CHAPTER 2

183K 10.6K 121
                                    

Meet Jyoti Avichayil Lovett alias AviSosok Avi gue ibaratkan seorang gadis bule, berambut pirang kecoklatan, karena orangtuanya emang asli bule

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Meet Jyoti Avichayil Lovett alias Avi
Sosok Avi gue ibaratkan seorang gadis bule, berambut pirang kecoklatan, karena orangtuanya emang asli bule. Papa dan mamanya sudah menetap di Indonesia selama 26 tahun. Karena cinta Papanya Avi dengan Indonesia, Ia memutuskan memboyong istri dan memutuskan untuk menetap di negara ini. Jadi bisa dikatakan Avi made in Indonesia...hahaha

Itu...tuh yang gambarnya diatas.. Cantik kan.... Mirip loh sama authornya.....HUAHAHAHAHHA.
Ga percaya kan..... Emang jangan dipercaya...hehehe.

Chapter selanjutnya gue akan perlihatkan wajah tampan Rajendra Arsenio Wybert alias Arsen & Xavier Mikhail Abimanyu alias Abi... dua pria dalam percintaan Avi.

*****************

"Brengsek. Dasar perawan tua, kejam, sok kecentilan," rutuk Avi yang langsung menjatuhkan tubuhnya duduk ke kursi. 

Tidak peduli dengan tatapan-tatapan aneh yang mengarah padanya.
Saat ini Avi sedang duduk di bangku taman belakang kampusnya, suasananya sedang ramai karena ini waktunya jam istirahat.

Avi masih dengan menggerutu sambil sesekali keluar kata-kata kasar.
"Pantas saja dia tidak laku-laku. Dasar perawan tua brengsek," umpatnya.

Saat Avi sudah mulai lelah dengan kemarahannya, dia langsung merebahkan kepalanya ke atas meja. Tanda bahwa ada kelelahan diraut wajahnya.

"Coba kalau mama tidak pergi meninggalkanku secepat ini, semua ini tidak akan terjadi," ucapnya lirih. Matanya mulai terlihat berkaca-kaca memikirkan mamanya yang sudah meninggal empat bulan yang lalu.

"Vi," sebuah panggilan dan sentuhan halus terdengar dan terasa sejuk, semuanya begitu menenangkan.

Avi menegang saat punggungnya dibelai lembut oleh tangan yang diyakini adalah tangan seorang laki-laki. Karena membuatnya langsung merasakan getaran listrik yang menyetrum seluruh tubuhnya.

Avi mendongakkan kepalanya melihat asal suara yang sangat dikenal dan disayanginya.

Senyuman simpul yang lembut langsung terlihat.

"Kau tak apa-apa?," tanyanya masih penuh dengan kelembutan.

Avi menggeleng.

"Kau baik-baik saja ?."

Avi mengangguk.
Seperti terhipnotis akan buaian kata-katanya.

"Aku baik," ujar Avi yang masih terpana paras wajahnya yang sangat dikagumi. Hidung mancung, mata coklat terang dengan kelopak yang sedikit sipit, alis mata yang hitam pekat, bulu mata lentik serta kumis dan janggut tipis yang menghiasi sekitar bibir dan dagu merupakan perpaduan sempurna dari raut wajah blasteran Inggris - Indonesia. Tampan.

"Apa kau masih kesulitan mendapat persetujuan dari Profesor Helen ?," tanyanya membuyarkan lamunan Avi. "Mau aku bantu ?."

Sial. Batin Avi.
Kenapa tatapan dan suara laki-laki ini selalu bisa menyejukkan hatinya. Seperti mama. Sikap dan kata-katanya sangat mewakili mamanya. Sangat keibuan.
Hanya tubuhnya saja yang berwujud laki-laki.

Avi menggeleng. "Tidak perlu Bi. Kau sudah terlalu baik untukku. Kadang aku takut tak bisa membalas budimu."

"Hentikan Avi, atau aku akan marah. Kau tahu aku benci kalimat itu," ujarnya geram.

"Maaf Bi. Aku tak bermaksud," ucap Avi dengan raut wajah penyesalan. "Hanya saja, aku ingin berusaha sendiri. Lagipula aku tidak mau Profesor Helen nantinya malah berpikir, kalau aku ini benar-benar mahasiswi cantik yang bodoh. Yang bisanya hanya mengandalkan pacarnya yang tampan dan seorang asisten dosen. Aku mau berusaha sendiri, rasanya sangat puas jika itu hasil dari keringat kita."

Abi tersenyum simpul mendengarkan ucapan Avi yang terlihat berbeda dengan Avi yang dulu dikenalnya. Avi yang manja - cengeng - mudah putus asa - dan selalu mengandalkan orang lain.

Avi yang sekarang adalah gadis yang tegar - kuat - dewasa - tidak mudah menyerah dan putus asa, tapi sayangnya Avi yang baru berubah menjadi sosok yang pendiam, mudah melamun dan emosian beda dengan dulu yang selalu ceria dalam menghadapi segala masalah.

"Kau kenapa Bi ?," ucap Avi dengan alis mengernyit saat melihat perubahan wajah kekasihnya. "Ga usah sedih. Aku bisa kok hadapi ini," ucapnya dengan senyuman.

"Aku tahu," ujarnya dengan balasan senyuman.

"Aku sudah bilang aku akan bisa menaklukkan hati si iblis," ujar Avi dengan seringai. "Aku hanya harus memberinya satu nama perusahaan untuk tempatku magang."

"Kau sudah dapat tempat ?," tanyanya. "Kalau belum aku bis...."

"Aku sudah dapat," ujar Avi memotong ucapan Abi. "Jadi tidak usah khawatir."

Avi melihat ke arah arloji kulit hitam yang melingkar di lengan kanannya
"Dan aku sepertinya harus pergi sekarang," ujarnya bangkit dari duduk. "Aku harus mengejar deadline."

"Aku pergi dulu ya Bi," pamit Avi. "Nanti malam aku telepon."

"Aku yang akan menelponmu," ucap Abi mengoreksi.

"Maaf ya aku tidak bisa menemanimu makan siang," ucap Avi dengan wajah sedih.

"Tidak apa-apa. Lain waktu kau harus menemaniku."

"Baik boss," ucap Avi sambil memberinya salam hormat.

"Bye Bi," pamit Avi sambil mencium pipinya, kemudian berlalu pergi.

"Bye sayang," balas Abi tersenyum sambil mengelus pipinya yang barusan dicium kekasihnya.

Abi masih memandang punggung kekasihnya yang semakin lama semakin menjauh dan menghilang.

Abi menghembuskan napaspelan.

"Oh,sayang kau begitu baik, menggemaskan dan sempurna. Maaf aku telahmenyakitimu," ujar Abi yang menunjukkan raut wajah sedih dan penyesalan. 

***********

Sorry ya kalau ada typo, biasa lagi gaje penulisnya....hehehe

Jangan lupa ya vote sm commentnya biar ga gaje lagi.

Marrying Mr. DuRen (#wattys2017)Where stories live. Discover now