BAB 26 : Merelakan

Beginne am Anfang
                                    

Anna keluar dengan diantar oleh Elang. Kebetulan, Elang juga sedang ingin mencari angin. Sepanjang menuruni lift, Elang terus saja memberi motifasi agar Anna tetap tabah dan jangan menangis.

"Alvaro pasti sedih kalau lihat lo nangis terus."

Maka dari itu, mulai detik ini, Anna tidak akan menangis. Boleh bersedih, namun jangan terlarut dalam kesedihan tersebut. Tidak baik juga membuat orang lain sedih hanya karena dirinya.

Pintu lift terbuka ketika sampai di lantai satu. Orang-orang berebut keluar dan meneruskan jalan mereka. Begitu juga dengan Anna dan Elang yang berjalan menuju lobbi rumah sakit tersebut. Elang mengantarkannya pada penjemputnya yang Anna tidak tahu siapa.

"Kakak sendiri mau kemana?"

Elang menoleh sekilas. "Mau cari angin." Anna menjawab dengan anggukan.

Ketika akan tiba di lobbi, Anna sempat berhenti berjalan. Membuat Elang yang ada di belakang ikut berhenti sambil menelengkan kepala.

"Kenapa Na? Ada yang--"

"Itu yang jemput aku?" Tangannya menunjuk ke arah seseorang yang duduk di sana. Sedang memainkan ponselnya dengan cuek. "Dia yang jemput aku?"

Elang mengerutkan dahi ketika melihat Anna yang menoleh ke belakang dengan wajah yang sulit untuk diartikan.

"Kenapa emang?"

Belum sempat Anna menjawab, seseorang itu sudah bangkit dan berjalan ke arahnya. Anna hanya bisa mendesah pelan serta pasrah. Elang yang tidak mengerti apa-apa hanya diam. Menatap mereka secara bergiliran.

"Udah?"

"Kak, kita pulang duluan, ya." Anna tersenyum lalu membalikkan badan. Berjalan lebih dulu tanpa menunggu Keano.

Keano hanya menatap Elang sebentar sebelum melenggang pergi. Menyusul Anna yang sudah murai marah-marah karena lama. Elang yang melihat lagi-lagi menggelengkan kepalanya.

*****

"Gimana keadaan dia?"

Anna menoleh. "Dia siapa?"

Keano hanya menggeleng dan kembali fokus menyetir. Mengabaikan Anna yang masih menatapnya dengan pandangan bertanya. Sejujurnya, Keano ingin menanyakan bagaimana keadaan Alvaro. Semakin membaik atau memburuk.

"Udah makan?" Anna hanya menggeleng. "Yaudah, makan dulu aja."

Kemudian, Keano melajukan mobilnya menuju restoran favorit mereka, dahulu. Butuh waktu beberapa menit hingga akhirnya mereka sampai. 

Anna sempat kaget ketika Keano membawanya ke sebuah restoran tersebut. Semua kejadian yang ada di resto ini terputar di otaknya begitu saja. Membuatnya sedikit tidak ingin datang ke tempat ini. 

"Nggak mau ke sini?" 

Pertanyaan Keano membuyarkan lamunannya. Membuat Anna tersadar lalu menoleh ke samping dengan gugup. Belum sampai Anna membuka suara, Keano kembali berbicara.

"Gue nggak--"

"Udah-udah. Ayo turun." Anna bergegas untuk turun dan berjalan masuk ke dalam lebih dulu. Keano yang melihat tingkahnya hanya bisa menggelengkan kepala untuk kemudian ikut masuk ke dalam.

****

Anna memilih tempat duduk yang sekiranya nyaman serta kosong. Kebetulan, salah satu sudut restoran tersebut, ada tempat yang kosong. Segera Anna berjalan cepat agar tidak ditempati oleh orang lain. Namun ketika akan duduk, ada seseorang yang tiba-tiba menyerobot tempat duduk tersebut. Dengan percaya dirinya, dia duduk di depannya tanpa berdosa.

About Time ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt