Bagian 45 : Cinta terakhir [15+]

22.8K 1.1K 258
                                    

Pertempuran antara pasukan Genderuwo yang dipimpin Murkala melawan pasukan siluman kelelawar yang dipimpin Argon terus berlangsung cukup lama hingga berhari-hari. Kedua pimpinan sama -sama kuat dan sulit dikalahkan.

Saking dahsyatnya aura Murkala dan Argon, sampai menimbulkan ledakan luar biasa setiap aura mereka berbenturan.

Namun pasukan Genderuwo tampak semakin menipis. Murkala berjuang keras melawan serangan.

***

Yusi membuka matanya. Lalu kembali memejamkannya karena silau oleh sinar mentari sore.

Ia bangun dan memperhatikan hamparan rumput hijau di sekelilingnya.

Ia berada di tengah padang rumput tak berujung.

Tiba-tiba, seorang laki-laki muncul menghampirinya.

Yusi memicingkan mata memperhatikan siapa sosok lelaki yang tengah berjalan mendekatinya.

Seketika, ia menangis, beranjak dari duduknya dan memeluk lelaki itu.

"Ayah!" Serunya sembari meraung dalam pelukan Rehan.

Rehan balas memeluk Yusi. Ia tersenyum sedih dan mengecup kepala anaknya itu.

"Ayah, aku merindukanmu!"

"Ayah juga, Sayang..." Jawab Rehan sambil mengusap rambut Yusi.

"Ayah maafkan aku ... Aku sudah melanggar larangan darimu ... Aku memasuki Hutan Kalang, Ayaaah ... Aku anak yang bodoh!" Jerit Yusi.

"Sssssst! Tidak boleh bicara seperti itu! Anak Ayah tidak bodoh," ujar Rehan.

"Tapi buktinya sekarang aku ..."

"Yusi!" Potong Rehan. "Makhluk itu telah membutakan hati dan pikiranmu. Dan Ayah bersyukur kamu sekarang mulai sadar... Meskipun sedikit-demi sedikit kamu masih mencintainya, tapi kamu harus segera menerima cinta dari sesama manusia, Itu adalah salah satu cara terbaik untuk menghindari godaan-godaan jin dan makhluk goib lainnya," ujar Rehan lembut.

"Menerima cinta siapa maksud Ayah? Mas Joan? Aku tidak bisa secepat itu menerimanya, Ayah ... Aku tidak bisa memaksakan hatiku untuk melupakan Artha ..." Ungkap Yusi sedih.

"Nak ... Ayah yakin di balik prahara dan musibah ini, ada hikmah kisah yang terbaik untuk dirimu. Dan kisah ini adalah jalan pertemuan kamu dan polisi ini. Dia yang terbaik," ujar Rehan.

"Aku butuh waktu, Ayah ..." Lirih Yusi.

"Mungkin saja bisa ... Tapi ... Kamu adalah Kembang Desa ... Kamu akan dikejar oleh jelmaan makhluk lainnya. Bukan hanya Artha yang menginginkanmu. Dan Ayah ingin pergi dengan tenang setelah Ayah benar-benar yakin kamu selamat, kamu bahagia..." Terang Rehan.

Yusi melepaskan pelukannya secara perlahan dan menghapus air matanya. Ia tatap wajah ayahnya yang bersinar diterpa cahaya mentari.

"Jika kau menyukai Joan sedikit saja, maka kembangkan lah. Ayah yakin kamu akan menyukai Joan sepenuhnya. Ayah merestui hubunganmu dengan pria ini," ujar Rehan.

Yusi tersenyum. "Baik, Ayah ..."

Rehan pun tersenyum.

"Aku sayang Ayah."

"Ayah juga sayang kamu, Yusi."

Mereka kembali berpelukan.

***

My Lovely GenderuwoWhere stories live. Discover now