Epilogue

102 13 6
                                    

•FIVE YEARS LATER•

"VANIAA!!"

Pekikan yang nyaring membuat Vania yang sedang menata rambutnya membalas pekikan tersebut, "Iya, Maa!! Sebentar lagi, Vania keluarr."

Vania menjauhkan dirinya dan menatap pantulan dirinya di cermin. Ia memakai kaus putih polos di lapisi kemeja flanel merah-hitam dan ripped jeans berwarna hitamnya, ia menjinjing sepatu Adidas Superstar-nya dan menyampirkan backpack hitamnya di bahu. Ia akan mendatangi reuni akbar—angkatan pertama sampai angkatan sepuluh.

Mereka menyewa satu Café besar yang cukup mewah.

        By the way, Vania sudah lulus kuliah.

        "Ma, Pa, Kak, aku pergi dulu, ya." kata Vania sembari memakai sepatunya. "Eh, Van, gue sekalian mau ke tempat tunangan gue dulu. Gue anter aja, yuk. Searah ini, kan?"

        Vania melirik Arsen yang mengambil kunci mobil BMW-nya. "Hmm. Boleh. Lumayan Kakak gue di jadiin supir." cengir Vania. Arsen hanya mendengus lalu ikut pamit.

        Arsen memang sudah tunangan bulan lalu dengan Aira, yang merupakan teman kuliah Arsen.

        Vania membuka iPhone-nya.

Group Ababil (8)

Elisa: anjir. Pada belom dateng. Yah :(

Vania: Gue otw. Sabar, El.

Elisa: ku menunggu kaliaann

        Vania hanya tersenyum kecil. Tangan Arsen tergerak menyalakan radio. Namun ternyata, radio tersebut ada breaking news; "Livaro Eriko, si pembunuh berantai yang sudah di temukan di New York, Amerika Serikat tahun kemarin—"

        Vania langsung mengganti saluran radio tersebut. "Maaf," kata Arsen menoleh sesekali kepada adiknya. Vania menggeleng, tersenyum getir, "Nggak apa-apa."

        "Hmm. Tapi denger nama Ivar di otak lo muncul nama Ethan. Iya, kan?" tanya Arsen telak. "Jujur, iya. Gue mikir kayak, dia yang membuat Ethan koma." Arsen memberhentikan mobilnya di depan restoran, "Semua udah di rencanain, Van. Lo nggak boleh begitu. Lo sama yang lain juga udah berpikir positif, kan? Tenang aja. Ethan orangnya juga enggak bullshit doang menurut gue."

        "Sip. Eh, iya, Kak. Gue pengen ngabarin Ethan dulu."

        Selama lima tahun ini, Vania memang me-chat Ethan. Seakan-akan Ethan akan membalasnya. Padahal boro-boro bales, di-read aja enggak.

Vania: hari ini ada reuni akbar, sepuluh angkatan.
Vania: aku di anter sama Kak Arsen yang mau pergi sama Kak Aira.
Vania: aku udah nyampe.
Vania: Aku nunggu kamu
Vania: I love you.

        Lalu Vania menutup aplikasi Line-nya, dan me-lockscreen dan segera turun dari mobil. Arsen membuka kaca mobil, "Nanti kita kabar-kabaran aja, ya, Van." Vania mengacungkan ibu jarinya, "Halah, paling juga lo kalo sama Kak Aira nggak bakal inget gue, Kak."

SPYWhere stories live. Discover now