6. Gagal Nonton Bioskop

26.3K 2.2K 23
                                    

GISHARA Aluna melangkahkan kakinya ke arah kulkas di sudut koperasi sekolah. Tempat yang akan sangat ramai di waktu istirahat itu saat ini sudah kosong karena waktu telah menunjukkan pukul lima sore. Kegiatan belajar mengajar sudah selesai pukul empat, jadi di jam-jam seperti ini biasanya hanya tinggal anak-anak yang sedang mendapat jam pelajaran tambahan atau kegiatan ekstrakurikuler lah yang ada di sekolah. SMA Negeri Nusantara dikelilingi oleh begitu banyak tempat peristirahatan, dari mulai cafe kopi sampai restoran yang harga makanannya tidak sesuai dengan kantong anak SMA pun ada, karena itulah kebanyakan siswa tidak suka berlama-lama di sekolah dan lebih memilih duduk-duduk manis di tempat seperti itu.

            Perempuan itu membuka kulkas koperasi dan tangannya terulur untuk mengambil minuman kaleng kesukaannya ketika di saat yang sama, ada tangan lain yang terulur untuk mengambil kaleng minuman yang tinggal satu itu.

            Gisha menoleh untuk melihat siapa yang hendak mencuri minumannya dan dia mengerjap ketika manik matanya bertabrakan dengan manik mata hitam milik Dewa. Gisha dengan cepat menarik kembali tangannya dan mundur dua langkah.

            Terdengar suara tawa kecil Dewa sebelum lelaki itu mengambil minuman yang tadi hendak Gisha beli seraya membayarnya.

            Gisha memerhatikan Dewa, lelaki itu sedang berkeringat. Kemeja putihnya tidak serapih tadi pagi karena sudah dikeluarkan dari celananya dan dia tidak memakai dasi. Gisha yakin Dewa pasti habis main basket.

            "Nih." Suara Dewa menghentikan aktivitas memerhatikan Gisha. Jangan-jangan dia baru saja tertangkap basah sedang memerhatikan Dewa.

            Mata Gisha turun ke arah tangan Dewa yang sedang menyerahkan minuman kaleng tadi padanya. "Kan lo yang beli." Ujar Gisha bingung.

            Dewa tertawa lalu mengangkat sebelah tangannya lagi yang sedang menggenggam kaleng minuman lain. "Gue udah beli yang ini, jadi ini buat lo aja."

            Gisha tertawa pelan sebelum mengambil minuman itu dari tangan Dewa. "Thanks."

            "Lo ngutang sama gue." Dewa membuka minuman kalengnya. "Lo belum balik? Lagi ngapain?"

            Gisha ikut membuka minuman miliknya, "Nungguin Angkasa."

            "Hah?"

            Gisha mengerjap. Perempuan itu berdeham pelan sebelum menjawab. "Eh, iya nungguin dia, kita ada ..emm, tugas kelompok." katanya kikuk.

            "Oh, berdua aja?"

            Gisha mengangguk dua kali, "Tugasnya berdua-berdua. Lo sendiri? Belum pulang?" tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

            "Hm." Salah satu sudut bibir lelaki itu terangkat. Tapi tidak seperti sebelumnya. Untuk sepersekian detik, Gisha bahkan melihat tatapan lirih di mata Dewa. Entah karena Gisha yang terlalu peka atau karena ekspresi Dewa yang terlalu mudah ditebak, perempuan itu tahu kondisi Dewa sedang tidak baik saat ini.

            Gisha menghembuskan nafasnya sebelum mengangkat kedua alisnya dan menatap Dewa berbinar. "Mau main basket? Yang menang boleh minta apa aja."

            Dewa tertawa. "Lo bisa main basket emang?"

            Gisha menggeleng pasti.

            Dewa mengerutkan keningnya. "Kalau gitu udah ketauan dong siapa yang menang?"

            Gisha mengangguk pasti. "That's the point. Jadi, lo mau apa?"

Senandung di Kota BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang