Bagian 9 : Peluk aku

60.8K 2.6K 85
                                    

Yusi memejamkan mata. Meresapi kehangatan tubuh Artha yang memeluknya dengan erat.

Artha menikmati saat ini. Rasanya tak ingin ia melepaskan tubuh mungil yang membuatnya tergila-gila itu. Ia merasakan sesuatu yang menonjol dan empuk yang menempel di dadanya. Nafasnya semakin memburu.

Yusi meraih rambut Artha dan mengelusnya.

Artha membalas dengan mengelus punggung Yusi.

Yusi tersenyum. Usapan tangan Artha di punggungnya membuatnya nyaman.

Artha memejamkan mata. Ia menyusupkan wajahnya ke leher samping Yusi. Mengecup lehernya.

Yusi terpaku. Begitu bibir Artha mendarat di permukaan kulit lehernya, ia merasa geli sekaligus merasa sesuatu bergejolak dalam dirinya. Aku... Baru pertamakali merasakan hal seperti ini ....

Tok tok tok! "Yusi! Cepat dong ganti bajunya! Kita kan mau nyuci ke sungai!" seru Aisyah dari luar kamar seraya mengetuk pintu.

Yusi terkejut. "Artha! Apa yang harus kita lakukan??" bisiknya gelisah.

"Pejamkan matamu!"

Yusi menganguk dan menuruti perintah Artha.

Artha melepaskan pelukannya.

Cekrek! Pintu dibuka oleh Aisyah.

Yusi terperanjat seraya membuka mata.

"Yusi?"

Yusi menoleh ke sekeliling kamarnya. Artha sudah tidak ada. Bagaimana bisa? Tanyanya dalam hati.

"Yusi kamu lama banget sih !"

Yusi menengok pada Aisyah. "Emm anu... Lagi nyari baju dulu..."

"Emang mau pake baju apaan? Kita kan mau ke sungai?"

Yusi tersenyum pura-pura konyol. "Iya ya..."

Aisyah menggeleng. "Yaudah. Aku tunggu di depan. Gak pake lama!"

"Iya oke!" sahut Yusi.

Aisyah keluar lalu kembali menutup pintu kamar.

Yusi celingukan kesana-kemari mencari sosok Artha di sekitar kamarnya. Ia sampai menengok bawah kasur dan lemari namun Artha tak ada dimanapun.

Sejenak Yusi terdiam. Kembali mengingat hangatnya tubuh Artha saat mereka berpelukan. Pelukan pertamanya dengan pria selain ayahnya. Senyuman mengembang begitu saja di bibirnya.

***

Warga desa tampak riuh. Mereka semua berbondong-bondong menyaksikan para pendekar yang baru kembali dari hutan Kalang.

Hasan, Samsul, Karnain dan Ridwan yang tengah memapah Aip yang kakinya terluka.

"Alhamdulillah mereka selamat!"

"Tapi dimana yang lainnya? Kenapa hanya mereka berlima? Kemana Pak Gofar dan yang lain?"

"Gawat..."

Yusi, Marina, Stella dan Aisyah yang tadinya hendak ke sungai terhenti begitu melihat kerumunan warga yang tengah menyaksikan kembalinya para pendekar.

"Eh, para pendekar sudah kembali! Lihat yuk?" ajak Aisyah. Tiga sahabatnya itu mengangguk dan mengikutinya bergabung bersama kerumunan warga untuk melihat para pendekar.

Mbah Sutoyo berjalan menghampiri para pendekar.

Hasan dan kawan-kawannya menyalami Sutoyo secara bergantian.

My Lovely GenderuwoWhere stories live. Discover now