15: Swim, Swim, and Swim!

102 12 13
                                    

"UDAH hadir semua, kan?" pekik Wisnu di depan. "UDAH, PAK." pekik semuanya. Wisnu mulai mengabsen murid-muridnya. Kelas IPA-1 dan Kelas IPA-2. "Baik. Lengkap. Kalian silahkan naik ke bus."

Ya, mereka memang memakai bus untuk sampai ke Kolam Renang. Ethan, Bian, dan Radit memutuskan duduk di bagian belakang. Ethan duduk di tengah jendela. Di dekat jendela ada Radit. Dan yang paling pinggir ada Bian. Saat bus sudah mulai berjalan. Setelah dipastikan tidak ada yang mendengar obrolan mereka.

"Kenapa lo yakin kalo itu Anakbuahnya Ivar?" tanya Bian membuka pembicaraan. Ethan mengeluarkan handphone-nya, "Karena criminal record-nya." Ethan menyodorkan data-data milik Ivar yang NASC punya. "Liat deh, rata-rata, mereka main pisau, tapi entah abis itu mereka apain. Kreatif."

"Ivar-nya udah keluar dari penjara?" Ethan menjentikkan jarinya, "Nah, itu dia. Gue udah ngomong sama Papa, dan katanya. Ivar itu jadi buronan. Dia kabur dari penjara." Radit mengernyit, "Kok bisa? Pembunuh kayak dia pasti di sel tahanan khusus, kan?"

"Udah gue bilang, he's smart, tapi otaknya nggak di pake buat yang baik-baik. Jadi, waktu dia ditahan, ada beberapa anakbuahnya yang nggak ketangkep karena mereka kamuflase, ada juga karena nggak ketemu. Dia nyebar anakbuahnya di beda-beda tempat, Dit. Jadi dia kayak punya back-up."

"O... Kay. So, kita harus nyari Ivar atau anakbuahnya?" Ethan menyenderkan tubuhnya ke senderan kursi, memijat pangkal hidungnya. "Menurut gue, mending anakbuahnya dulu yang entah siapa itu."

"Oke, strategi udah mulai kebentuk. Dan lebih baik, kita bicarakan ini di rumah, nanti."

• • •

"YEY, berenang! Udah lama nggak latihan fisik." kata Ethan saat menatap kolam renang yang jernih. Walaupun Ethan adalah anak dari Ketua NASC, tetapi Ethan tetap mengikuti peraturan yang diterapkan oleh NSC; Latihan fisik yang hebat.

        Yang cewek sedang mengganti baju seragam dengan baju berenangnya. "Well," Ethan melempar string bag-nya ke kursi pantai—yang tersedia disana, "Ganti baju?"

        "Lo tau kebiasaan gue kalo berenang, Eth. Jangan nanya lagi." Radit dan Bian mengambil celana renang mereka. Ethan menyengir, mengambil celana renangnya dan menyampirkan di bahu, "Yeah, memastikan doang."

       Mereka berjalan beriringan, sepertinya mereka yang paling terakhir karena keasikan ngobrol. Mereka keluar dari bilik pergantian pakaian. "Widih, makin kotak-kotak aja tuh perut." kata Radit melihat perut Ethan yang sudah mendekati sixpack. "He-em, bentar lagi mau upgrade ke sixpack, dari fourpack."

        "RADIT, BIAN, ETHAN, KALIAN CEPET KELUAR! LAMA BANGET KAYAK ANAK CEWEK LO! PAK WISNU UDH CEMBERUT, TUH." Bimo mulai memekik. Ethan memang cukup dekat dengan anak sekelas, begitupun Radit dan Bian. Suara tawa terdengar sampai ke dalam. Mereka mendengus. "BACOT LO, BIM!" pekik Radit dari dalam. Ethan menyampirkan kemeja serta celana seragamnya di kedua bahunya.

        Lalu mulai melangkah keluar. Sama sekali belum ada yang menyebur. "Mana yang banyak bacot dari tadi? Kampret lo, Bim! Pak Wisnu-nya aja masih makan, gimana sih, lo?! Sompret!"

        "Lah, belum nyebur?" tanya Bian yang ternyata keluar terlebih dahulu. "Wah, Bimo minta di kerjain, nih." pekik Radit dari belakang Bian. Ethan berjalan ke arah kursinya, lalu memasukkan seragamnya ke string bag miliknya. Semua melotot menatap roti sobek mereka bertiga.

SPYNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ