Part - 18

1.6K 182 10
                                    

"Mau ya, jadi kekasih pura-puraku?"

Dadaku naik turun, Bibirku bergetar menahan sumpah serapah yang ingin ku lontarkan pada Chanyeol. Beruntung pengendalian emosi masih memihak.

Jadi dia jauh-jauh menyeretku kemari hanya untuk acara balas dendam. Membawaku pergi ke pesta dan membuat Hyeri cemburu, begitu. Ini benar-benar ide terkonyol yang pernah ku dengar.

"Maaf ya Park Chanyeol aku tidak berminat mengikuti rencana tololmu itu." Kataku sambil berpaling.

Ku tiup poniku, kasar. "Menyebalkan, harusnya aku tidak ikut saja."

"Tolonglah, Yer." Ujarnya memohon. Dia menghentakkan kakinya bergantian dan mengerjap berulang kali. Mau coba ber aegyo, astaga. Dia konyol dan kekanakan.

Chanyeol maju selangkah dan berhasil mengikis jarak diantara kami, dadaku sampai menabrak perutnya. Ini tidak bagus, tentu saja.

Refleks ku letakkan kedua tanganku didadanya, berusaha memberi jarak diantara kami. "Y-ya! Kau mau apa."

Tak mengindahkanku, wajah Chanyeol mendekat serta memberi tatapan tajam dan mengintimidasi.

Aku meneguk. Napasnya berlarian dipipiku.

Aku gugup. Tanpasadar mataku terkatup seolah tak sanggup menyaksikan hal buruk yang akan terjadi. Aku tegang dan jantungku ikut bertalu.

Sebentar kemudian kurasakan benda basah dan lembut menyentuh daun telinga. Rasanya menggelikan namun lebih dari itu aku harus mulai mendengarkan bisikan sialannya yang menusuk gendang telingaku.

"Aku punya penawaran bagus." Bisiknya amat pelan.

Mataku masih enggan terbuka jadi ku balas bisikannya dengan penolakan sia-sia. "No, i can't."

Chanyeol bernapas lagi disana. Telingaku seperti terbakar. "Kau belum mendengarnya."

"A-aku tidak perlu." Ucapku seperti orang bodoh ketika satu tangannya mencengkram pundakku. Ku ingin mendorongnya tapi bahkan seluruh tubuhku terasa lumpuh.

Masih dengan posisi yang sama ia menggumam, mungkin memikirkan sesuatu yang bisa menarik perhatianku.

"Uang saku sebulanku, untukmu." Itu tawaran yang diberikannya padaku.

Big no,

"Tidak mau."

Jelasnya aku bukan orang matrealistis. Uang tidak bisa menyuapku.

"Bebas tugas rumah?"

Sayangnya aku bukan orang pemalas dan jawabannya tetap,

"Tidak."

Ia menggeram dan kembali menghembuskan napasnya yang terasa seperti api yang keluar dari mulut naga. Ingin sekali ku jatuhkan palu diatas kepalanya lalu saat ia tak sadar ku lemparkan dia ke pulau terpencil tak berpenghuni. Oke aku sudah mulai melantur.

"Kau ingin terbebas dariku bukan? Aku akan mengabulkannya."

Sialan,

Penawaran itu terlalu menggiurkan. Aku gila jika menolak. Bukankah hal itu yang ku inginkan selama ini, terbebas darinya.

Ku gigit bibir dalamku, memikirkan penawaran yang sebenarnya tak perlu lagi untukku pertimbangkan. Memangnya kapan lagi bisa mendapat kesempatan bagus dan langka seperti ini.

"Kau tidak bohong, kan?"

Tentu saja aku harus mengantisipasi ucapannya yang terkadang mendustaiku. Aku harus hati-hati dalam bertindak terutama jika dengan makhluk yang tidak tertebak seperti Park Chanyeol.

Suspicious StrangerWhere stories live. Discover now