40. Dia Kembali

17.8K 1.7K 57
                                    

DENGAN langkah cepat, Gisha berlari menuruni tangga kediaman Om Krisna. Angkasa yang tadinya dengan tenang tengah menonton televisi sampai menoleh karenanya. Gisha membetulkan rambutnya dan mengambil flat shoes berwarna cokelat gelap di rak sepatu, senada dengan warna atasan dan tas selempang yang ia bawa.

            "Kemana, Gi?" tanya Angkasa sambil kembali menonton televisi. "Udah sembuh banget kakinya sampe lari-lari gitu?"

            Gisha menoleh pada lelaki itu dan mengangguk walaupun Angkasa tidak bisa melihatnya. "Gue ke Ciwalk, ya." Katanya menyebut nama salah satu pusat perbelanjaan yang paling terkenal di Bandung. "Sama Kaila. Mumpung dia lagi di sini."

            "Oh."

            "Lo nggak perlu nganter, kok. Dia udah di di depan gerbang kompleks." Kata Gisha sambil berjalan ke arah pintu. "Tapi, nanti kalau Kaila nggak bisa nganterin pulang, jemput ya." Katanya kembali berbalik untuk memandang Angkasa.

            "Males, ah. Anterin aja sama dia." Angkasa menjawab tanpa memalingkan pandangannya dari layar televisi.

            "Iya, gue kan bilang kalau dia nggak bisa nganter." Gisha mendengus terlebih dahulu. "Tapi, kalau dia emang bener nggak bisa, lo jemput, ih. Kan lo tau gue nggak suka naek angkutan umum."

            "Mager, ah."

            "Utang lo masih belom lunas, Sa, ini kan hari ke lima. Mau nggak mau. Males nggak males. Lo harus jemput gue. Oke, bye."

            Tanpa menunggu jawaban Angkasa, Gisha melesat keluar dan berjalan sampai persimpangan jalan. Tempat di mana Kaila sudah menunggunya.

            "Woy!" Kata Gisha mengetuk kaca mobil Kaila ketika dirinya sudah sampai di tempat tujuan.

            Kaila membuka kaca mobilnya dan menyuruh Gisha masuk. Perempuan itu tersenyum dan langsung duduk di kursi penumpang, di samping sahabatnya.

            Tanpa panjang lebar lagi, Kaila langsung melajukan mobilnya menuju ke Ciwalk.

            "Lo mau kondangan serius dandannnya gini?" tanya Gisha yang melihat Kaila hanya menggunakan celana jeans dan atasan sweater berwarna pink pucat.

            Kaila terkekeh. "Nggak, lah. Kita, kan nonton dulu, abis itu gue mampir ke Salon. Dandan dulu." Katanya.

            Gisha mengangguk mengerti. "Siapa, sih, yang nikahan?"

            "Itu, loh. Mbak Nina. Anaknya adik bokap gue. Perasaan lo pernah ketemu orangnya, deh. Pas dulu maen ke rumah terus kebetulan dia lagi ada." Jawab Kaila sambil sesekali melirik Gisha.

            Gisha mengingat-ngingat. "Yang mukanya kayak Arab Arab itu bukan, sih?"

            "Nah." Kaila mengangguk. "Iya, yang itu. Lo mau ikut juga ke kondangannya?"

            "Kagak, ah. Malu." Jawab Gisha sambil menyalakan radio di mobil Kaila. "Lagian, kan acaranya malem. Gue sekarang anak baik. Nggak keluyuran malem-malem."

            "Idih, jijay."

            Mereka berdua tertawa dan membicarakan hal-hal yang tidak penting selama di perjalanan. Sekitar satu jam kemudian, mereka sampai di tempat tujuan. Cukup lama, karena di beberapa tempat, mobil Kaila sempat bertemu dengan kemacetan.

            Setelah memarkir mobilnya di basement, Kaila dan Gisha masuk ke dalam pusat perbelanjaan itu dan tanpa basa-basi menuju bioskop. Mereka memilih untuk menonton salah satu film terbaru yang sedang booming. Independence Day. Alasan mereka menonton itu hanya satu. Ada Liam Hemsworth di sana. Dan, melihat lelaki tampan adalah kesenangan tersendiri bagi mereka berdua.

Senandung di Kota BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang