CHAPTER 25

143K 8.5K 233
                                    

Maaf klo ada yg typo.
Maklum bola mata tinggal 5 watt lagi, jadi sudah mulai remang-remang pandangannya.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Avi memandang tajam ke arah cermin, memandang gaun yang sedang dikenakannya.

Gaun ini indah dan cantik, warna putih gading dengan pita abu-abu melingkar dan menghias pinggang Avi yang langsing

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gaun ini indah dan cantik, warna putih gading dengan pita abu-abu melingkar dan menghias pinggang Avi yang langsing.
Untuk acara pertunangannya rambut Avi dibentuk dan disanggul, sebagai pemanisnya bandana dengan hiasan permata melekat di rambut coklatnya.
Wajah Avi hanya dipoles tipis namun masih terlihat elegan, Avi terlihat makin cantik, dia memang selalu terlihat cantik.

Gaun yang dikenakan Avi sangat indah. Namun keindahannya tidak dapat menghilangkan kesedihan di wajah Avi.

Jika hari ini dia akan bertunangan dengan lelaki yang sudah dia labuhkan hati dan cintanya, mungkin dia akan menyimpan rapat-rapat kenangan mengenakan gaun ini di memorinya. Tapi saat ini keinginan terdalamnya adalah merobek gaun sialan ini.

Tanpa Avi sadari sebulir air mata mengalir melewati setiap sentuhan make up yang sudah melekat pada wajah cantiknya.

Avi ingin tersenyum bahagia, tapi senyuman sedih yang selalu menghiasi bibir indahnya.

"Non udah siap ?," Iyem membuyarkan lamunan Avi. Tidak ada senyuman tersungging dari wajah majikannya.

Avi terdiam. "Ayo pergi," ucap Avi terdengar lirih.

Iyem mengikuti dari belakang, membantu mengangkat gaun bagian belakangnya.

Buat acara pertunangannya saja gaunnya udah ribet gini, gimana pernikahannya, pikir Iyem yang sedikit kerepotan membereskan gaun Avi. Dia tidak ingin Avi gagal tunangan hanya gara-gara terjerembab dan jatuh dari tangga.

"Dimana papa ?," tanya Avi saat sudah sampai dilantai bawah, dan dia tidak menemukan siapapun.

"Papa non katanya jalan duluan, katanya perlu menyambut tamu," ucap Iyem yang sedang membereskan tas untuk keperluan Avi. "Nanti ada supir yang jemput non. Saya cek kedepan dulu ya, siapa tahu jemputannya dah datang," Iyem berjalan ke arah pintu depan.

Avi berdiri didepan foto mamanya yang terpajang di ruang tamu. Avi memandangnya sendu, ada kerinduan diwajah Avi. "Ma, malam ini Avi akan bertunangan dengan pria yang bukan menjadi labuan cinta Avi. Avi bingung ma, Avi mesti gimana ?, bantu Avi ma," pinta Avi dengan wajah sendu.

Sesuatu menggugah Avi, suara mengganggu yang berasal dari dalam tas kecilnya. Avi mengambil tas jinjingnya yang diletakkan iyem diatas buffet, Avi merogoh kedalam tas dan mendapati ponselnya berbunyi. Menuntut diangkat.
Avi menggeser simbol hijau dilayar ponselnya," Halo," jawab Avi.

"Nona Avi, saya bu Ros," terdengar suara pengasuh Vania.

"Ya bu Ros ada apa ya?, oh ya bilang Arsen saya akan menuju ke hotel secepatnya. Tinggal menunggu jemputan saja."

Marrying Mr. DuRen (#wattys2017)Where stories live. Discover now