Chapter 23

3.5K 239 3
                                    

~Nathalie Pavin's POV~


"Thanks for everything." tukasku pelan saat Liam berhasil menghentikan mobilnya didepan rumahku. Sekarang hampir jam 10 malam dan kami baru selesai kencan.

"Everything I do for you. Cause you're mine Sweetheart!" tukas Liam sembari menyeringai tajam sembari menatapku. Aku mulai menajamkan indra penciumanku kerena Liam makin mendekatkan wajahnya kearahku. Aku bisa membau wangi parfumnya dari sini seraya merasakan desah nafasnya yang dingin menembus kulit.

"Besok, aku ingin membuat cake. Kau mau datang ke rumah?" tanyaku. Liam menampakkan raut kekecewaan di wajahnya.

"Maaf, tapi aku tak bisa melakukannya." tukasnya kemudian meraih punggung tanganku dan mengelusnya.

"Kenapa?" tanya Nathalie tak kalah kecewanya.

"Aku pergi bersama Zayn ke London. Kami ingin membeli beberapa perkakas." sahutnya enteng.

Tak lama kemudian, Liam mendekatkan wajahnya lagi. Aku merasakan nafas dinginnya yang menusuk. Entah mengapa—Liam selalu terasa dingin, padahal sekarang masih musim panas.

Bibirnya langsung menaut bibirku lembut selama beberapa detik. Aku lantas melepaskannya dan tersenyum kecil kearahnya.

"You're so strong." tukasku lirih sambil mendesah perlahan. Tubuhku tersandar pada jok penumpang. Lelaki itu juga tersandar pada jok kemudinya sembari mengusap tengkuknya perlahan.

"Yeah. But I'm not strong enough without you." sekali lagi, pipiku langsung memerah karenanya. Liam cukup membuatku merasa malu hari ini.

"Whatever you say big guy. Good night my Babe." aku segera bergegas membereskan barang-barangku.

"Mau aku antar sampai depan pintu?" tawarnya. Aku menggelengkan kepala menolak.

"Good night my Sweetheart. Have a nice dream." Liam lantas mengecup pipiku perlahan, aku langsung membuka pintu mobilnya dan berjalan menuju rumah. Sampai didepan pintu, aku menatap kearah Liam sembari melambaikan tanganku dan akhirnya Liam melajukan mobilnya.

"Aku pulang!" tukasku girang. Suasana di rumah sangat sepi, hanya ada Katrina dan Gilbert yang sedang duduk berdua sambil menonton televisi.

Tanpa basa-basi, aku segera pergi ke lantai dua atau tepatnya ke kamarku. Seseorang tengah mengikutiku dari belakang, pastinya Katrina. "Kau sangat cantik Nath!" seru Katrina, aku memalingkan pandanganku menatapnya yang berdiri beberapa meter dihadapanku.

"I'm officially taken by Liam Payne." tukasku girang. Katrina menatapku tak percaya. Mulutnya terbuka beberapa senti sebelum akhirnya ia berseru. "Are you kidding me?" aku mengacungkan kedua jariku tanda bahwa aku serius.

"Selamat Nathalie! Aku tak menyangka secepat ini kau akan mendapatkan kekasih!" Katrina memelukku erat. Aku tau ia ikut senang, inilah yang selama ini ia inginkan—untuk melihatku bahagia bersama seorang lelaki yang aku cintai.

"Seharian ini Liam mengajakku pergi keliling kota London. Ia juga sempat mengajakku ke apartemen keluarganya. Dan terakhir ia mengajakku ke restaurant bintang lima sembari menyatakan perasaannya padaku. It's amazing!" seruku girang.

Katrina menatapku dengan pandangan apa-lagi-yang-terjadi-setelahnya?

"Terakhir, ia mengajakku ke London Eye dan kita menikmati suasana Kota London dari ketinggian."

"Kau sangat bahagia 'kan? Maka dari itu, ia belum tentu buruk Nath. Sekali lagi, jangan memandang orang hanya dari fisik." aku mengangguk mengerti.

Bloodstains (1D's Vampire Story) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang