Arsensha 10 - Childish

49.8K 2.8K 24
                                    

hai, aku update lagi. typo masih bergentayangan yaa~

Aku berada di dapur bersama Tante Audy, membantunya mencoba resep baru. Aku suka banget aneka masakan dari ayam, untung resep barunya adalah ayam bumbu kuning. Makanya aku langsung menyetujui ajakan Tante Audy tadi.

Kuabaikan semua permintaan Arvin. Sejak tadi dia selali membujukku untuk mengikuti kemauan dia. Sekali-sekali bikin dia kapok supaya gak manja juga gapapa, kan? Makanya jadi orang jangan manja. Suka bikin orang kesal.

Sedangkan Tante Audy terlihat senang karena bisa menang dari Arvin?

"Gembul sayang, udahan deh masaknya. Kita jalan aja yuk. Katanya mau jalan," bujuk Arvin sambil memgang tanganku yang sedang mencuci buah apel. Selain masak ayam bumbu kuning, aku dan Tante Audy juga membuag jus apel.

"Arvin apaan sih? Aku lagi nyuci buah nih." Aku kesal saat Arvin mematikan keran air. Mungkin Arvin sudah tidak tahan lagi kuacuhkan sejak tadi.

"Lagian kamu sih, aku dicuekin gitu." Dia mulai menggerutu. Sumpah, wajah Arvin kali ini lucu sekali.

"Aku kan lagi konsen masak, Arv. Udah sana jangan diganggu," kataku sambil menghidupkan keran air. Arvin malah menahanku.

"Aku gak suka diabaikan, pokoknha kita jalan. Kamu udah janji," katanya memaksaku. Ini anak dibilangin malah gini?

"Tapi aku udah gak mau jalan. Aku mau masak aja di sini. Kalau kamu mau jalan ya udah jalan aja." Aku melanjutkan aktivitasku. Sedangkan Tante Audy yang sedang menghalus bumbu kuning melihat kami sambil tersenyum. Mungkin Tante Audy terhibur dengan wajah Arvin yang sangat lucu.

Arvin semakin kesal. Jangan ditanya lagi seperti apa wajahnya. Wajah dia yang ngeselin tapi lucu, kekanakan sekali.

Arvin berhenti menggangguku mencuci apel, dia berjalan meninggalkanku. Sepertinya ia sudah menyerah membujukku, sementara Tante Audy semakin tertawa melihat tingkah Arvin. Mungkin sebelumnya Arvin tidak pernah seperti ini.

Tiba-tiba aku merasa aneh, kurasakan ada seseorang yang memelukku. Tangan kekar itu mengukungku, aku semakin sulit bergerak. Kalau terus begini, aku akan lama untuk mencuci apel.

"Arvin, lepasin ih." Aku berusaha melepaskan pelukan Arvin.

Ada-ada aja sih kelakuannya. Sebentar aja gak gangguin aku, bisa kan? Arvin malah mengeratkan pelukannya padaku, terus saja seperti ini. Padahal sejak tadi aku memberontak meminta melepaskan pelukan Arvin ini.

"Aku gak mau ngelepasin kamu, Mbul. Kalau kamu gak mau jalan, kita bakalan tetap posisi seperti ini," katanya.

Kini Arvin semakin erat memelukku, mungkin ia melampiaskan kekesalannya padaku. Menyeruakkan wajahnya di leherkan. Hembusan napasnya terasa di leherku membuat sedikit rasa geli.

"Arv, lepas. Kalau gini aku gak bakal selesai cuci buahnya nih." Aku terus memohon sama Arvin.

"Gak."

Dasar keras kepala.

"Tante, tolongin Sensha. Arvin bandel banget." Aku mencoba meminta bantuan Tante Audy. Semoga saja bisa membantuku bisa terlepas dari Arvin.

"Arvin, lepasin Sensha. Kalau gini nanti masaknya bakalan lama." Kini giliran Tante Audy yang berbicara. Tapi namanya Arvin, dia mana mau mengalah. Orangnya keras kepala begitu.

"Mama apaan sih? Kan Sensha udah nurutin kemauan Mama buat masak bareng. Arvin kan cuma meluk Sensha aja Mama malah ngelarang," kata Arvin. Tuh kan? Dengar sendiri. Bahkan Tante Audy saha tidak bisa membujuk Arvin.

Sebenarnya aku terlihat risih berada di posisi seperti ini, ditambah lagi aku tidak enak pada Tante Audy.

"Terserah kamu deh Arvin. Mama kan cuma minta nemanin masak aja. Lagian kan Sensha masih di sini. Dia gak jadi pulang." Tante Audy mencoba memberti pengertian pada Arvin.

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang