Bagian 24 : Priscanara Parmadita

29.6K 1.6K 90
                                    

Yusi terus terbawa arus sungai. Ia mencoba menggapai-gapai permukaan, namun sia-sia, aliran air begitu deras melahap dan menyeret tubuhnya.

Detak jantung melemah, paru-paru terasa diremas, dada terasa sakit luar biasa, kepala terasa sakit. Yusi mulai berhenti bergerak. Kedua matanya yang membelalak tampak melemah.

Sesuatu meluncur masuk ke dasar air. Seorang pria. Ia menarik tubuh Yusi ke permukaan, lalu membawanya ke tepi sungai dengan mudah. Padahal sangat mustahil siapapun menyelamatkan orang tenggelam dari dalam air sungai yang deras dan dalam. Namun tak ada yang mustahil bagi Artha.

Artha membaringkan tubuh Yusi di atas tanah. Ia menekan-nekan perut Yusi agar air yang ada di dalamnya keluar. Ia berhasil. Air keluar dari mulut Yusi, namun gadis itu masih belum sadarkan diri.

"Yusi... Bertahanlah, Sayang!" Artha menggunakan telunjuknya untuk merasakan nafas dari hidung Yusi. "Nafasnya lemah." Ungkapnya. Ia lalu membuka mulut Yusi kemudian memberikan nafas buatan melalui mulutnya.

Setelah beberapa saat, Yusi dapat bernafas sendiri. Artha segera melepaskan mulutnya dari mulut Yusi.

Yusi mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia memperhatikan wajah menawan di atas wajahnya. Ditatapnya kedua manik coklat kemerahan pada mata pria itu.

"Kau baik-baik saja, Yusi?"

Yusi mengkerutkan kening. "Anda siapa? Di mana saya?"

Artha tersentak. Yusi telah melupakannya. "Kau tak mengingatku?"

Yusi menggelengkan kepala.

Artha menghela nafas. "Pasti mereka telah membuatmu melupakanku. Tapi sekarang aku tak merasa panas lagi saat mendekatimu." Ungkapnya.

Yusi mengkerutkan kening. "Apa? Maksudnya?"

Artha terperangah. Ia keceplosan. "Ti-tidak apa-apa.... Kau... Apa kau mau pulang?"

Tentu saja Yusi tak mengetahuinya. Kalau sampai dia tahu benda itu membuatku merasa kepanasan setiap mendekatinya, perkaranya bisa lebih parah. Ungkap Artha dalam hati.

Yusi bangkit bangun dengan bantuan siku tangannya. Ia memegangi kepalanya yang terasa sakit. Kemudian ia memperhatikan Artha. Tampan sekali....

"Ayo." Artha berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Yusi. "Akan kuantar kau pulang."

Yusi bangkit berdiri dengan berpegangan pada tangan Artha.

"Tunggu sebentar, Bang..." Yusi menghentikan langkah.

Artha menoleh. "Ada apa?"

"Terimakasih karena sudah menyelamatkan nyawa saya. Kalau gak ada Abang... Saya tidak tahu bagaimana nasib saya." ucap Yusi malu-malu.

Artha tersenyum. "Berterima kasihlah pada yang Maha Kuasa."

Yusi mengangguk. "Oya, nama Abang siapa?"

Artha tertegun. "Artha. Panggil saya Artha. Jangan pake 'Abang'."

Yusi tersenyum manis. "Iya... Artha. Oya, kamu tau nama aku dari siapa?"

Artha menghela nafas.

***

Seluruh warga kampung gempar dengan hilangnya Yusi di sungai. Banyak para pria yang mencari Yusi dengan menyusuri sungai.

Lasmi turut mencari bersama Stella dan Aisyah. Mereka bertiga tak henti-hentinya terisak sembari meneriakkan nama Yusi.

Hingga larut malam, mereka semua masih belum menemukan Yusi.

My Lovely GenderuwoWhere stories live. Discover now