna sebal. "Bunda sama Ayah kapan pulang?"

"Besok pagi kami pulang."

Seketika Anna bangun dari duduknya dengan mata berbinar-binar. "Beneran Bunda?" tanya Anna dengan nada gembira.

Bundanya tertawa sambil menggumam. Lalu mereka kembali bercerita tentang berbagai hal. Entahlah, Anna seperti sudah lama tidak bercerita seperti ini dengan orang tuanya. Terlebih Bundanya. Mungkin efek mereka yang sibuk dengan pekerjaan dan Anna yang menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan sekolah.

Telepon terus berlanjut hingga akhirnya Anna terpaksa mengakhiri karena dia akan bersih-bersih rumah bersama Bi Ijah.

"Besok, Bunda sama Ayah hati-hati pulangnya. Jaga kesehatan terus." Anna tersenyum sambil melihat foto yang berada di atas nakasnya. Foto Ayah, Bunda, dan kakaknya sedang tersenyum menatap kamera.

"Assalamualaikum."

****

Anna keluar dari kamar sambil berlari menuruni tangga. Dia mengambil kemoceng serta pembersih kaca untuk kemudian dibawa ke atas kembali.

Hari ini dia akan membantu Bi Ijah membersihkan rumahnya. Tentunya dia tidak akan membersihkan rumahnya seorang diri.

Anna kembali menaiki tangga dan berjalan menuju kamar dengan pintu berwarna coklat. Kemudian tangannya terulur untuk mengetuk pintu tersebut sambi berteriak memanggil nama seseorang.

"Vino!"

Teriakan serta ketukan pintu tersebut membuat Vino bangkit dari tempat tidurnya dengan lemas dan berjalan ke arah pintu. Ketika pintu telah terbuka, dia mendapati Anna yang tengah berdiri di depan dengan memegang kemoceng serta pembesih kaca.

About Time ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang