Jilid 6

3.4K 51 0
                                    

Sudah ada belasan tahun mereka berdua ini tidak ukur tenaga, kini bertemu kembali didaerah Kanglam, dengan sendirinya masing2 ingin bisa menjajal sampai di mana kemajuan pihak lain.

Dahulu ketika Hoa-san-lun-kiam atau pertandingan silat di Hoa-san tatkala itu Kwe Ceng masih bukan tandingan Auwyang Hong, tetapi sesudah sekian lama, berpisah dan kemajuannya yang pesat, ilmu silat Kwe Ceng boleh dikatakan telah sampai tarap yang paling masak, Namun demikian Auwyang Hong yang berlatih ilmu dari kitab "Kiu-im-cin-keng" secara terbalik (peristiwa diakali Ang Tjhit-kong hingga Auwyang Hong tertipu dan mempelajari Kiu-im cin-keng secara terbalik kelak akan diceritakan), dengan sendirinya juga ada kemajuan tertentu, yang satu betul dan yang lain terbalik, akhirnya tetap yang betul menangkan yang terbalik, maka dengan saling labraknya sekarang, Kwe Ceng sudah bisa melawan orang dengan sama kuat.

Supaya tahu bahwa atap rumah di daerah utara jauh berlainan dengan daerah selatan, Oleh karena harus menahan salju di musim dingin, maka atap rumah daerah utara dibuat dengan sangat kuat dan kokoh, tetapi di daerah aliran sungai Hoay karena genteng yang disusun secara tindih-menindih, maka atap yang genteng tetapi praktis.
Auwyang Hong saling ukur tenaga, mereka harus salurkan tenaga pada kedua kaki agar bisa berdiri dengan kokoh. Diluar dugaan, selang beberapa lama terdengarlah suara "kreyat-kreyot" di bawah kaki mereka, menyusul mana terdengar pula suara "kraaak" yang keras secara tiba2, tahu2 beberapa usuk rumah telah patah hingga anjlok ke bawah, atap rumah itu berlubang hingga kedua orang yang saling adu tenaga itu sama2 kejeblos ke bawah.

Ui Yong kaget sekali oleh kejadian ini, lekas2 ia menyusul turun melalui lubang atap rumah itu, namun segera terlihat olehnya kedua orang itu masih tetap tangan beradu tangan, sedang kaki mereka menginjak pada beberapa usuk yang patah tadi, sebalik-!!"v usuk2 itu justru menindih di atas badan seorang tamu hotel penghuni kamar yang ketiban malapetaka itu.

Mungkin saking kaget dan saking sakitnya oleh "rejeki tiban" itu, tamu hotel yang sial itu telah jatuh pingsan.
Buat Kwe Ceng sebenarnya tidak sampai hati bikin celaka orang lain yang tak berdosa, tetapi Auwyang Hong tidak pusingkan mati hidup orang lain, Kekuatan mereka sebenarnya seimbang, tetapi kini Kwe Ceng harus pikirkan orang yang ketindih itu dan tak tega tambahi tenaga injakannya sehingga tenaga yang saling adu itu tidak mendapatkan tempat sandaran yang kuat, maka lambat laun ia mulai terdesak di bawah angin.

Melihat tubuh sang suami rada mendoyong ke belakang, meski hanya mundur sedikit saja, Ui Yong sudah tahu Kwe Ceng bakal kecundang.

"He, Thio-sam-Li-si, Tio-ngo-Ong-liok, awas pukulan!" demikian ia lantas berteriak Menyusul tampaknya ia ayun sebelah tangannya menabok ke pundak Auwyang Hong.
Meski tampaknya sangat enteng pukulannya ini, tetapi justru adalah pukulan lihay dari ilmu pukulan "Lok-eng-cio-hoat". Bila sampai kena digebuk, maka tenaga pukulannya akan terus meresap sampai kebagian dalam tubuh, sekalipun jago silat kelas berat seperti Auwyang liong pasti juga akan terluka parah.
Akan tetapi Auwyang Hong bukan Se-tok kalau dia gampang dipukul. Semula ia memang terkejut sejenak ketika mendengar orang menyebut namanya yang aneh dan tak keruan itu, tetapi demi mendadak nampak pukulan orang tiba, secepat kilat ia dorong tangannya sekuat tenaganva, ia desak tenaga tangan Kwe Ceng dahulu, habis ini ia putar tangannya dan berhasil mencengkeram pundak Ui Yong, ia kumpul tenaga dalam pada ujung jarinya untuk merobek kulit daging lawan.

Cengkeraman maut ini sekaligus telah bikin tiga orang terkejut berbareng, Yakni Auwyang Hong, Kwe Ceng dan Ui Yong.

Auwyang Hong segera merasakan ujung jarinya tidak kepalang sakitnya, kiranya ia telah kena menjambret pada duri lancip "kutang berduri landak" yang dipakai Ui Yong dibagian dalam. Tetapi karena luar biasa kuat tenaga jarinya, dengan sekali jambret tak kurang duri landak yang terbuat dari anyaman benang emas dan tak mempan senjata itu kena terobek sepotong.
Pada waktu itu juga tenaga pukulan Kwe Ceng sudah mendatang lagi setelah didorong oleh Auwyang Hong tadi, dengan sendirinya Auwyang Hong kembali menyambut dengan telapak tangannya, maka terdengarlah suara "plak" yang keras, kedua orang sama2 mundur dengan cepat, menyusul tertampaklah debu pasir berhamburan, dinding roboh dan rumah ambruk.
Kiranya beradunya tangan kedua orang tadi benar2 keras lawan keras dengan sepenuh tenaga sehingga kedua pihak sania2 tersentak mundur, tetapi mundurnya mereka telah membobol dinding tembok sampai keluar, sebab itulah setengah dari atap rumah itu telah ambruk dan menerbitkan suara gemuruh.

Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali - Chin YungWhere stories live. Discover now