Bagian 4 : First Moment

76.6K 3.6K 161
                                    

"Yusi?" Bryan menghampiri Yusi.

"Bryan!" Yusi tampak lega dengan kehadiran pemuda itu.

"Tadi aku mendengar suara teriakan dari sini? Kaukah itu?"

"Iya itu aku. Tadi ada anak kelas sebelah yang maksa minta pin aku."

"Terus kemana mereka sekarang?"

"Mereka udah pergi. Tadi mereka lari kocar-kacir pas liat sesuatu di jendela."

"Liat apa mereka?" tanya Bryan penasaran.

Yusi tersenyum. "Entahlah. Susah untuk dijelaskan."

"Kok gitu? Bikin penasaran aja."

Yusi hanya terdiam sambil menggerak-gerakkan sebelah kakinya di lantai.

"Makan bareng di kantin yuk? Aku yang traktir." tawar Bryan. Wajahnya menegang seketika. Ia kembali membayangkan Yusi yang selalu menolak segala macam ajakannya dengan berbagai alasan.

"Emmm boleh..." jawab Yusi seraya tersenyum.

Mulut Bryan menganga senang. "Alhamdulillah, kamu mau aku ajak kali ini!"

Yusi tertawa pelan. "Lebay deh! Emang apa spesialnya ke kantin bareng aku?"

Bryan tersenyum simpul lalu berkata, "Kalau ke kantin sama kamu, aku bukan hanya senang, tapi juga bahagia!"

Yusi tersentuh. Kedua pipinya memerah.

"Ayo!" ajak Bryan.

Yusi mengangguk. Ia berjalan beriringan dengan Bryan menuju kantin.

Semua orang memperhatikan Bryan dan Yusi yang berjalan berdua. Sebagian tersenyum, sebagian lagi tampak marah dan tak menyukainya.

"Bryan! Mereka semua ngeliatin kita terus..." bisik Yusi.

"Tenang saja. Kan ada aku. Aku gak akan membiarkan siapapun gangguin kamu. Maaf tadi aku terlambat datang." ucap Bryan sambil menengok Yusi yang berjalan di sampingnya.

Yusi tersenyum seraya menundukkan kepala. "Makasih."

"Sama-sama. Kamu jangan takut, ya!"

"Iya, Bryan."

Yusi merasa hatinya berbunga-bunga. Bryan begitu perhatian padanya. Saat makan di kantin, Bryan mengelapkan bibir samping Yusi yang terkena percikan bumbu makanan. Dan ketika memesankan minuman, Bryan tahu minuman apa yang disukai Yusi saat jam istirahat. Coklat dingin dengan beberapa astor yang dimasukan ke dalamnya.

"Kok kamu tahu minuman kesukaan aku?" tanya Yusi.

"Tahu lah. Aku kan ngefans sama kamu. Segala hal tentang kamu aku tahu." jawab Bryan seraya menyimpulkan senyum.

Yusi memalingkan wajah untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.

"Yusi, kapan-kapan.... kita makan di luar bareng yuk?" ajak Bryan pelan-pelan.

Yusi menoleh padanya. "Kemana?"

"Kemana aja. Yang penting tempatnya asik."

"Duh... Maaf aku gak bisa." tolak Yusi sopan.

Bryan menghela nafas. Ditolak lagi. Gerutunya dalam hati. "Sekali aja. Pliis..." ia tak mau menyerah.

"Tapi...."

"Aku pengen jadi sahabat terbaik kamu. Aku tahu kamu gak akan pernah mau nerima aku jadi pacar kamu. Tapi tolong... Jadilah sahabat terdekat buat aku..." pinta Bryan dengan wajah memelas.

My Lovely GenderuwoWhere stories live. Discover now