Part - 12

1.7K 216 20
                                    

"Seberapa banyak kau terluka?"

"Perut, leher. Aku tidak yakin." Kataku mengira-ngira.

Semenjak kami berjalan, ah tidak ralat. Maksudku, semenjak Chanyeol menggendongku, dia tidak membiarkanku diam.

"Kenapa bisa ada dibawah tebing?"

"Aku jatuh terperosok."

Dia terus membawa kami pada obrolan yang sebetulnya kurang penting. Aku tidak tahu alasannya kenapa.

"Kenapa bisa begitu?"

"Aku terpeleset."

"Kenapa masuk hutan?"

Oh tuhan. Aku tidak tahan lagi. Dia berisik sekali.

"Aku tidak tahu."

Sejenak Chanyeol berhenti. Membetulkan posisiku dalam gendongannya.

"Lain kali jangan menyusahkan orang lagi."

"Maafkan aku." Ujarku melesu.

Napasnya memberat. Aku tahu Chanyeol mulai kelelahan.

"Jangan minta maaf padaku. Minta maaflah pada guru dan teman-teman yang telah repot mencarimu."

Chanyeol benar. Aku memang telah menyusahkan banyak orang. Terlepas dari itu, insiden ini terjadi juga bukan karena keinginanku.

"Tidurlah. Nanti ku bangun kan." Ucapnya terdengar memerintah.

"Aku tidak mengantuk."

Terjadi keheningan dalam beberapa saat. Sampai saat semua hal dalam pikiranku mulai terhubung.

"Chanyeol-ah," panggilku hati-hati.

"Hmm." Dia hanya menyahut kecil.

"Bagaimana kau bisa menemukanku?"

Dia membuang napas berat sebelum menjawab. "Itu tidak penting."
Chanyeol selalu bertindak menyebalkan, aku tahu itu.

"Lebih baik kau tidur." Dia menyahut lagi.

Aku tidak ingin berdebat, lagipula perutku masih nyeri.

"Hmm." Ku putuskan untuk tidur dipundaknya.

###

Kelopak mataku terasa perih seraya mataku yang mulai terbuka. Mungkin aku terlalu banyak tidur. Otot-ototku juga terasa kaku.

Samar-samar ku lihat seseorang yang duduk ditepi ranjang menatapku sendu. Matanya sayu, juga terdapat lingkaran hitam disekitarnya. Rambutnya awut-awutan seperti belum pernah terjamah sisir selama berhari-hari. Raut wajahnya sama kusutnya dengan pikiranku. Aku tahu bahwa orang yang menatapku tersebut adalah Kyungsoo.

Ku coba untuk bangkit, namun rasa nyeri pada perut langsung menyambut. Aku meringis sebelum Kyungsoo membantuku kembali berbaring. Dia juga membenahi selimutku.

"Tetaplah berbaring. Tubuhmu masih lemah." Nada bicaranya terdengar pilu.

Kyungsoo-ya, apa yang terjadi.

"Kyung-ah, sudah berapa lama aku tertidur?" Ada begitu banyak pertanyaan yang berkelebat dikepalaku.

Kyungsoo tidak menjawab, sorot matanya tak terbaca. Ia menunduk sebelum kembali menatapku nanar. "Kau tidak sadarkan diri selama dua hari."

Mwo?

Kedua alisku bertaut bersama pikiranku yang setengah tidak percaya. Aku baik-baik saja, kan. Tidak. Maksudku, aku masih sadar dengan baik saat Chanyeol membawaku kembali.

Suspicious StrangerWhere stories live. Discover now