24. Kelompok Jawa 1

19.9K 1.7K 44
                                    

MEMBUTUHKAN waktu sekitar tiga jam sampai semua bus yang membawa para siswa dan mobil guru-guru SMA Negeri Nusantara untuk berpindah tempat dari parkiran sekolah ke parkiran tempat wisata Jayagiri yang ada di Lembang. Gisha bersama teman-teman kelasnya menjadi bus pertama yang sampai, karena itu, saat ini, ketika beberapa kelas baru turun dari dalam bus, anak-anak kelas XII IPA 1 sudah duduk di sembarang tempat. Menunggu intruksi selanjutnya dari Pak Anton.

Dari parkiran saja, Gisha sudah bisa melihat kalau sebagian besar tempat itu memang ditanami oleh pohon pinus yang sangat tinggi. Dari tempatnya mengamati, Gisha juga bisa melihat ada sebuah jalanan tanah yang ukurannya tidak terlalu besar mengarah ke utara dengan tanaman liar di dua sisinya serta pohon-pohon yang seolah memagari setiap sisi jalanan tersebut. Gisha yakin, itu adalah jalan yang harus mereka lewati untuk sampai di lokasi perkemahan.

"Anak-anak, ayo semuanya kumpul di sini sesuai kelas masing-masing!" suara Pak Anton yang terasa mengganggu pendengaran itu memenuhi area parkir tempat wisata Jayagiri. Dikatakan mengganggu pendengaran karena guru olah raga itu berbicara melalui toa, semacam speaker berbentuk cone yang ukurannya tidak terlalu besar sehingga dapat dibawa kemana-mana.

Menurut, para siswa kelas dua belas berkumpul di hadapan Pak Anton. Guru itu tersenyum puas dan kembali bicara melalui toanya. "Buat yang mau ke toilet, boleh sekarang ke toilet. Toiletnya ada di sana," katanya menunjuk arah barat, yang otomatis membuat semua siswa menoleh ke sana mengikuti arah jari telunjuknya, "perjalanan kita buat sampai di lokasi camp sekitar 60 sampai 90 menit, dan di perjalanan nggak ada toilet." Lanjutnya yang dijawab dengan anggukan para siswa.

"Buat yang lapar juga boleh makan dulu sekarang. Tapi, kalau nggak lapar-lapar banget, Bapak saranin nggak perlu. Nanti takutnya perut kalian kena gangguan pencernaan di tengah jalan." Katanya lagi yang kali ini dijawab dengan kata Iya, Pak yang serentak dari para siswa.

"Kita jalan dua puluh menit lagi." Pak Anton melihat jam tangan hitamnya, "Jadi, tepat jam sepuluh nanti, kalian kumpul lagi di sini tetap sesuai kelas. Perjalanan akan dimulai oleh kelas XII IPA 1 dan diakhiri oleh kelas XII IPS 3 bersama wali kelas masing-masing dan seorang penunjuk jalan." Jelasnya sebelum memperbolehkan para siswa membubarkan diri.

Gisha sendiri sengaja sudah makan banyak tadi pagi. Jadi, saat ini perutnya bebas dari kelaparan. Gisha berjalan sendirian ke arah pohon yang cukup besar tetapi masih dekat dengan keramaian, perempuan itu duduk di bawah pohon dan menghirup udara segar yang sangat jarang ia temui di Jakarta.

Perempuan itu memang belum memiliki teman dekat selama di Bandung, jadi dia cenderung lebih sering sendirian. Kalau dia mengikuti Angkasa, dia pasti akan mulai diejek lagi oleh yang lainnya. Padahal awalnya, dia pikir dia bisa berteman dengan Nancy. Tapi, setelah tahu sifat asli perempuan itu, Gisha langsung malas setengah mati.

Maksudnya, orang macam apa yang akan tahan berteman dengan seseorang yang tidak bisa menjaga rahasia? Duh.

Karena itu, yang Gisha lakukan hanyalah mengambil ponselnya dan masuk ke dunianya sendiri. Dia membuka aplikasi game LINE Cookie Run di ponselnya dan mulai bermain. Hebat juga di tempat seperti itu masih ada jaringan. Tapi, Gisha yakin di lokasi campnya nanti, dia tidak akan menemukan jaringan. Jadi, dia harus naik ke level 55 setidaknya saat ini agar ranknya tidak disusul oleh Kaila.

Konsentrasi Gisha dari Cookie Runnya menjadi teralih begitu dia mendapatkan sebuah notifikasi yang menandakan adanya pesan masuk. Gisha cepat-cepat menyelesaikan stagenya sebelum keluar dari permainan itu dan melihat siapa yang mengirimi dia pesan.

Senandung di Kota BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang