Arsensha 28 - Perasaan Sensha

27.9K 2K 164
                                    

pfffft. setelah ini aku mau hiatus sebentar, ya. aku masih ujian, heheu. ini aku sempatin update karena ada yang nungguin, hiihi. doain aku lulus ujian yaaaaaaak!

***

Part 28

Apa aku ini jahat? Sudah menyakiti perasaan Tante Audy dan bunda.

Apa keputusanku untuk mengakhiri hubunganku dengan Arvin ini sudah benar?

Hatiku selalu berkata bahwa aku jangan mengakhiri semuanya. Aku masih mencintai Arvin, bahkan aku sekaran sudah mulai mencintainya. Aku sudah terbiasa dengan sikap manisnya, sikap manjanya. Bahkan isi chat dari Arvin selalu berhasil membuatku seperti orang yang kasmaran.

Kasmaran, eh?

Tapi, kenapa otakku selalu berkata bahwa aku harus melakukan semuanya. Setidaknya aku ingin melihat usaha Arvin untuk merubah dirinya.Setidaknya Arvin tidak bersikap berlebihan lagi kepadaku, tidak menuduhku sembarangan.

"Bunda lagi bikin apa?"

Hari libur ini akan kujadikan haris termalasku. Aku enggan mandi pagi, seperti biasa. Aku hanya mandi sehari sekali jika sedang libur.

"Lagi bikin roti maryam, Sha."

"Kok Bunda bikinnya banyak banget, sih? Kayak mau ada acara hajatan aja," kataku asal.

Roti maryam sebanyak ini siapa yang akan memakannya, bahkan aku pun hanya sanggup menghapiskan dua helai saja.

"Bunda bikin buat Tante Audy, nanti sekalian kamu anterin ke sana, ya?" kata bunda.

Duh, Bunda. Bunda kan tahu kalau aku sudah putus dari Arvin. Entah kenapa aku canggung jika main ke rumah Arvin. Kalau bertemu dengan Tante Audy sih aku tidak masalah, tapi jika di sana ada Arvin, bagaimana? Aku harus bicara apa?

Setelah insiden Arvin mabuk, aku sudah tidak pernah lagi membalas chat dari Arvin. hanya kudiamkan saja, bahkan aku langsung end chat. Katakanlah aku jahat? Tapi aku memang harus melakukan semuanya.

Jika aku masih membalas pesan dari Arvin, maka Arvin akan membuatku luluh lagi sebelum dia sadar kesalahannya.

"Kok Sensha, sih? Kirim pakai Go-Jek aja, deh, Bun," kataku asal lagi. Kenapa aku sering sekali berbicara asal sih? Apa karena efek aku belum mandi? Atau efek putus dari Arvin?

"Ngapain pakai Go-Jek segala kalau ada kamu yang bisa mengantarkannya. Hemat!"

Yaaaaa kan? Lihat? Kenapa setiap ibu-ibu itu selalu perhitungan dengan alasan hemat?

Bunda lebih memilih hemat dibandingkan melihat anaknya bahagia? Bunda mau bikin aku galau lagi karena memutuskan Arvin? Atau ini rencana bunda agar aku bisa ke rumah Arvin?

"Bunda masih ngarepin aku balikan sama Arvin, ya?" tebakku. Aku sudah mulai mencium bau-bau tidak sedap dari tatapan bunda. Bunda sengaja menyuruhku.

"Kalau Bunda bilang iya, gimana?" ahut Bunda dengan percaya diri. Bunda masih menyiapka roti maryam yang hendak diberikan kepada Tante Audy.

"Bunda, Sensha belum mau bahas itu lagi," ujarku langsung pergi.

"Heh! Mau ke mana? Antar roti maryam ini dulu ke rumah Arvin," teriak bunda. Aku hanya berjalan menuju kamarku.

"Iya, Bunda sayang. Sensha mau mandi," jawabku sambil membuka pintu kamarku.

Kenapa pagi ini bunda selalu mengganggu mood-ku, seharusnya aku bisa liburan tanpa Arvin.

Tapi kali ini tetap saja, pada akhirnya aku harus bertemu dengan Arvin.

Apa benar aku sama Arvin itu berjodoh? Karena setiap kali aku mencoba untuk menghindar darinya, pasti tetap saja tidak bisa.

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang