Bagian 39 : Still Alive

12.9K 934 86
                                    

"Mas Joan?" Tanya Yusi tak percaya.

Joan tersenyum. Ia kemudian bergegas menghampiri Artha dan membantunya berdiri. "Ayo! Lukamu sangat parah. Kita harus segera mengobatimu!"

"Kita mau kemana, Mas?" Tanya Yusi sambil menanggung lengan kiri Artha di pundaknya.

"Kita akan membawanya ke Mak Limpa." Jawab Joan yang juga membantu memapah Artha di sisi yang lain.

"Mas Joan!" Panggil Yusi.

"Iya?"

"Mas... Bagaimana Mas... Ma-masih..."

"Akan saya ceritakan nanti."

"Mas..."

"Ya, Yusi?"

"Saya senang Mas masih hidup."

Joan tersenyum. "Terima kasih."

"Tidak. Seharusnya saya yang berterimakasih karena Mas sudah menolong saya. Makasih ya, Mas!" Ucap Yusi.

Joan mengangguk. "Sama-sama. Ayo kita harus segera membawa kekasihmu pada Mak Limpa!"

Yusi mengangguk.

Joan dan Yusi memapah Artha ke sebuah rumah di lembah bukit.

Rumah itu terbuat dari bambu dan beratapkan jerami. Dari dalam rumah, tampak seorang wanita hampir paruh baya keluar dan menyambut. "Joan, siapa ini?" Tanyanya seraya memandang Artha dan Yusi bergantian.

"Mereka teman-teman saya. Tolong selamatkan pria ini, Mak." Kata Joan.

"Bawa dia masuk! Cepat!" Seru Mak Limpa.

Joan dan Yusi memapah Artha masuk ke dalam rumah, kemudian ke dalam sebuah kamar dan membaringkan Artha di atas ranjang.

Mak Limpa segera membawa peralatannya untuk mengobati Artha. Yusi tampak turut membantunya.

Joan berjalan keluar dari dalam kamar. Seorang pria berkulit hitam bernama Hulang menghampirinya.

"Siapa itu, Joan?" Tanya Hulang.

"Teman-temanku. Salah satunya terluka parah." Jawab Joan.

Hulang mengintip dari celah pintu. "Hei, apa dia perempuan yang pernah kau tolong itu?" Tanya Hulang.

Joan terdiam beberapa saat, lalu mengangguk.

"Cantik sekali." Ungkap Hulang setelah mengintip.

"Ya." Jawab Joan singkat kemudian berjalan keluar.

***

Ketika keluar dari hutan, Nara dan Trisakti turun dari kuda lalu menaiki mobil mewah kerajaan.

Nara menatap suasana desa Besowo yang akan ia tinggalkan. Setetes air matanya mengalir. Aku akan selalu merindukanmu dan desa ini, Hasan...

Mobil yang dinaiki Nara dan Trisakti melaju. Di belakangnya, mobil-mobil yang dinaiki para pengawal kerajaan mengikuti.

***

Thoriq menghampiri Lasmi. "Lastri... Tolong kau ajak Hasan bicara. Hiburlah dia. Aku mau pergi dulu."

"Kemana?" Tanya Lasmi.

"Aku akan melakukan pengintaian sekaligus mencari pertanda semoga Yusi masih bisa ditemukan." Jawab Thoriq.

Lasmi tersenyum. "Terima kasih kau masih mau berusaha mencari Yusi."

Thoriq mengangguk. "Sudah ku bilang, kalau aku akan mencarinya seperti mencari darah dagingku sendiri. Aku akan berusaha semaksimal mungkin."

Lasmi tersenyum. "Terima kasih."

My Lovely GenderuwoUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum