Chapter 41 - Medali Apollo

Mulai dari awal
                                    

Jung Heechul hampir menjerit kasar jika tidak mengingat siapa dirinya dan juga puluhan telinga yang terpasang di dinding Apollo. Sepasang mata tajam yang begitu mirip dengan milik Kaisar Jung itu berkilat tidak senang karena menahan amarah yang bergolak dalam darahnya. Dia yakin sekali kedua putra kembarnya berada dibalik tindakan Pangeran Kim mengkonfrontasi Selir Ming!

"Dan kau dengar tadi, Luhannie? Pangeran itu yang mengusir Selir Ming dari istana utama dan Kaisar Jung membiarkannya melakukan itu! Suatu ironi mengerikan karena dulu aku, sang ibusuri bahkan tidak bisa melakukan hal itu!" hwangtaehu Jung berdecih kesal. Dia benar-benar penasaran pada sosok Pangeran Arthemis yang sudah menguncang seluruh istana dalam itu!

Xi Luhan hanya memasang ekspresi datar seperti biasanya saat mendengar geraman marah hwangtaehu Jung yang baru menerima laporan dari salah satu pengawal istana kaisar yang datang atas perintahnya. "Anda harus tenang, Yang Mulia. Mungkin saja pengawal itu melebihkan ceritanya. Lagipula seharusnya anda senang jika Selir Ming tidak lagi menempati posisi penting dalam istana."ucap Luhan kalem, walaupun dia tahu pasti pengawal tadi tidak mungkin berani berbohong pada sang ibusuri yang menatapnya setajam pisau.

Ketegangan memang sangat terasa di istana dalam sejak kedatangan Pangeran Arthemis yang sikapnya ternyata tidak selembut wajahnya itu. Kejadian yang menimpa Permaisuri Lee membuat semua orang waspada dan sedikit takut untuk menebak siapa sasaran pangeran berwajah angkuh itu selanjutnya karena bukan rahasia lagi sang pangeran punya hubungan khusus dengan Kaisar Jung yang bahkan tadi malam tidak kembali ke istananya sendiri!

"Kepalaku sakit memikirkan kaisar yang bahkan seolah sudah lupa jika dirinya punya istana pribadi! Dia menghabiskan waktunya semalam bersama Pangeran Kim! Aku takut sekali apa yang akan terjadi pada Apollo dimasa depan!" hwangtaehu Jung menghela nafas berat dengan wajah muram.

Dengan gerakan teratur Luhan memijat lembut pundak sang ibusuri yang terasa begitu tegang. Dia mengerti dan sangat memahami ketakutan yeoja yang sudah banyak mengalami kepahitan dan pengkhianatan dalam hidup ini. Hadirnya Pangeran Arthemis yang sepertinya berusaha mendapatkan Apollo melalui Kaisar Jung tentu saja menjadi pemikiran bagi sang ibusuri.

"Kalau hamba boleh memberi pendapat, mungkin yang terbaik saat ini adalah anda diam dan melihat apa yang akan dilakukan Pangeran Kim. Jika itu baik untuk Apollo, kenapa tidak? Bukankah Yang Mulia ingin melihat kerajaan ini Berjaya kembali?"ujar Luhan bijak tanpa niat menasehati.

Hwangtaehu Jung yang tampak memikirkan ucapan pelayan kepercayaannya itu. "Lakukan sesuatu agar kau bisa mendapatkan informasi apa yang terjadi di Hades! Kalau perlu rayu Oh Sehun yang selalu berpihak pada kedua putra kembarku itu!"perintah Heechul tegas pada Luhan yang sontak memucat.

.

.

ARES

Gerakan kecil itu membangunkan Jaejoong yang refleks menggenggam erat jemari kasar yang sedang mengusap pelan pipinya. "Sudah pagi? Kau mau pergi?"tanya namja cantik itu dengan suara serak tanpa berniat membuka matanya yang masih terasa berat.

"Matahari bahkan sudah keluar, nae sarang. Aku harus pergi sekarang untuk memulai kegiatanku." suara parau itu terdengar ditelinga Jaejoong sebelum dia merasakan bibirnya dicium pelan oleh sang kaisar yang hampir sepanjang malam memijit ringan kepalanya yang sakit. "Tidurlah beberapa jam lagi. Jangan membuatku khawatir lagi!"

Jaejoong membuka separo matanya sebelum mengangguk patuh. Perhatian dan kelembutan Yunho benar-benar membuatnya semakin terbuai dengan perasaan indah yang mendebarkan hatinya. "Pikirkan aku, jeonha!"bisiknya lirih seraya mengecup ringan bibir Kaisar Jung yang sontak tertawa kecil dan memeluknya ringan.

APOLLO AND ARTHEMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang