Arsensha 33 - Yippie!

33.8K 2K 63
                                    

baru inget sesuatu, jadi part-part sebelumnya, udh aku private, ya. coba di cek kalian ada kelewatan baca, nggak?

***

Jadi hari ini pertama kalinya Anggi lebih memilih pulang bersama orang lain. Iya lah, kan dia baru dapat pacar. Jelas saja dia pulang bersama Shadam.

Naik bis kota lumayan nih, udah lama nggak naik bis kota. Aku menunggu di halte bis depan kampus, baru lima menit aku menunggu, bisnya sudah datang. Rezeki anak sholeh.

Seperti kataku beberapa saat yang lalu, walaupun hubunganku dengan Arvin sudah berakhir, aku akan mencoba untuk mengikhlaskannya.

Mungkin Arvin bersama Tiara akan lebih cocok? Jika dia bersamaku, mungkin dia akan menjadi orang yang tidak pernah dicintai. Dulunya.

Untung saja tadi penumoang bisnya tidak terlalu membludak, jadi aku bisa lebih cepat sampai di rumah.

Tunggu dulu! Ini aku nggak salah lihat, kan? Kenapa bisa ada mereka di sini?

"Anggi, Shadam, Pandu? Kalian kok bisa ada di sini?" tanyaku. Padahal tadi mereka sengaja meninggalkanku. Dan sekarang? Setelah aku sampai dengan selamat sentosa, malah mereka yang tiba-tiba udah datang.

"Kita ke sini mau nanya sesuatu," ujar Pandu. Perlahan aku membuka gerbang rumahku. Sementara mereka sepertinya sudah dari tadi berada di teras rumah.

Tumben sekali mereka mau rela-rela nunggu di teras? Biasanya juga langsung masuk rumah. Apalagi si Anggi.

"Ada apa? Masuk dulu aja," kataku sambil mempersilakan mereka. Tapi sepertinya mereka menolak untuk masuk.

"Nggak usah, Sha. Kita di sini aja," tolak Anggi.

Aku mengerutkan keningku, kenapa ada yang aneh, ya?

"Kalian kenapa, sih?" tanyaku.

"Kita cuma mau tanya. Kita sih ngarepnya kamu bakalan jawab jujur," ujar Pandu.

"Kalian sok serius, sih. Duduk dulu sini," ajakku pada mereka. Mereka langsung duduk.

"Kamu cinta sama Arvin?" Sontak pertanyaan dari Shadam barusan membuatkh membeku.

Jadi mereka datang kemari hanya untuk bertanya seperti itu?

"Kalian apaan sih? Aku sama dia tuh udah putus," elakku.

"Kita nggak tanya kamu masih pacaran atau udah putus sama Arvin. Kita cuma tanya apakah kamu cinta sama Arvin? Cuma itu aja, dan kita harap kamu bakalan jujur," ujar Pandu. Sepertinya mereka sadar jika aku berusaha untuk mengalihkan topik ini.

"Buat apa sih kalian nanya gitu? Toh juga nggak akan merubah keadaan," kataku lagi.

"Ihhh, Sensha. Kamu tinggal jawab aja kok susah banget, sih," sahut Anggi.

"Hah. Kayaknya aku nggak bakalan bisa nyembunyiin sesuatu dari kalian."

"Jadi jawabannya apa?" tanya Shadam.

"Aku memanh cinta sama dia. Tapi aku menyadarinya baru akhir-akhir ini. Bahkan mungkin aku sudah telat. Arvin sudah bahagia bersama Tiara," jelasku.

Shadam dan Pandu tampak berpikir. Apa yang mereka pikirkan?

"Kan kamu sendiri yang bilang kalau nggak ada kata terlambat. Buktinya aku masih bisa mempertahankan hubunganku dengan Shadam atas saran kamu. Kenapa kamu tidak mau mencoba untuk melakukannya juga," bujuk Anggi. Dia memang benar. Apa salahnya jika aku mencoba.

"Tapi, Arvin bahkan tidak mau memandangku. Dia mengacuhkan. Bahkan juga dia masih bisa tertawa saat bersama Tiara. Mereka lebih cocok. Walaupun aku mencintai Arvin, jika hatinya bukan untukku lagi. Aku bisa apa?" jelasku. Aku terisak menjelaskan semuanya. Cukup sampai di sini. Aku bahkan sudah mencoba untuk merelakan semuanya.

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang