Extra Chapter: The Engagement

87 10 3
                                    

ETHAN: Hai, sweetheart. Lagi ngapain?

Vania: Basi, Eth.
Vania: Lagi ngambek.

Ethan: ngambek kenapa, Sayang?

Vania: Ngambek sama pacar

Ethan: Loh, aku ada salah apa, sih?

Vania: Nggak.

Ethan: Terus?

        Vania mendengus kesal, "Dasar nggak peka. Pacaran satu tahun lebih, nggak tau tanggal ulang tahun pacarnya."

        Ya, Vania memang berulang tahun hari ini. Vania beralih pada grup yang sekarang beranggotakan sembilan orang itu.

Group Ababil (9)

Radit: Woy, lo sama Kak Arya bukannya mau meeting ya, Eth.

Ethan: Iya. Ini gue udah di kantor.

        Fak, batin Vania mengumpat. Udah tau pacarnya ngambek, tapi malah kerja, gerutunya lagi. Sabar, Vania, mungkin pacar lo emang sibuk mending lo datengin dia, batin Vania berusaha menenangkan dirinya sendiri.

        "Gue nggak pernah ke kantornya dia, ya, setelah gue inget-inget. Ya udah, gue ke Kantornya aja. Setelah ngecek tempat nari."

        Vania mengganti bajunya dengan kaos abu-abu dan celana jeans. Ia pun mengambil tas ranselnya berwarna hitam itu, lalu memakai sepatu converse hitamnya.

        "Pa, Ma, aku pergi dulu, ya." pamitnya pada orangtuanya yang sedang menikmati masa pensiun mereka. "Iya, Sayang. Hati-hati, ya. Kamu sama Mang Toto, aja."

        "Oke." jawab Vania, lalu memanggil Mang Toto, supir keluarganya, untuk mengantarnya ke tempat nari yang sudah ia buka dengan Claris, Shera, dan Lily. Ya, mereka menjadi rekan kerja.

        Mereka menjadi rekan kerja karena waktu itu, The D Squad, meraih juara dua nari tingkat Internasional yang di selenggarakan di Venice. Sejak saat itu, mereka berempat berencana untuk membuka sebuah tempat nari dan menamakannya Dancerys—yang merupakan nama dance group mereka. Mereka juga menjadi pelatih beberapa anak yang les di sana yang akan mengikuti lomba Internasional maupun nasional.

        Nama Dancerys—tempat les itu maupun dance group beranggotakan empat orang itu, juga sudah melejit akibat mereka pernah meraih juara pertama di tingkat Internasional—yang menyelenggarakan adalah swasta. Ya, Vania, Claris, Shera, dan Lily sudah dua kali—yang pertama kali dengan The D Squad, meraih juara di tingkat Internasional.

         Mereka juga sering di undang ke beberapa talkshow akibat itu. Dan pernah beberapa kali di beri kesempatan untuk tampil di sebuah acara televisi. Karena sudah mengharumkan nama Indonesia.

        Setelah sampai di Dancerys Place, ia langsung turun dan menyuruh Mang Toto untuk balik ke Rumah. Ia pun masuk dan menyapa beberapa guru les dan karyawan di sana.

        "Eh, Van, bilang ke yang lain, dong. Kalian di undang ke talkshow lagi, nih. Jum'at besok." kata kaki tangan Dancerys itu. Vania menaikkan sebelah alisnya, "Jum'at besok, Ry?"

         Orang itu—bernama Mary, mengangguk. "Iya, Jum'at besok."

         "Oh, oke. Nanti gue bilangin. Eh ya, nggak ada masalah apa-apa, kan?"

          Mary menggeleng, "Nggak ada masalah apa-apa. Malah meningkat, woy." Vania hanya tersenyum, "Ya udah, gue lagi pengen nari, nih. Lagi kesel sama pacar, gue."

SPYDove le storie prendono vita. Scoprilo ora