"Aku bahkan tak menganggap itu sebagai sesuatu yang harus diresmikan atau sebagainya. Itu tugasku Nath dan aku harus melakuannya." aku memotong steak milikku menjadi sebuah bagian kecil dan mengunyahnya perlahan.

"Tapi aku rasa itu perlu Li." sahutnya dengan nada memaksa. Aku terkekeh pelan dengan sikapnya yang kekanak-kanakan.

"Okey—terserah apa katamu Nath. Yang jelas cepat habiskan makan malammu dan kita akan segera pulang." kataku dengan sedikit senyuman diantaranya.

Nathalie sekali lagi tersenyum. Senyumannya yang seakan dapat membuatku kembali tertidur untuk malam ini. Nathalie memberiku sebuah kekuatan yang tak terduga. Ia membuatku tunduk pada sebuah kelebihan yang ia miliki.

"Apa kau sudah kenyang?" tanyaku ketika kami sudah terduduk dalam mobil.

"Tentu saja. Itu makan malam yang lezat bagiku. Thanks Liam!" serunya.

"Sudah berapa kali kau mengucapkan 'terima kasih' padaku?" aku mendengus pelan lalu melajukan mobilku untuk kembali ke rumah Nathalie.

*

Mobilku telah terhenti tepat di depan rumah Nathalie. Aku segera membukakan pintu untuknya dan ia segera tersenyum padaku. Kami melangkah melalui pekarangan rumahnya dan terhenti tepat di depan pintu.

"Aku mohon jangan katakan 'terima kasih' untuk kesekian kalinya. Aku tulus memberinya." sahutku cepat. Nathalie terkekeh pelan.

"Lalu apa yang harus aku ucapkan padamu?"

Aku menatap matanya genit. "Mungkin, 'selamat malam My Lovely Liam' atau sebuah kecupan kecil di pipiku?"

"Dan aku lebih memilih sebuah kecupan manis di bibirku seperti saat kau melakukannya dulu—untuk pertama kalinya dan menjadi best first kiss untukku." tukasnya. Aku membelalakkan mata tak percaya, seorang Nathalie tiba-tiba meresponku?

"May I?" ulangku dan Nathalie mengangguk yakin.

Aku meraih pinggangnya sembari mengeratkan tanganku, seketika itu Nathalie meraih tengkukku dan membenamkan bibirnya dalam sebuah ciuman manis. Aku melumatnya cukup dalam dan lembut, berusaha agar naluri vampireku tak muncul saat ini juga. Semuanya berjalan cukup lambat dan aku mulai merasakan tangannya yang mencengkram tengkukku cukup erat. Napas Nathalie terengah dan aku kasihan mendengarnya.

Aku melepas tautan bibirku perlahan lalu mendesah pelan. "Cukup, aku tak tega mendengar napasmu yang memburu." tukasku.

"Oh! Aku melupakan sesuatu!" aku segera berlari ke mobil dan mengambil sebuket bunga lily putih yang masih segar.

Aku memberikan bunganya pada Nathalie dan melihat gadis itu menerimanya dengan senang hati. "Ini untukmu. Maaf aku tak bisa memberikan yang lebih." tukasku.

"Ini sudah cukup Liam. Aku sangat suka dengan bunganya."

"Maaf soal sikapku yang memaksamu untuk berangkat dan pulang dari sekolah bersamaku." tukasku lirih sembari melirik Nathalie.

"Aku justru senang kau melakukannya. Ya, aku rasa begitu. Kau ternyata lebih baik dari yang aku kira. Terima kasih Liam!" Nathalie mendekat kearahku dan tiba-tiba menghambur pada pelukanku.

"Andai kau bisa menemaniku untuk malam ini. Aku tau itu mustahil. Jadi, lebih baik kau pulang sekarang daripada harus mendengar celotehku yang panjang dan tak ada ujungnya. Ohlupakan ucapanku yang tadi." tukas Nathalie salah tingkah. Ia langsung menunduk menutupi pipinya yang bersemu kemerahan.

"Baiklah, aku pulang sekarang! Good night My Sweet. Have a nice dream and see you tomorrow. I'll pick you at 07:30, okey?" Nathalie mengangguk pelan. Ia tersenyum manis lantas mengedipkan sebellah matanya padaku.

Aku melangkah menjauh darinya menuju mobil dan melambaikan tanganku ketika mobilku melaju. Ia terus berada diluar rumah sampai mobilku sedikit menjauh.

"MOM! I'M HOME!!!" seru Nathalie. Aku bisa mendengarnya dari kejauhan terutama dengan kekuatan vampir yang aku miliki. Aku bisa merasakan bahwa Nathalie merasa senang dengan apa yang baru saja terjadi.

Aku bergegas pulang ke flat dan kembali lagi ke rumah Nathalie setelah gadis itu tidur. Aku akan menjaganya sampai dini hari dan kembali sebelum matahari terbit.

Pukul 10:30PM. Aku bergegas menuju ke rumah Nathalie dengan kekuatan vampir yang aku punya. Jarak tempuhnya lebih singkat dibanding mengendarai mobil.

Aku telah sampai, ketika melongok ke jendela kamarnya dan mendapatinya tak terkunci. Seperti kebanyakan orang bahwa kenyataannya mereka jarang mengunci jendela saat musim panas.

Sosok Nathalie sedang tertidur dengan pulasnya. Ia memakai T-shirt tipis dan short. Ia sedikit menutup kakinya dengan selimut. Nathalie tampak sangat cantik meskipun ia sedang tertidur dengan pulas.

Satu hal yang menjadi rahasia bahwa aku bisa menghilang dengan cepat atau dengan kata lain, aku punya kekuatan untuk 'tak terlihat'. Nathalie tak akan bisa menyadari keberadaanku disini.

"Andai kau tau bahwa aku dan kelompokku adalah seorang monster yang bisa berubah kapan saja. Kau pasti akan menjauhiku Nath. Aku yakin.." bisikku pelan. Aku menyentuh keningnya dan mengusapnya perlahan, aku berdecak pelan saat mengetahui luka memar pada keningnya. Apa yang terjadi dengannya?

"Mimpi indah sayang." tukasku. Aku terduduk tepat disampingnya untuk melindunginya dari apapun yang bersifat membahayakan.




***************
Kisah romantis sudah mulai muncul.. Tapi ada beberapa kejutan yang menanti Nathalie loh.. Masih pengin lanjut kan?

NEED YOUR VOTE AND COMMENTS

~Big hug, Mrs. Payne {}

Bloodstains (1D's Vampire Story) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang