Bagian 40 : Cintaku sampai akhir

16.7K 973 149
                                    

Stella tampak sedang menyapu halaman rumah. Ia mengikat rambutnya ke belakang. Wajah cantiknya terlihat sendu.

Dari kejauhan, Samsul memperhatikan gadis itu. Ia menghela nafas sejenak lalu memantapkan langkah untuk mendekat.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam..." jawab Stella seraya menoleh. "Bang Samsul?"

Samsul tersenyum. "Waah.. rajin ya bersih-bersih rumah."

Stella tersenyum. "Begitulah..."

"Emmm... Oya, Stella... nanti sore... kamu ada acara?" Tanya Samsul.

"Memangnya ada apa, Bang?" Tanya Stella seraya menggeser sampah menggunakan sapu lidi ke atas pengki.

"Yaa... sekali-sekali Abang pengen ngobrol berdua sama kamu." Jawab Samsul seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Stella menatap Samsul. "Kok tumben?"

Samsul terkekeh. "Yaa... kita kan udah lama kenal... masa kamu ragu kalau jalan bareng sama Abang?"

Stella terdiam untuk berfikir. "Emmm... tapi gak lama-lama ya?"

Samsul tersenyum senang. "Baik. Terima kasih."

Stella tersenyum lalu mengangguk.

***

Stella berjalan menghampiri Samsul yang sedang menunggunya di sebuah kedai bakso.

"Bang..."

"Eh, Stella, ayo duduk!" Ajak Samsul seraya menunjuk bangku di sebelahnya.

Stella duduk di sebelah Samsul.

"Mas, baksonya dua ya!" Pesan Samsul pada si penjual bakso.

"Emm... Bang... Ada apa Abang minta ketemuan di sini?" Tanya Stella.

"Stella... Abang lihat kamu sering murung semenjak meninggalnya... Husein... Maaf kalau Abang lancang... Abang... Abang cuma gak mau liat kamu sedih." Tutur Samsul.

Stella tersenyum. "Terima kasih, Bang. Dari dulu Abang memang perhatian sama aku, Yusi, Aisyah dan Kak Marina."

Samsul menghela nafas sebentar lalu berkata, "Stella... kalau boleh... Abang pengen lebih akrab sama kamu. Ya... Maksudnya.... Abang pengen sering-sering hibur kamu..."

Stella tersenyum. "Tidak usah repot-repot, Bang. Aku baik-baik saja kok."

Samsul terdiam. Duh.... Bagaimana caranya supaya kamu tau perasaan aku, Stella....

***

Kedua mata indah Rara terbuka. Ia lalu menatap pada anaknya.

"Bagaimana, Bunda?" Tanya Nara penasaran.

Rara menghela nafas. "Trisakti menghilang begitu lama karena sedang mengurus perceraian dengan istri pertamanya."

Nara tercengang mendengar jawaban dari bundanya.

"Benarkah itu, Rara??" Tanya Hamengku yang tak kalah tercengang.

Rara mengangguk. "Selama ini Trisakti berbohong. Dia bukan perjaka. Dia sudah pernah menikah. Kita harus segera menindaknya."

***

BRAAKKK!!! Sesosok Ifrit menerobos atap Mak Limpa hingga roboh. Ia mendarat di lantai dengan sempurna. Kawan-kawannya yang lain berdatangan dan merusak bangunan rumah.

Mak Limpa, Hulang dan Joan keluar dari kamar masing-masing.

"KURANG AJAR! BERANI-BERANINYA KALIAN MENGACAUKAN RUMAHKU!!! HIAAAHHH....!!!" Mak Limpa menyerang dengan tongkat di tangannya.

My Lovely GenderuwoWhere stories live. Discover now