Part - 3

2.1K 247 24
                                    

Aku tidak peduli ketika semua siswa membicarakanku. Aku juga tidak peduli ketika mendapat tatapan tidak suka dari mereka. Bagiku ini hukuman. Hukuman untukku yang bertindak sama bodohnya dengan Park Chanyeol.

Ketika aku hendak pergi kekelas beberapa siswa mulai berbisik-bisik membicarakanku, ini memang konsekuensi yang harus ku tanggung. Kurasakan langkahku semakin gamang ketika mereka menggunjingku terang terangan.

'Jung Yerin si pecundang gila.'

Mulai hari ini aku harus belajar menulikan kedua telingaku.

Senyumku mengembang ketika menemukan gadis— yang selalu mengisi disela-sela waktuku yang berharga— duduk didalam kelas.

"Yeonnie-ya."

Nayeon tidak menyahut. Dia sibuk membolak-balik buku paketnya.

Terhitung dua hari sejak kejadian itu, Nayeon masih mendiamiku. Dia marah.

"Ayo pergi nonton akhir pekan nanti?"

Dia berbalik membelakangi saat aku duduk dibangku depannya.

"Jangan mendiamiku seperti ini. Aku jadi sedih, kau tahu?"

Dia masih tidak peduli.

"Naayeeoonn-ah." Ku berikan aegyo kekanakan ala aku. Biasanya ini akan berhasil membuatnya tertawa. Tapi tidak. Dia beranjak dan meninggalkan kelas.

Aku tidak akan menyerah.

###

"Baru ditinggal dua hari saja sudah membuat masalah." Cicit Kyungsoo selepas menandaskan segelas smoothies miliknya.

Sebetulnya Kyungsoo juga kaget mendengar sahabatnya yang tiba-tiba mendapat masalah. Dia tahu betul Yerin bukan tipe siswa pembuat onar.

Sepulangnya dari olimpiade Matematika di Ilsan, pemuda itu langsung menjemput gadis itu dan berakhir makan cemilan di kafetaria favorit mereka.

"Aku tidak membuat. Tapi masalah yang datang sendiri padaku." Jawab Yerin yang masih sibuk dengan pie keringnya.

"Aigoo.."

"Aw aww aw, ya!"

Yerin mendesis saat menerima cubitan gemas pada kedua pipinya. Gadis itu tidak tinggal diam. Dia pun menguraikan jepitan dua jari pada wajahnya dan berseru pada si pelaku. "Sakit! Kyung."

Kyungsoo tertawa seraya memandang gadis itu gemas. Yerin mendelik.

"Belakangan ini ada yang menyulitkanmu?" Tanya Kyungsoo dengan tatapan yang sedikit berubah lebih serius.

Seharusnya Yerin mengangguk, tapi justru gelengan yang muncul dikepalanya. Terlalu banyak masalah yang ia hadapi. Dia tidak ingin menyeret orang-orang terdekat ke dalam masalah lagi. Cukup Nayeon. Kyungsoo tidak lagi.

"Yah." Kyungsoo menghela. Tatapannya beralih pada jalanan yang tampak ramai diluar jendela kaca yang transparan. "Sebenarnya aku kecewa sekali, sih." Ucapnya mendadak tanpa ekspresi.

"Mwoga?" (apa)

"Bukan apa-apa. Lupakan."

"Mworaguyo?" cecar Yerin sembari menyenggol-nyenggol lengan Kyungsoo. (Kau bilang apa)

Pemuda itu mengendik, tak yakin.

"Kau tidak tanya bagaimana hasil olimpiade ku?" katanya terdengar ragu.

"Ah sudahlah. Kau pasti tidak penasaran." Ulangnya sedikit frustasi.

Yerin terbahak. Jadi Kyungsoo sedang merajuk.

Suspicious StrangerWhere stories live. Discover now