Chapter 54 - GOOD BYE, DAEGUN KIM

Mulai dari awal
                                    

"Jaga dirimu baik-baik, Pangeran Jaejoong. Jangan bertindak gegabah dan pastikan semua hal yang sudah kukatakan selalu kau ingat!"pesan Jin Hyuk lagi pada Jaejoong yang kadang masih sering bertindak menuruti emosinya.

"Anda tidak perlu merasa khawatir, Daegun Kim karena Pangeran Jaejoong akan selalu aman dan bahagia tinggal di Apollo! Aku sendiri yang akan memastikan hal itu untuknya!"tegas Yunho seraya memeluk erat tubuh Jaejoong yang bergetar pelan. Bisa dilihatnya pangeran nakal yang biasanya terlihat angkuh itu begitu sedih saat melihat rombongan yang akan segera membawa sang daegun pergi dari Apollo.

Senyum formal terulas dibibir sang daegun yang sudah kembali memasang ekspresi datar diwajahnya. Dengan sikap sopan tak tercela, daegun Kim memberi hormat pada Penguasa Apollo yang sudah bersumpah padanya itu. "Aku menaruh semua kepercayaanku pada anda, Kaisar Jung! Tolong jaga sumpah anda dan perlakukan adikku dengan baik karena sebelum 3 tahun itu berlalu, aku masih bisa mengubah semua keputusanku!"

Dalam hati Jaejoong tertawa kecil melihat bagaimana hyung-nya masih berusaha mengintimidasi dan mengancam Yunho yang tampaknya sedang menahan diri untuk tidak membalas ucapan tajam sang daegun padanya. Tangan Kaisar Apollo itu mengerat di lengan Jaejoong yang sedang dipeluknya ringan.

"Selamat jalan, daegun Kim! Hari akan semakin sore!"seru sang kaisar tegas dengan nada mengusir yang tidak disembunyikannya hingga beberapa pengawal sang daegun yang mendengarnya tertegun sesaat sebelum diam-diam tersenyum simpul.

Perlahan Jaejoong menyelipkan tangannya diantara jemari besar Yunho yang tadinya terkepal erat. "Kaisar Jung pasti akan memperlakukan aku dengan amat sangat baik. Jadi, hyung jangan khawatir dan lakukan saja semua yang perlu kau lakukan di Arthemis!"ucap Jaejoong dengan senyum sombong seraya memeluk kuat sang daegun.

"Jaga adikku dengan nyawamu!"gumam sang daegun pelan pada Kaisar Jung yang langsung mengangguk tegas tanpa ragu.

Semua rombongan Arthemis termasuk Pangeran Park memberikan hormat terakhir pada Penguasa Apollo itu sebelum berangkat untuk memulai perjalanan panjang mereka menuju Arthemis karena masa depan yang baru sudah menunggu mereka disana. Era baru Arthemis akan dimulai begitu sang daegun dinobatkan sebagai raja baru!

.

.

"Selamat tinggal, daegun Kim! Semoga perjalananmu menuju neraka akan menyenangkan!"

Kim Jin Hee bergumam pelan seraya menyeringai kecil. Putri Arthemis itu memang sejak tadi berdiri dibalik salah satu pilar di sekitar gerbang utama Apollo untuk menyaksikan sendiri jika benar sang daegun yang selalu saja membela Jaejoong sudah pergi. Mata Jin Hee menyorotkan iri dan kebencian pada punggung Jaejoong yang sedang dipeluk lembut oleh Kaisar Jung yang seharusnya hanya boleh memilihnya.

Dengan mulut terkatup rapat, yeoja muda itu membalikkan tubuhnya dan berjalan cepat untuk kembali ke pavilliun jelek yang diberikan padanya. Semua kebahagiaan dan kemenangan Jaejoong itu tidak akan berlangsung lama karena sekarang Jin Hee punya orang yang bisa dimanfaatkannya untuk melenyapkan saudaranya yang angkuh itu!

"Jangan katakan pada siapa pun jika aku mengawasi kepergian sang daegun!"perintah Jin Hee sambil menatap tajam pada dayang yang dikirimkan sendiri oleh hwangtaehu Jung yang tampaknya lebih menyukainya daripada Jaejoong.

"Mulut hamba akan selalu tertutup, Selir Kim."sahut Dayang Seulgie dengan senyum penuh makna yang tidak disadari oleh Jin Hee yang sudah sibuk dengan pikirannya sendiri.

.

.

Sepasang mata bulat yang sedang menahan airmata itu terus menatap lekat rombongan Arthemis yang sudah membawa sang daegun pergi darinya itu hingga menghilang dari balik gerbang tinggi yang mengelilingi istana Apollo. Saat ini dirinya sudah benar-benar sendirian ditempat ini! Ketakutan yang mewarnai setiap sudut hati Jaejoong membuatnya ingin sekali mengejar dan meminta sang daegun untuk membawanya serta.

"Ayo kita kembali ke Ares, nae sarang. Semuanya akan baik-baik saja. Aku akan selalu ada disampingmu dan tidak ada yang perlu kau takuti!"

Suara tegas dan juga pelukan erat dari tubuh besar yang sejak tadi berdiri disampingnya seolah memberinya kekuatan untuk menghilangkan sedikit rasa takut dalam hati Jaejoong yang sekarang terasa begitu sedih. "Aku tidak sendiri karena akan kupastikan dengan cara apapun Kaisar Jung akan selalu ada dalam genggamanku! Hanya dia satu-satunya milikku saat ini!", tekad Jaejoong dalam hati seraya masuk dalam pelukan sang kaisar tanpa peduli pada puluhan pasang mata yang menatap mereka.

"Aku akan mati jika anda sampai berpaling dariku, jeonha."bisik Jaejoong pelan sambil mendongakkan kepalanya untuk menatap sepasang mata musang sang kaisar yang langsung membalas pelukannya ditengah tatapan ingin tahu dan rasa penasaran para penghuni istana Apollo yang sebelumnya hanya mendengar tentang isu kedekatan kaisar mereka dengan pangeran muda dari Arthemis yang sungguh sangat menawan itu.

Tangan besar Yunho menangkup lembut wajah rupawan yang seolah terukir dalam setiap ingatannya itu. Ingin sekali dia mencium bibir merah yang terlihat berkilau itu jika saja dirinya bukan seorang kaisar dan semua pandangan mata tidak sedang tertuju pada dirinya dan juga sosok menawan yang sedang memeluknya.

"Kau tidak akan mati selama aku masih hidup! Jika aku sampai berpaling maka aku yakin sekali pangeran nakal ini pasti akan menemukan cara untuk menarikku kembali."jawab sang kaisar tegas hingga Jaejoong tertawa kecil.

Ketegasan dalam suara berat Yunho membuat Jaejoong terkekeh pelan sebelum mendelikkan matanya,"Jangan menyesali ucapanmu ini, Yang Mulia Jung karena sekali aku menginginkan sesuatu maka akan kukejar hingga dapat!"desisnya tajam seraya menyeringai penuh arti pada sang kaisar yang malah tersenyum lebar.

.

.

Note Author : Repost ini menyadarkan gw jika AA itu panjang banget. Kalah Penthouse season 3 hahaha...Sampai kadang gw malas lho update ulang ini. Lagian kebanyakan dari kalian pasti hanya reread 'kan?

Atau ada reader baru?

Coba komen dibawah yang reader baru!

APOLLO AND ARTHEMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang