Arsensha 16 - Masalah Lagi?

36.6K 2.1K 24
                                    

haluu, selamat malam. selamat move on, wkwk

udah cuma mau bilang itu aja si :P

***

Sebut saja aku sekarang lemah. Aku sama sekali tidak bisa berkutik. Hal yang paling kutakutkan adalah saat Arvin membentakku. Tapi dia tidak punya alasan untuk membentakku seperti tadi.

"Aku harus jawab apa, Arv? Aku udah jelasin semuanya."

"Yakin kamu udah jelasin semuanya? Lalu buat apa dia main ke rumahmu sepagi ini, hah?!" Arvin membentakkh lagi. Aku hanya bisa menunduk dan memejamkan mataku. Aku takut sekali.

"Aku gak tau. Kan aku tadi malam nginap di rumah kamu."

"Oh, sekarang aku ngerti. Kalau kamu gak nginap di rumahku, berarti pagi ini kamu bisa berduaan dengan dia? Sama seperti di taman tempo lalu? Bener?"

Salah. Arvin udah salah paham. Aku harus bilang apa.

Kuangkat kepalau dan menatap Arvin. Aku hanya tidak ingin dia larut dalam kesalahpahaman ini. Apalagi kalau dia membuat ulah yang aneh? Aku yakin dia gak akan tinggal diam terhadap Rey. Arvin pasti akan melakukan sesuatu pada Rey.

"Sayang ...." Aku sengaja memanggilnya begitu. Semoga saja dia bisa melunak.

Arvin merubah mimik wajahnya, tidak semenakutkan seperti tadi.

Kutuntun Arvin menuju sis ranjangku. Sekarang aku duduk berdua dengannya. Aku harus menjelaskan kalau semua yang dia pikirkan adalah salah. Jangan sampai dia pulang dari sini dalam keadaan marah padaku.

"Aku bilangin ya ... aku gak kenal sama Rey sebelumnya. Aku baru kenal dia pun karena di taman waktu itu. Masalah dia datang pagi-pagi ke rumahku, mungkin karena ingin silatirahmi. Kan kamu dengar sendiri kalau Rey tetangga baru di sini," kataku. Dia mencermati semua yang kukatakan. Kupastikan dia akan mendengar setiap katanya. Aku tidak mau dia mengambil kesimpulan sendiri.

"Tapi dia tetangga kamu sekarang. Peluang dia buat ketemu kamu itu besar," katanya. Jadi ini yang dia takutkan? Ya ampun. Bahkan aku ketemu teman-temanku pun jarang. Mana mungkin aku lebih sering bertemu dengan Rey.

"Gak akan. Aku bisa janjiin itu sama kamu."

"Janji?"

"Iya, aku janji. Sekarang apa kamu masih mau nyalahin aku lagi?"

"Enggak kok. Tapi kamu harus selalu hubungi aku kemana pun kamu pergi. Dan kamu pergi sama siapa. Aku harus tau semuanya," katanya padaku. Jadi sekarang dia berprofesi jadi satpam? Hahaha. Aku hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi perkataannya.

"Aku sayang kamu." Arvin menggenggam tanganku dan mengecupnya.

"Aku juga. Kita baru baikan loh, jadi jangan marahan lagi," kataku. Mencoba mencairkan suasanya.

Syukurlah, masalah kali ini selesai. Setidaknya Arvin tidak memliki pemikiran yang sulit dimengerti.

"Sekarang kuantar kamu ke bawah, ya? Kamu udah janji sama mama kamu tadi kan kalau langsung pulang," kataku. Saat aku berdiri, Arvin menarikku dan sekarang aku terjatuh di pangkuannya.

"Mumpung di sini, aku masih mau lebih lama ketemu kamu," katanya manja. Kambuh lagi deh.

"Ih ... ada bunda tau."

"Kan bunda ada di bawah," kata Arvin mulai mendekatkan dirinya padaku. Emang dasar suka cari kesempatan ini anak.

"Ihhh ... awas kamu. Jangan suka cari kesempatan." Aku mendorong dadanya yang makin dekat denganku. Arvin menciptakan jarak yang sempit di antara kamu.

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang