Part - 8

1.8K 201 39
                                    

Tidak seorangpun bisa menebak seperti apa takdir yang dimiliki atau bagaimana keadaan hidupnya untuk beberapa saat yang akan datang. Mungkin lebih baik atau mungkin juga lebih buruk dari apa yang pernah dibayangkan. Setiap insan menginginkan sebuah nasib baik dalam setiap langkah yang akan ia ambil. Tetapi siapa yang tahu jika takdir bisa merubah segalanya. Terdengar seperti omong kosong, akan tetapi hal itu benar adanya. Mungkin kelihatannya hanya sebuah masalah kecil, tapi Yerin tidak akan pernah tahu bahwa takdir yang masih menjadi misteri tersebut berubah menjadi sebuah kenyataan yang mengerikan.

Dia tidak paham dengan segala yang terjadi. Keadaan berubah dengan cepat sampai ia nyaris kehilangan titik kesadarannya.

"Chanyeol?" Panggil Yerin setengah serak. Chanyeol setengah menoleh dan Yerin menatap tidak nyaman. "Panas."

Oke, ini ide paling buruk yang pernah Chanyeol lakukan —membuat seorang gadis mabuk hingga terbaring tak berdaya diranjang miliknya. Bukan sesuatu yang bisa dibilang baik, tentu saja. Tapi hey, Chanyeol tidak membuatnya mabuk. Yerin sendiri yang mengutus diri menenggak sebagian dari isi botol soju. Jadi biar Chanyeol simpulkan. Dia—tidak—salah—apapun.

Chanyeol membetulkan posisi duduknya dikaki ranjang. Soju benar-benar telah memporak-porandakan isi kepala. Kesadarannya benar-benar terkikis habis sampai berani menanggalkan harga dan mencium Jung Yerin dengan membabi buta, untung dia masih memiliki sebagian kewarasan. Kalau tidak, Chanyeol tidak bisa memastikan dimana dia dan Yerin akan terbangun keesokan hari. Dan menyesali segalanya, tentu.

"Terus?"

Yerin menggeliat dari ranjang, tubuhnya hampir saja terjatuh membentur lantai kalau Chanyeol tidak sigap menangkap dan mengembalikannya berbaring. Gadis itu menyentuh ujung kaus milik Chanyeol yang dikenakannya, menatap dengan pandangan tak fokus. "Aku lepas bajuku saja, ya?"

Chanyeol meneguk ludah gugup menatap lawan bicaranya yang setengah sadar. Yerin mabuk berat, tentu dia tahu. Tapi bagaimana bisa gadis sinting ini berupaya membahayakan dirinya sendiri. Oh, ini jelas buruk. Chanyeol tidak akan pernah membiarkan gadis ini mabuk lagi. Tidak. Tidak akan pernah.

"Kau bodoh, ya?" Chanyeol terlihat menatap kedua mata gadis itu serius, benar-benar tak habis pikir. "Dengar ya Jung Yerin, sekali kau membuka bajumu, maka aku tidak akan berpikir ulang untuk tidak memulai sesuatu. Kau tidak keberatan dengan itu?"

Yerin mendesah berat. Kepalanya sakit, seperti diremas. "Jadi aku tidak boleh membuka baju?" kata gadis itu asal dan Chanyeol tertawa pelan.

"Sebenarnya boleh sekali." Balas Chanyeol jujur. Dia laki-laki normal, tentu saja. Tidak ada laki-laki normal yang tidak ingin melihat gadis telanjang. Terutama jika kau seorang remaja yang belum pernah melihat belahan dada wanita. Tapi dalam kasus ini, Chanyeol tentu masih memiliki sisa kewarasan untuk tidak membawa dirinya dalam masalah yang lebih buruk lagi. Cukup membiarkan dirinya dan gadis idiot ini mabuk. "Tapi aku masih waras untuk tidak menyentuhmu. Kau tidak menarik, tahu."

Mengucapkan sebagian dusta pada orang mabuk, tentu bukan masalah serius bagi Chanyeol. "Jadi, akan lebih baik, kau pergi tidur. Demammu masih tinggi."

Kecuali tentang video Yadong yang sudah Chanyeol katakan sebelumnya. Dia memang telah meng-copy video tersebut dari laptop Youngmin. Tetapi dia tidak benar-benar ingin menontonnya, toh yang memaksanya memiliki video tersebut adalah teman sebangkunya itu. Jadi, apa suatu saat nanti Park Chanyeol akan membutuhkan sebuah tutorial dari video tidak senonoh itu. Oh no, Chanyeol belum kehilangan arah nalurinya sebagai seorang laki-laki. Oke, cukup atau pikiran Chanyeol tambah liar.

Yerin mengernyitkan kening. Kalimat Chanyeol terdengar samar ditelinganya. Namun sepertinya, apapun yang dikatakan pemuda itu, tampak berusaha untuk mencegahnya. Yerin benar-benar tidak bisa mengendalikan diri. Ia tidak bisa mengingat apapun yang meluncur dari bibirnya dengan jelas. Lalu dengan semua tekanan ini, dia jadi mendadak tidak nyaman. Kepalanya sangat berat, tubuhnya juga menggigil. Dia ingin segera tertidur, tapi semuanya berdenyut sakit.

Suspicious StrangerWhere stories live. Discover now