Part - 26

1.5K 172 29
                                    

Belakangan ini Park Chanyeol sering pulang terlambat tanpa alasan. Kurasa keterlambatannya itu karena dia terlalu sibuk bersama Hyeri.

Aku tidak akan bilang begitu kalau tadi pagi tak sengaja mendapati mereka yang lengket dipojok perpustakaan.

Ku tutup buku tebal yang baru setengahnya ku baca. Komputer ku biarkan menyala dalam keadaan standbye. Sementara kakiku bergerak mendekati jendela yang tertutup. Mengintip bulan yang penuh, juga bintang bertaburan yang sedikit banyak tertutup awan putih.

Aku menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya perutku meraung minta diisi.

Didapur ada makanan tidak, ya?

Tepat seperti dugaanku. Kulkasnya kosong, rak lemarinya juga kosong. Harusnya pulang sekolah aku pergi belanja, bukan malah pergi bermain squash bersama Nayeon.

Kalau sudah begini aku jadi menyesal telah melarang ibu untuk mengirim bahan makanan untuk kami.

Kejadian seperti ini sudah berlangsung kurang lebih seminggu lamanya. Karena banyak berpikir ini dan itu, aku jadi sering lupa makan dan berakhir kelaparan ditengah malam. Lama-lama aku bisa jadi pasien busung lapar kalau sering begini.

Sial sekali.

Meski sedikit takut, ku langkahkan kakiku masuk ke dalam elevator dan menekan angka satu. Turun ke bawah dan menuju minimarket yang buka 24 jam.

Aku tidak berharap banyak, sebab hanya ramen yang menjadi satu-satu nya opsi dijam seperti ini. Aku harus cukup puas dengan itu. Memangnya siapa yang akan menjual makanan lezat dijam tengah malam seperti ini.

Setelah menuangkan air panas ke dalam cup dan duduk dikursi dekat jendela, sambil menunggu ramen matang, ku buka ponsel dan menggeser lockscreen.

11.59 PM

Aku menarik napas gusar,

Bahkan nyaris lewat tengah malam, kenapa Chanyeol belum pulang.

Oh ya ampun, apa yang ku pikirkan. Apa aku baru saja mengkhawatirkan Park idiot Chanyeol pabo-nya sedunia itu. Please, please, enyahkan pikiran tidak penting itu Yerin.

Lagipula untuk apa aku harus repot-repot memikirkan seseorang yang tengah asyik mengenang cinta lama belum usai dengan mantan kekasihnya. Hoel, buang-buang waktu.

Selepas mengisi perut, aku segera beranjak masuk kedalam gedung apartemen.

Berada diluar tidak aman, setidaknya bagi gadis penakut sepertiku. Biasanya kalau sudah larut para preman mabuk akan sering melewati mart ini dan memalak si penjaga kasir.

Dalam sapuan dinginnya udara malam, lorong demi lorong akhirnya terlewati, bersama suasana yang tiba-tiba sangat mencekam. Mencekam, karena aku berjalan seorang diri.

Setelah melewati belokan ke dua hampir sampai pintuku, tiba-tiba ponsel dalam saku sweeter ku menyala-nyala.

Unknown.

Senang melihatmu lagi dear.

Shit, orang itu lagi.

Tanpa sengaja sudut mataku menangkap siluet sosok misterius yang berdiri didekat pintu unitku.

Orang yang sama. Jaket yang sama, topi, juga masker yang sama seperti malam itu. Peneror itu datang lagi.

Ini buruk. Ku harap ada seseorang yang lewat, tapi sungguh mustahil. Bahkan ini sudah lewat tengah malam.

"Ya! Tunjukkan dirimu kalau kau bukan pengecut." Kataku mencoba tidak takut. Perlu buatku untuk tahu siapa sosok misterius itu sebenarnya.

Ku akui setelah acara pernikahan konyol itu, aku jadi sering menerima pesan ancaman. Dan tentu saja aku masih merahasiakan ini dari Chanyeol, aku masih belum yakin akan melibatkan dirinya lebih jauh tentang masalah ini atau tidak.

Suspicious StrangerWhere stories live. Discover now