Chapter 34

2.8K 202 1
                                    

"Aku akan tetap mempertahankan apa yang harusnya jadi milikku." Harry menggebrak meja. Matanya mulai berubah jadi lebih kelam. Sudah hal biasa saat Harry marah, ia selalu memperlihatkannya secara berlebihan.

"Kau akan merusak semuanya Hazz!" seru Zayn, lebih tepatnya membentak.

"Aww!" tiba-tiba Zayn mengerang. Ia memegang kepalanya dan tampak kesakitan. Harry langsung mencair, ia tak marah lagi. Louis yang tadinya hanya diam beralih kearah Zayn, menangkap tubuhnya yang mulai melemah lalu mendudukkan lelaki itu pada sofa. Kedua pasang mata itu menatap Zayn yang masih kesakitan. Ia terus saja merintih dan memegang kepalanya.

"Lebih baik kau hubungi yang lain. Louis, cepat!" Harry berteriak, nyaris membuat Louis tersentak kaget.

"Don't do this. I'm fine." sahut Zayn, ia sudah lebih tenang hanya saja lelaki itu masih memegangi keningnya.

"Tell me what you see again?" tukas Harry tiba-tiba. Harry sepertinya tau sesuatu.

--

Ditempat lain, Sarah tertidur lebih lama dibanding saat ia berada di History Class bersama Zayn. Gadis itu mulai memimpikan potongan-potongan kecil dari sebuah cerita cinta segitiga antara sahabatnya.

Pertama, dalam mimpinya Sarah menemukan sosok Harry dan Nathalie yang dekat satu sama lain seakan mereka telah berkenalan sangat lama dan menjadi sepasang sahabat.

Kedua, dalam mimpinya ia melihat lagi gerombolan Davichi Clan bersama dengan Liam di kastil besar miliknya. Hanya ada Liam dan tak ada yang lain.

Dan yang terakhir, dalam mimpinya gadis itu melihat gambaran tentang Harry dan Nathalie yang saling berpelukan. Lelaki itu menjaga Nathalie dengan setulus hati sementara gadis itu menitikan air matanya. Atau dengan kata lain Harry berusaha menenangkan Nathalie.

"Oh—aku benci ini." desis Sarah ketika ia baru saja terbangun dari tidurnya. Seperti biasa, tak akan ada yang mengganggunya ketika tidur. Jika sampai ada seseorang yang menganggunya, Sarah akan marah besar.

"Ada apa Babe? Kau melihat sesuatu dalam mimpimu?" tanya Niall yang duduk di kursi pengemudi. Mereka memutuskan untuk pergi ke London sebelum kembali ke flat sekedar untuk mencukupkan kebutuhan. Kalau-kalau meraka bisa mengambil stock darah di rumah sakit atau darah segar yang di hisap langsung.

"Seperti yang kau tau. Selalu bayangan hitam dan tak jelas." dustanya. Sarah telah berjanji untuk tidak membicarakan masalah Harry. Hanya ia, Zayn dan Harry yang tau.

"Look!" tukas Perrie. Ia menunjukkan sebuah pesan singkat dari Louis yang berisi, "Sebaiknya kalian segera kembali. Zayn kesakitan."

Perrie memutar bola matanya kearah Sarah namun gadis itu masih menunduk. "Apa yang terjadi di flat?" tanya Perrie terkejut. Saat itu juga Niall memutar balik arah kemudinya untuk kembali ke flat.

"Ada sesuatu yang tak beres. Pasti Zayn merasakan apa yang baru saja aku lihat." guman Sarah dalam hati. Gadis itu yakin bahwa kekuatan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pandangan itu terlalu kuat sampai akhirnya Zayn kesakitan.

Zayn merebahkan tubuhnya diatas sofa panjang dengan dua pasang mata yang menatapnya intens. "What the hell? Don't look at me like that." tukasnya dengan nada yang sedikit kasar.

"What happen with you? Something wrong?" tukas Louis kemudian. Ia terduduk manis tepat disamping Zayn.

"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu dari kami. Rasa sakitmu karena Davichi Clan. Apa aku benar? Jawab dengan jujur Zayn!" nada suaranya terdengar berat dan tertekan.

Bloodstains (1D's Vampire Story) ✅Where stories live. Discover now