Chapter 38

2.1K 183 12
                                    

Liam terus saja mengetukkan jemari panjangnya di pinggiran kursi kayu. Ia tak sabar menanti datangnya matahari tenggelam yang bertepatan dengan upacara tertutup sebelum kepulangannya pada kelompok yang ia bentuk. Atau lebih tepatnya Liam tak sabar untuk segera bertemu dengan Nathalie yang hampir 1 tahun ia tinggalkan.

"Liam.." sapa seorang gadis dengan rambut blonde dan kulit yang sama pucatnya dengan Liam. Ia lalu duduk tepat disamping Liam sembari menatap kearah matanya intens.

"Aku mohon dengarkan aku—Aku tau Davichi tak mengetahui soal hubunganmu dan anak manusia itu. Tapi aku yakin, ada sesuatu yang akan mengacaukan semuanya."

Liam menaikkan alisnya bingung. "Apa maksudmu Patrice?"

Gadis bernama Patrice itu pun berpura-pura menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. "Harry.. Ia yang akan mengacaukan kelompokmu."

"For God's sake—Patrice! Aku sungguh tak tau apa maksudmu." Liam menaikkan nada suaranya. Ia bingung sekaligus khawatir dengan keadaan Nathalie.

"Kau harus segera pulang karena aku tau, Harry dan kekasihmu itu mulai saling dekat—entahlah, mungkin juga mereka saling mencintai." Liam menatap kearah Patrice dengan geram. Ia tau jika gadis itu tak mungkin berbohong karena ia adalah kaki tangan Davichi atau bisa dibilang ia sebagai juru bicara dari Davichi Clan.

"Apakah Harry berani menyentuh gadisku?" tanya Liam dengan intonasinya yang terdengar parau.

"Almost—maaf jika aku baru memberitahukan ini. Aku hanya tak ingin konsentrasimu terganggu. Karena. . . tentu kau tau sifat pemimpinmu itu. Ia tak akan pernah melepaskanmu jika tugasmu belum selesai."

"Lalu apa lagi? Oh! Apakah Harry yang menyembunyikan seluruh suratku untuk Nathalie? Aku mohon kau menjawab tidak, Patrice."

Dan Patrice hanya mengangguk kecil dengan wajahnya yang penuh dengan penyesalan. "Aku sangat yakin bahwa Harry yang melakukannya. Ia menyembunyikan semua suratmu di loker milik Nathalie tapi di bagian yang tak bisa dijangkau gadis itu."

Liam mengacak rambutnya frustasi. Hanya satu hal ia khawatirkan. Yaitu tentang Nathalie dan kisah cintanya.

***

Harry menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Nathalie sebelum akhirnya memberanikan diri untuk menekan bel rumahnya yang berada di sudut luar pintu utama. Tak berapa lama kemudian, muncul sosok Katrina yang tersenyum manis padanya. "Mencari Nathalie?" lelaki itu lantas mengangguk pelan sembari mengumbar senyum kecilnya. Katrina pun mempersilakan Harry untuk masuk kedalam rumah.

Tak perlu menunggu waktu lama, Nathalie keluar dengan wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang terbalut jaket tebal. "Nathalie? What's wrong with you?" Lelaki itu mendekat kearah Nathalie lalu menggandeng tangannya perlahan sembari mendudukkan Nathalie pada sofa.

"I miss him.." bisik Nathalie lemah. Harry sadar bahwa orang yang Nathalie rindukan adalah Liam. Tapi sayangnya lelaki itu tak kunjung pulang setelah satu tahun lamanya.

Semenjak kejadian di flat yang mengejutkan itu, beruntungnya Nathalie dalam keadaan mabuk dan bangun dengan ingatannya yang tak begitu bagus bahkan ia lupa apa yang ia lakukan sampai bisa tertidur di flat milik mereka. Dan semenjak kejadian itu Nathalie mulai membuka diri pada Harry karena ia telah berjanji akan menjadi sahabat yang baik serta pengganti Liam (secara tidak langsung). Padahal Sarah sudah memperingatkan Harry untuk menjauh dari Nathalie tapi lelaki itu tak menggubris perkataannya. Harry tetap sama, ia masih punya perasaan cinta yang dalam pada Nathalie karena lelaki itu tak ingin melepaskannya.

"Maukah kau ikut denganku?" Nathalie menatap kearah Harry.

"Kemana?"

"Rumah pohon! Kau ingat kan soal rumah pohon yang waktu itu?"

Bloodstains (1D's Vampire Story) ✅Where stories live. Discover now