Arsensha 29 - Penyesalan Sensha

Start from the beginning
                                    

Sudah pernah kukatakan bukan kalau Arvin itu mirip dengan bunglon yang sifatnya berubah-ubah.

"Sha, Tante antar kamu ke depan, ya?" pinta Tante Audy. Sepertinya aku hari ini sudah terlalu sering menolak tawaran orang lain, jadi kupikir untuk kali ini tidak baik jika menolak permintaan Tante Audy.

Aku hanya mengangguk sambil membereskan tasku. Aku sama sekali tidak melihat Arvin yang mencoba melarangku pergi. Biasanya kalau aku mau pulang, pasti Arvin menahanku. Tapi sekarang?

Bahkan diantara kami pun tidak ada interaksi sama sekali, Arvin tidak mencoba untuk berbicara padaku. Dari tadi, hanya Tiara yang diajak bicara.

"Sensha pamit, Om, Ra, em ... Arvin," pamitku. Berat saat aku mengucapkan nama Arvin. mungkin memang benar, Arvin sudah berpindah ke lain hati.

Aku dan Tante Audy langusng keluar rumah, aku tidak mau membuat Rey terlalu lama menunggu.

Saat di depan pintu, kulihat sudah ada mobil Rey.

"Teman kamu cowok, ya?" tanya Tante Audy. Mungkin karena Tante Audy melihat Rey yang berdiri di depan mobilnya sambil menungguku.

"Iya, Tan," jawabku.

"Kalian dekat? Apa udah pacaran?"

"Nggak, kok, Tan. Kita cuma teman."

"Sebenarnya Tante mau kamu kembali sama Arvin. Tante masih menaruh harapan, Sha."

Apakah Tante Audy tidak melihat kalau Arvin tadi sangat dekat dengan Tiara? Kenapa harus aku? Padahal, Tiara juga bukan gadis yang buruk. Dia bahkalan lebih lembut dariku. Lagipula, Tiara itu kan sahabat kecilnya Avin, dengan begitu Tante Audy sudah terbiasa dengan kehadiran Tiara.

"Sensha nggak tau, Tan. Kayaknya Tiara cocok sama Arvin," kataku.

"Tapi mereka nggak a-"

"Yaudah, Tan. Sensha balik ya, nggak enak udah ditungguin," kataku memotong ucapan Tante Audy.

Setelah itu aku menuju mobilnya Rey. Rey dengan manisnya senyum kepadaku. Sebenarnya dia tidak terlalu buruk. Banyak gadis yang menyukainya di kampus. Tidak termasuk aku. Ntah kenapa buatku untuk suka dengan seseorang itu sangat susah. Bahkan aku mulai mencintai Arvin setelah kejadian ini. Atau aku sudah lama menyayanginya, tapi aku telat menyadarinya?

Ah sudahlah, Sha. Buat apalagi mikirin Arvin. Toh dia udah punya Tiara.

***

"Rotinya udah kamu kasih ke Tante Audy?" Tiba-tiba suara Bunda terdengar saat aku pulang. Sebenarnya tadi Rey menawariku untuk makan siang bareng. Tapi aku menolaknya. Entah kenapa aku ingin sekali cepat sampai di rumah. Dan ... tidur.

"Udah, Bun," jawabku.

"Ada Arvin di sana?" kata Bunda.

"Bunda, udah deh. Kalau Bunda mau nanya kabar Arvin kan bisa tanya sama dia langsung. Bunda jangan pura-pura lupa kalau Sensha udah nggak ada apa-apa lagi sama Arvin." Aku sudah terlalu lelah mendengar ucapan Bunda dan Tante Audy yng terus saja meminta aku dan Arvin untuk bersatu.

Kenapa hari ini lelah sekali. Setiap orang yang kutemui selalu saja merusak mood-ku.

"Dih, Sha. Kamu lagi sensi banget, sih?"

"Bunda juga sih. Nanyanya gitu. Udah, ah. Sensha mau ke kamar aja."

Setelah itu aku langsung menuju kamarku.

Sejak pulag dari rumah Arvin tadi, selalu saja ada yang mengganggu pikiranku. Aku hanya ingin tahu sedekat apa hubungan Tiara dengan Arvin? apakah mereka saling menyukai sejak kecil? Entah kenapa aku tidak percaya adanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Pasti di antara mereka ada yang memendam rasa.

Bagaimana kalau ternyata Arvin menyukai Tiara? Bagaimana kalau mereka pacaran?

Harus kuakui, aku sangat merindukan Arvin. Aku rindu.

Tanpa sengaja aku melihat fotoku dan Arvin yang terpajang di meja belajar. Aku rindu saat aku masih akur dengannya. Saat dia belum terlalu posesif kepadaku.

Bahkan Arvin pun hari ini tidak menghubungiku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bahkan Arvin pun hari ini tidak menghubungiku. Aku harus apa sekarang? Aku bahkan sudah kehilangannya.

Mungkin sekarang aku benar-benar harus mengikhlaskan Arvin bersama Tiara.

TBC

*Tolong dibaca!*

yihiiii, aku udah selesai ujian, loh. mungkin aku akan cepat update cerita ini. biar cerita ini cepetan tamat.

ohiya, aku cuma mau bilang, jangan komen minta lanjut atau next ya. mending kalian komen yang lebih bermanfaat, biar aku senang.

kalau kalian komen minta lanjut dan lain sebagainya tuh menurutku kayak gimana ya ... em, kayak kalian itu nodong aku. padahal aku ngga begitu suka digituin. aku bahkan nulis ini nggak rutin.

jadi, kalau masih ada yg komen gitu, sedih rasanya. mending aku update cerita yg lain aja. hehehe.

oke ini gaje sih, cuma curhatan aja. tapi sejujurnya aku mau komen yang bermanfaat,  siapa tau nanti ada ide baru. hahaha.

-ela-

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Where stories live. Discover now