CHAPTER 8

108K 8.2K 145
                                    

Avi dan Arsen saat ini sedang dalam perjalanan menuju Hotel G&W untuk meeting dengan klien. Kali ini Avi ikut di mobil sport Arsen.

"Pak Raj serius nih ga mau ? Nanti saya habiskan loh," Avi menawarkan es krim vanila ke Arsen.

"Saya tidak mau, kamu habiskan saja," tolak Arsen.

"Pak Raj tidak suka es krim ya," Avi menyuap es krim kedalam mulutnya dengan lahap.

Arsen tersenyum geli melihat cara makan Avi. "Bukannya tidak suka, hanya lebih suka rasa coklat."

"Lalu kenapa bapak beli yang rasanya vanila kalau sukanya rasa coklat?. Apa bapak membelikan buat saya ya ?," goda Avi.

Arsen terdiam menghiraukan pembicaraan Avi.

Avi sedang menikmati es krim yang tadi dibelikan oleh supir Arsen, saat mereka akan pergi meeting ternyata bertemu dengan pak Ren di lobi.

"Makasih ya pak, es krimnya bener-bener berkhasiat," ucap Avi.

"Sama-sama, kemarin teh buatan kamu juga berkhasiat," jawab Arsen dengan tersenyum.

Kecanggungan melanda Arsen dan Avi.

"Habiskan," ucap Arsen saat melihat Avi hanya memegang cup es krimnya tidak menyentuhnya lagi.

"Eh iya pak," Avi gugup.

"Mobilnya bagus pak," Avi memecah keheningan.

"Terima kasih," Arsen tergugah dengan noda es krim yang menempel dibagian bawah bibir Avi.

Arsen menelan ludah. Sekali-kali dia melirik kearah bibir yang terkena es krim. Dia ingin menyentuhnya - membersihkannya - menjilatnya.

Arsen mengutuk dirinya, terutama dia mengutuk Juniornya yang mengeras hanya karena membayangkan menjilat bibir ranum Avi.

"Akhirnya sampai juga," ucap Avi.

Arsen memberhentikan mobilnya didepan lobi hotel. Petugas Vallet membuka pintu penumpang.
Saat Avi akan turun, lengannya ditahan Arsen.
"Ada apa pak?," tanya Avi dengan wajah heran.

"Hapus dulu noda es krimnya," ucap Arsen memandang kearah bibir Avi.

Avi mengernyitkan kening. Avi memandang Arsen yang terus menatap kearah bibirnya. Menyadari ada sesuatu di bibirnya, Avi mengelapnya tapi tidak menggunakan tangan melainkan dengan lidahnya.

Arsen menelan ludahnya.
Sial... brengsek, kenapa dia harus membersihkannya menggunakan lidah, batin Arsen bergejolak.

"Masih ada ga pak?," tanya Avi polos.

Avi tak tahu kalau Arsen saat ini sedang menahan birahinya agar tidak menyerang Avi dengan ciuman.

"Gunakan kaca," ucap Arsen dingin lalu keluar meninggalkan Avi yang masih berada didalam mobil.

Avi mengerutkan kening lalu mengambil cermin dari dalam tas, mengecek keadaan wajahnya.
Ada sisa es krim yang masih tertinggal.
Avi membersihkan noda yang menempel dibibirnya dengan tisu, lalu keluar dari mobil mengikuti Arsen yang sudah lebih dahulu berjalan menuju kafetaria.

Arsen menyapa seorang pria paruh baya dan wanita muda cantik yang sedang dirangkulnya. Dandanan wanita itu sangat menor dan pakaian yang digunakannya pun terlihat sangat ketat dan seronok, menunjukkan lekukan tubuhnya. Payudaranya saja hampir terlihat tumpah.

Arsen mengerutkan alis saat melihat Avi duduk di meja makan yang berbeda dengannya.

"Sedang apa kamu ?," tanya Arsen ketus.

Marrying Mr. DuRen (#wattys2017)Where stories live. Discover now