CHAPTER 13

139K 9.8K 266
                                    

Avi berjalan menuju pantai. Terlihat dari wajahnya seperti orang yang akan bunuh diri. Avi tidak memperdulikan sepatu dan bajunya yang basah.

Langkahnya mantap berjalan hampir menjauhi bibir pantai. Pantai yang kebetulan sepi mendukung untuk memberi kesempatan Avi menyendiri.

Avi tidak menyadari kalau tidak jauh dari Avi berdiri, seorang pria tampan mengikuti jejaknya.
Sepatu mahal buatan tangan brand terkenal dan setelan jas mahal merk Giorgio Armani yang baru saja dibelinya kemarin, basah dan terkena pasir.

Avi tidak berenang, ia hanya berdiri didalam air laut, setengah dari tubuhnya tenggelam. Tatapannya kosong. Avi berharap saat ombak kecil datang menerpanya, perasaan sedihnya akan tersapu ikut terbawa olehnya.

Hatinya sedih dan terluka.
Abi adalah lelaki pertama yang masuk dalam kehidupan percintaannya, lelaki yang selalu membuatnya nyaman, lelaki yang selalu ada saat dia sedang merasa kehilangan dan lelaki pertama yang pernah dikenalkannya dengan mamanya.

Air mata Avi menetes saat ia teringat mamanya. Mamanya yang selalu ada saat Avi bersedih dan menjadi bahu saat dia menangis.

Terbesit pikiran untuk menyusul mamanya.
Ketika pikiran itu hadir dibenak Avi sesuatu menggugahnya.

Seseorang bernyanyi.

Berjalan di tepi pantai
tertiup angin berhembus
sejukkan hati damaikan diri
melihat biru

Bersama telah dilewati
bersama telah dijalani
aku di sini 'kan bersamamu
t'lah ikat janji

Seorang pria dengan suaranya yang parau, serak dan fals bernyanyi dengan nada yang mampu menghancurkan gendang telinga seorang musisi.

Hidupku kan damaikan hatimu
diriku kan selalu menjagamu
ijinkan ku selalu bersamamu
kasihku padamu

Avi menengok ke arah pemilik suara. Datangnya dari sebelah kiri Avi.

Telah kuberikan semua
telah kurasakan bersama
sampai terhenti nafasku ini
hanyalah untukmu

Hidupku kan damaikan hatimu
diriku kan selalu menjagamu
ijinkan ku selalu bersamamu
kasihku padamu

(Caffeine - Hidupku kan Damaikan Hatimu)

Avi menganga saat mengetahui siapa penyanyi dadakan yang sudah merusak kesendiriannya.

"Pak Raj," seru Avi.

"Eh kamu disini Avi ?," tanya Arsen santai.

Avi mengernyit. Seharusnya dia yang bertanya kenapa Arsen bisa ada ditempat ini bersamanya.

"Bapak sendiri apa yang bapak lakukan disini ?," Avi memandang setelan jas Arsen yang sudah basah. Arsen tidak mungkin berenang dengan menggunakan baju lengkap seperti dirinya.

"Kau mau bunuh diri ya ?," tatapannya tajam.

Avi menggeleng cepat. "Tidak," sergah Avi. "Saya tidak mungkin segila itu pak. Saya masih muda, masih mau have fun, masih mau menikmati hidup. Selain itu saya juga belum menikah, belum merasakan yang namanya malam pertama. Kata orang-orang malam pertama itu enak, jadi saya mau merasakan itu dulu," jawab Avi enteng berjalan menuju pantai melewati Arsen yang menganga.

Avi tersenyum dikulum.

Arsen mengerutkan alis. Ia menggeleng-gelengkan kepala tak percaya mendengar curahan hati Avi mengenai malam pertamanya.

"Ayo pak nanti masuk angin lagi," ajak Avi yang masih melihat Arsen belum beranjak dari air laut.

"Saya tahu uang bapak banyak, tapi berenang juga ga harus menggunakan satu setel pakaian kerja kali pak, sama sepatu segala lagi. Takut hilang ya pak," ucap Avi sarkasme.

Marrying Mr. DuRen (#wattys2017)Where stories live. Discover now