"Kau cemburu?" sergah Nathalie segera. Liam melempar tatapan heran padanya dan gadis itu langsung tersenyum. "aku percaya padamu." bisiknya lalu mengecup pipi Nathalie dengan lembut.

Nathalie menangkap sosok Viola dan Justin yang sedang jalan bersama, mereka saling menautkan tangannya satu sama lain dan tampak sangat mesra. Sesekali Viola tersenyum pada siswa lain yang menyapa mereka. "Viola dan Justin?" gumam Nathalie pelan.

"Mereka sudah jadi pasangan kekasih seperti kita. Kau harus ucapkan selamat padanya." Liam memalingkan wajahnya sementara Nathalie menatap Liam tak percaya. "Kau tak bercanda kan Babe? Kenapa aku tak tau sejak awal?"

"Karena kau terlalu sibuk memikirkanku, Sweetheart." goda Liam. Nathalie menatap kekasihnya jengah lalu Liam mencubit hidung gadisnya sambil berlalu pergi.

Nathalie mengejarnya sampai berhasil meraih tas ranselnya tepat didepan kelas Biologi yang akan jadi kelas pertamanya. "Kau mengingatkanku akan satu hal—kelas pertamaku Biologi dan sepertinya aku harus cepat masuk kelas. See you Babe."

Liam langsung menarik tangan Nathalie yang sontak membuat gadis itu menghentikan langkahnya sembari melempar pandangan ada-apa-lagi?

"Nanti siang jangan lupa makan bersamaku." Nathalie langsung menganggukkan kepala tanda setuju.

Suasana dalam kelas lumayan penuh. Nathalie memilih tempat didepan paling kanan sembari menunggu kehadiran Viola yang sudah barang pasti akan duduk disampingnya. "Nath!" seru Viola. Gadis itu langsung beralih tepat disebelahnya.

"Congrats!" Viola menatap bingung. "kau dan Justin. . ."

"Hell! Dari mana kau tau?" tukas Viola lagi.

"Kau pikir aku tak melihat kemesraan kalian yang makin dekat? Ayolah Vee--aku masih sahabatmu." Nathalie mengedipkan sebelah matanya.

Viola mengangguk pasti kemudian memutar bola matanya kearah pintu untuk memastikan bahwa Mrs. Swich belum masuk ke kelas. "Kau dan Liam?" bisiknya pelan.

"Officially taken." tukas Nathalie dengan seringainya. Viola tertegun, masih terkejut dengan kenyataan mengejutkan dari sahabatnya. Seorang Nathalie yang ia kenal tak pernah sekalipun memikirkan masalah lelaki—dan sekarang ia telah mendapatkan kekasih yang sangat populer di sekolah.

Kedua sahabat itu saling bertukar cerita sampai tak menyadari kehadiran Mrs. Swich yang telah terduduk rapi di kursinya. Mereka langsung menutup perbincangannya dan terfokus pada pelajaran.

*

"Hey all--" tukas Nathalie ketika ia bersama Liam baru saja bergabung dengan sahabat-sahabatnya.

"Hey Nath!" sahut Zayn, Perrie dan Louis serentak.

Harry memilih mengalihkan pandangannya dari kemesraan yang diumbar pasangan dimabuk cinta itu. Niall berusaha tak menghiraukannya karena ia tau Sarah membenci Nathalie, dan Sarah sudah dipastikan tak menjawab sapaan dari Nathalie.

"Bagaimana harimu?" tukas Perrie ramah. Nathalie tersenyum kecil sebelum akhirnya menjawab. "great."

"Harry, kemarin kau ke rumah Nathalie ya?" sahut Liam, Harry yang sedari tadi tak memperhatikan akhirnya memalingkan pandangannya lalu menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Kau bilang akan sangat menyesal saat Nathalie mengajakmu membuat cake dan kau tak bisa datang 'kan? Kebetulan kemarin aku lewat didepan rumahnya—aku pikir Nathalie akan membawakanmu sekotak cake buatannya."

"Cupcake—bukan cake, Harry" sanggah Nathalie kemudian. Mereka semua kecuali Niall dan Sarah tertawa bersamaan.

Nathalie mulai akrab bersama sahabat-sahabat kekasihnya. Tapi ia masih bingung dengan sikap Niall dan Sarah yang seakan menghindar darinya. Ia bingung dan rasa bersalah muncul dalam dirinya, gadis itu merasa bahwa ia hanya menambah awkward moments saat makan siang bersama mereka.

Jam pelajaran terakhir akan dimulai 10 menit lagi saat tiba-tiba Sarah menarik dirinya dari agenda makan siang tanpa mengucapkan sepatah katapun. Niall langsung menyusul kekasihnya tanpa berucap.

"Ada yang salah dengan kehadiranku?" bisik Nathalie lirih pada telinga Liam.

"Sarah memang seperti itu. Sudahlah—jangan kau hiraukan." Liam meraih pundak Nathalie dan mengelusnya pelan.

"Gadis itu susah bergabung dengan orang baru Nath—apalagi gadis cantik sepertimu." goda Louis, Nathalie terkekeh pelan mendengarnya.

.

.

.

~Liam Payne's POV~

"Apa yang membuatmu menjauhi Nathalie?" tukasku ketika melihatnya sedang terduduk sambil menonton televisi di ruang tengah.

Aku sengaja mendatanginya di flat yang ia tempati bersama Perrie, letaknya tak jauh dari flatku. Alasannya cukup logis, aku hanya ingin tau apa yang ia pikirkan sehingga menghindar dari Nathalie.

"Apa itu mengganggumu? Tidak 'kan?" ujarnya enteng. Sarah menegakkan tubuhnya sembari melirikku lewat ekor matanya.

"Tak mengganggu katamu? Sarah—aku akan merasa terganggu saat kekasihku juga terganggu."

Gadis itu bangkit dan berjalan menuju balkon yang langsung menghadap ke hutan. "aku tertarik pada bau darah kekasihmu—ia tak seharusnya ada dalam kelompok kita, Nathalie adalah mangsa. Kau lebih tau dariku Li, kau senior kami." Sarah langsung terduduk pada kursi santai di balkon. Aku mengikutinya perlahan.

"Selama puluhan tahun bahkan saat pertama kali aku terbentuk sebagai vampir, aku tak pernah merasakan darah manusia setetes pun. Dan saat kekasihmu itu bersama dalam kelompok kita. . ."

"Aku ingin merasakannya Li. Kau tau maksudku." imbuhnya.


Alasan terbesarnya, ia ingin 'meminum' darah Nathalie.


"Aku yakin kau bisa mengendalikannya—kau kuat, aku tau itu." ujarku. Tiba-tiba Sarah berlari menuju tengah hutan dengan kekuatan vampirnya. Aku mengejarnya, berusaha untuk mencari apa yang ia inginkan.

Sarah mengambil sebuah batu pipih dan mulai mengaisnya tanah dengan bantuan batu itu. Aku melihat sebuah kotak berwarna putih yang mulai kotor karena timbunan tanah. Ia mengambilnya lantas terduduk dibawah sebuah pohon besar. Kotak itu lantas ditaruh dipangkuannya.

Ia membukanya perlahan dan memperlihatkan beberapa lembar foto dan sebuah liontin.


»»»»»»»»»»»»»»»«««««««««««««««

Apa yang bakal ditunjukkin Sarah ke Liam?

Masih penasaran kan sama kelanjutannya?

VOTE dan COMMENT(S) berlaku. Hargai yang nulis ye ;)




~Big Hug, Mrs. Payne {}

Bloodstains (1D's Vampire Story) ✅Where stories live. Discover now