Bagian 11 : Pertempuran Antar Pendekar 2

48.2K 2.3K 97
                                    

Jafar melompat berdiri. Ia lalu kembali melancarkan serangan pada Samsul.

Samsul bersiap dengan kuda-kudanya.

Jafar dengan cepat memutar kaki kanannya ke kepala Samsul. Samsul dengan cepat menangkisnya. Jafar mengarahkan tinju ke perutnya, Samsul kembali menangkisnya. Saat itulah Samsul kurang cermat. Saat Jafar mengarahkan tinju lalu ditangkis, ia berputar seraya menendang pinggang Samsul dengan super keras hingga Samsul terlempar menyamping sampai telinganya berdarah bergesekan dengan tanah dan bebatuan.

Jafar tersenyum senang. Tanpa ampun ia segera berlari pada Samsul untuk kembali menyerangnya. Membunuhnya.

Samsul segera bangkit meski itu membuatnya seolah dihujam puluhan batu bata sekaligus sampai tubuhnya remuk. Ia berkelit dari serangan yang kembali dilancarkan Jafar.

"Hebat. Masih tidak mau menyerah, haaa?" ejek Jafar. Wajahnya yang babak belur tampak bersemangat kali ini.

Samsul memegangi telinganya yang berdarah.

Karnain menghindari pukulan Edwin ke wajahnya, lalu Karnain membalas dengan memukul wajah Edwin.

Edwin tak cermat karena kelelahan. Buagh! Ia tak mampu menghindari pukulan keras Karnain. Wajahnya terbuang ke samping. Karnain terus memukulinya hingga Edwin ambruk tak berdaya.

Ilhan dan Jalal saling menyerang. Mencoba menjatuhkam satu sama lain. Jalal menghantamkan sikunya ke wajah Ilham. Ilham tak mau kalah, ia menghantam leher Jalal dengan tangan kanannya. Jalal menyapukan sebelah kakinya ke kepala Ilham. Ilham menghindar dengan merunduk lalu menendang lurus ke perut Jalal.

Jalal menahan kaki Ilham lalu dengan kuat menarik dan mengayunnya melemparkan Ilham hingga membentur Wira yang sedang melawan Amrik.

Kesempatan bagus untuk Amrik karena Wira turut terhempas begitu ditimpa tubuh Ilham.

Wira dan Ilham terhempas keras ke tanah hingga tubuh mereka berguling-guling. Keduanya mengerang kesakitan. Namun Ilham pingsan setelah itu.

"Ham! Ilham!" Wira menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya itu.

"Hebat, Lal!" puji Amrik sambil berlari menyerang Wira yang sedang kesakitan di samping tubuh Ilham.

Wira bangkit berdiri. Bersiap menyambut serangan Amrik ke arahnya.

Amrik mengarahkan tinju pamungkasnya. Bukannya menghindar, Wira melaju mendekat dan meraih tangan Amrik yang menuju ke arahnya dan mencengkramnya. Amrik membelalak. Secepat kilat, Wira menyikut dada Amrik.

"Heuuuu..." Amrik menahan sakit luar biasa.

Wira lalu meraih kedua bahu Amrik dan menghantam perut Amrik dengan lututnya. Amrik tertunduk kesakitan. Tanpa ampun Wira melompat dan menghantamkan sikunya ke punggung Amrik. Amrik tersungkur sembari memuntahkan darah.

Wira lalu menoleh ke arah Jalal yang tengah mematung memperhatikannya.

Tak jauh dari situ, Cito dan Abas masih bergulat. Berusaha menyerang dan menangkis serangan. Cito berputar di udara lalu melayangkan tendangan ke arah Abas. Abas dengan cermat bersalto ke belakang.

"Cih!" Cito meludah ejek. Ia lalu kembali melancarkan serangan terhadap Abas.

Abas berlari menyambut serangan Cito. Mereka berdua melompat secara bersamaan dan saling menyerang di udara.

Bukk!! Cito sukses meluncurkan kaki kirinya mengenai dada Abas. Abas terhempas cukup keras, terpelanting ke tanah, terseret, dan tak bergerak lagi.

Cito mendarat dengan sempurna. Ia berdiri lalu melipat tangan di dada dengan angkuh.

My Lovely GenderuwoWhere stories live. Discover now