BAB 14 : Bestfriend

857 180 53
                                    

Hari ini adalah hari kedua siswa dan siswi bersekolah kembali. Jika di hari pertama mereka masih di bilang bebas dalam segala hal. Berbeda dengan hari kedua. Mereka akan di pertemukan kembali dengan aktivitas seperti biasa. Seperti berkutat dengan tugas, ulangan harian, dan mereka yang menempati kelas tiga akan dihadapkan dengan beberapa soal Ujian Nasional.

Maka, wajar saja jika kelas tiga benar-benar sibuk dan tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang. Dan yang biasanya dipikirkan jika menginjak kelas tiga adalah memikirkan nasib mereka akan ke mana. Kuliah? Bekerja? Atau langsung menikah. Semua tidak ada yang tahu, kecuali dirinya.

Tetapi berbeda dengan Alvaro dan kawan-kawannya. Mereka belum terpikir jika setelah lulus nanti akan melanjutkan ke mana. Mereka juga tidak berpikir akan masuk ke Universitas apa dengan jurusan apa. Aneh? Mungkin bagi sebagian orang tua merasa aneh-termasuk orang tua mereka.

"Berangkat sama siapa lo pagi ini?"

Alvaro sedikit mengerutkan dahinya kala ditanya oleh Elang. "Kenapa emang?"

Elang hanya menggeleng. "Cuma nanya."

"Sendirian."

"Pulang?"

Kali ini Alvaro diam. Iya, apakah nanti ia akan pulang dengan Anna? Setelah kejadian tak terduga dari mulut pedasnya ini.

Semalaman, Alvaro tidak bisa tidur. Memikirkan kata-katanya yang dengan mudah keluar begitu saja. Membuat semuanya menjadi canggung. Bagaimana kalau perempuan itu kabur? Bagaimana kalau perempuan itu menjauh?

Ah, kau benar-benar bodoh Alvaro.

"Tau," alihnya sambil menata tempat. "Gue mau tidur."

Setelahnya, Alvaro terlelap begitu saja. Tanpa peduli guru yang mulai masuk ke dalam kelas.

***

Suara bel istirahat seketika membangunkan Alvarp yang sudah terlelap di atas meja. Dia bangun sambil mengerjap-ngerjap mata beberapa kali. Sedari tadi, Alvaro tidak mendengarkan pelajaran dan memilih untuk memejamkan mata karena kantuk yang tidak kuat ia tahan.

Alvaro mengedarkan pandangan ke arah kanan dan kiri untuk mencari keberadaan makhluk luar angkasa -Elang, Bayu, dan Vigo- di seluruh penjuru kelas. Tetapi dia tidak menemukan batang hidung mereka di dalam kelas.

Kemana coba mereka? Batin Alvaro setengah sadar.

Dia kemudian bangkit dari tempat duduk dan berjalan ke luar kelas. Karena merasa lapar, ia memutuskan untuk ke kantin. Ketika akan sampai, tak sengaja ia menabrak seseorang. Yang membuat keduanya terjatuh.

"Maaf, maaf, nggak sengaja," ucap seseorang itu sambil memunguti bukunya yang berserakan.

Dasar, Alvaro. Melihat seperti itu bukannya membantu. Eh, dia malah marah-marah.

"Makannya, jalan itu pakai mata."

Saat sama-sama bangkit, baik Alvaro maupun seseorang itu kaget. Bukan kaget karena melihat setan, ya. Tidak menyangka jika akan bertabrakan dan berujung Alvaro yang marah-marah.

"Sorry, gue nggak tahu kalau ternyata lo." 

Anna menata buku-buku yang habis di pungut dan membawanya. Dia hanya menatap Alvaro lalu berjalan tanpa sepatah kata.

"Perlu gue bantuin nggak?!"

"Nggak!"

Fix Anna sepertinya marah terhadapnya.

****

Alvaro menyantap baksonya dalan diam. Kantuk yang masih menempel padanya seketika hilang bersamaan dengan dirinya yang jatuhnya bersama Anna, perempuan yang bertabrakan dengannya.

About Time ✔Where stories live. Discover now